tag:blogger.com,1999:blog-35353733014692457472024-02-21T02:06:16.788-08:00MuallimatMuallimat merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab yang memaknai kata perempuan muslim atw muslimat, jadi judul ini pas dengan situs blog ini. Para blogger, jika ingin lebih jauh mengenal muallimat silahkan baca semua isixUnknownnoreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-87486485245915953732009-09-14T20:04:00.001-07:002009-09-14T20:04:40.906-07:00Materi Kesehatan: Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak<span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">Tinjauan Tentang Minat Belajar Anak</span></b></span><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1. Pengertian Minat</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dalam hal ini penulis mengemukakan beberapa pendapat tentang minat :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Minat adalah merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dari pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa minat adalah gejala phisikis yang timbul dari perpaduan keinginan dan kemauan yang ada pada diri seseorang, yang direalisasikan atau di ekspresikan dengan adanya perasaan senang yang menyebabkan adanya perhatian terbesar terhadap suatu obyek, sehingga orang tersebut mempunyai kecenderungan hati untuk berbuat sesuatu terhadap obyek tersebut.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa ; terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat itu merupakan proses terjadinya yang didahului oleh perasaan senang dan perhatian terhadap suatu obyek, sehingga terjadi kecenderungan untuk berbuat sesuatu atas obyek tersebut.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagai indikator bahwa orang itu sedang mengalami rasa senang dan ada perhatian terhadap suatu obyek, maka kita bisa beranalogi pada persyaratan Imam Al-Ghazali ra. yang menerangkan tentang tanda-tanda orang yang cinta kepada Allah SWT adalah sebagai berikut :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1. Orang yang cinta kepada Allah orang itu ingin mendekatkan dirinya kepada-Nya. Pernyataan ini jika dianalogkan dengan pembahasan ini, bahwa seseorang akan berusaha untuk melibatkan diri dalam lembaga pendidikan yang dia senangi, misalnya dengan cara menyekolahkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan tersebut.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2. Orang yang cinta kepada Allah dia akan suka rela berkurban untuk Allah. Dalam hubungannya dengan pembahasan ini pengertian tersebut dapat diartikan bahwa apabila seseorang tertarik pada suatu pendidikan, maka dia akan rela memberikan sumbangan baik moril maupun spritual demi kelancaran pelaksanaan pendidikan tersebut.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3. Orang yang cinta kepada Allah dia akan cinta pula kepada orang-orang yang berbakti kepadanya, sehubungan dengan permbahasan ini, bahwa orang yang cinta terhadap suatu lembaga pendidikan tertentu maka dia akan menyenangi dan menghormati para pendidik tersebut menjadi contoh dan suri tauladan bagi para peserta didik dan wali murid.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Adapun pengaruh minat terhadap perkembangan seseorang sebagai berikut :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Minat mempengaruhi bentuk dan intensitas cita-cita.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Minat dapat berfungsi sebagai tenaga pendorong yang kuat.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3) Minat yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">4) Minat dapat menimbulkan kepuasan dalam suatu pekerjaan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2. Pengertian Belajar</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya ada pula yang mendefinisikan bahwa belajar adalah “berubah”. dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi dengan belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar siswa. dalam hal ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Belajar pada hakekatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Belajar memerlukan proses dan pemantapan serta kematangan diri siswa.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam atas dasar kebutuhan atau kesadaran (instrinsic motivation), lain halnya belajar dengan karena rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">d. Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">e. Kemambuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">f. Belajar dapat melakukan tiga cara :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Diajar secara langsung.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain-lain)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3) Pengenalan dan/atau peniruan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">g. Belajar melalui praktek atau mengalami secara langsung aakn lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara berfikir kritis dan lain-lain, bila dibandingkan dengan belajar hafalan saja.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">h. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajar yang bersangkutan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">i. Bahan pelajaran yang bermakna atau berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahun, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">k. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Adapun faktor-faktor yang menentukan belajar anak, diantaranya :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Faktor luar atau eksternal, faktor yang berasal dari luar individu (siswa yang meliputi)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Faktor Lingkungan</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Faktor luar dapat berasal dari lingkungan alami maupun dari lingkungan sosial. Lingkungan alami (berasal dari alam) dapat berupa keadaan suhu, kelembaban udara, cuaca dan sebagainya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan yang terjadi dikeluarga, sekolah, maupun masyarakat.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a) Lingkungan Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam menentukan keberhasilan belajar seorang anak.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b) Lingkungan Sekolah yang dimaksud dalam pembahasan skripsi adalah segenap unsur yang ada dalam suatu lembaga pendidikan yang dapat mempengaruhi timbulnya belajar seseorang terhadap penyelenggaraan pendidikan pada lembaga tersebut, umumnya seseorang sebelum memilih jenis lembaga pendidikan yang akan digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan, ia cenderung ingin mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur yang ada pada lembaga pendidikan tersebut, sehingga unsur-unsur itulah yang menentukan tertarik tidaknya seseorang terhadap pendidikan yang dikelolahnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c) Lingkungan Masyarakat dimana dalam lingkungan masyarakat ini adanya interaksi individu antara satu dengan yang lainnya, keadaan masyarakat mempunyai pengaruh tertentu terhadap perkembangan anak, seseorang yang hidupnya dalam masyarakat Desa akan mempunyai perbedaan dalam segi pola pikir, cita-cita maupun pandangannya dengan seseorang yang hidup dikota, dengan adanya perbedaan tersebut akan memiliki kecenderungan yang berbeda pula dalam membina, mengarahkan anggota keluarganya, termasuk juga dalam memilih jenis pendidikan untuk anak-anak.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Faktor Instrumental</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Faktor instrumental adalah faktor yang sengaja dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan, dan berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, sebab faktor instrumental merupakan sarana pokok untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah. yang termasuk faktor instrumental antara lain : Kurikulum, program, sarana dan fasilitas sekolah, tata tertib, pedoman-pedoman belajar, dan lain-lain.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Faktor Dalam atau Internal</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Kondisi Fisiologis</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kondisi Fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan keadaan fisik atau kesehatan badan siswa, termasuk keadaan panca indera, yakni penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Alat-alat panca indera tersebut menghubungkan manusia dengan dunia luar melalui urat-urat syaraf yang tersusun sangat komplek dan bekerja dengan kecermatan sangat tinggi. Rangsangan-rangsangan yang datang akibatnya adanya proses belajar diterima oleh alat-alat indera tersebut dan akan diolah menjadi konsep sebagai hasil belajar.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kondisi Psikologis</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a) Perhatian</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b) Pengamatan</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Suatu cara mengenal dunia riil, baik dirinya sendiri maupun lingkungan dengan segenap panca indera. Jadi dalam belajar itu unsur keseluruhan jiwa dengan segala panca inderanya harus bekerja untuk mengenal pelajaran tersebut.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c) Tanggapan</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Tanggapan yaitu gambaran atau bekas yang tinggal dalam ingatan setelah orang melakukan pengamatan. Tanggapan itu akan memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa setiap siswa.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">d) Fantasi</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Yang dimaksud dengan fantasi adalah sebagai kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru berdasarkan atas tanggapan yang ada, atau dapat dikatakan sebagai suatu fungsi yang memungkinkan individu untuk berorientasi dalam alam imajiner, menerobos dunia realitas. Dengan fantasi ini maka dalam belajar maka akan memiliki wawasan yang lebih longgar karena didik untuk memahami diri atau pihak lain.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">e) Ingatan</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Secara teoritis ingatan akan berfungsi ; (1) mencamkan atau menerima kesan-kesan dari luar, (2) menyimpan kesan, (3) memproduksi kesan. Oleh karena itu ingatan akan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan, lupa sebagai gejala psikologis yang selalu ada.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">f) Berfikir</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Berfikir merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis dan menarik kesimpulan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">g) Minat</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Minat adalah atau interest adalah banyak sedikitnya kesadaran dan perhatian yang menyertai suatu aktivitas yang sedang dilakukan. Pengaruh minat terhadap prestasi belajar sangat besar, semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu pelajaran, semakin tinggi minat seseorang terhadap suatu pelajaran, semakin tinggi pula keaktifan untuk belajar dan meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat seseorang terhadap sesuatu pelajaran, maka secara otomatis prestasinya menurun</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kecerdasan</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Hasil pengukuran kecerdasan biasanya dinyatakan dengan angka yang menunjukkan perbandingan kecerdasan, yang terkenal dengan IQ (Inteleqensi Quoetient). Berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan yang erat antara IQ dengan belajar siswa. Oleh sebab itu, Informasi mengenai taraf kecerdasan siswa merupakan hal yang sangat berharga untuk memperkirakan kemampuan belajar siswa yang bersangkutan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">h) Bakat</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Disamping Inteleqensi Quoetient, bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Faktor bakat mencakup faktor-faktor yang sudah ada sejak lahir, yang mempunyai kecenderungan untuk mengembangkan diri dalam suatu kecakapan-kecakapan tertentu.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Telah terjadi kenyataan bahwa siswa yang belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya, mempunyai kemungkinan yang besar dalam upaya mencapai prestasi belajar yang baik. Seorang anak yang berbakat mempunyai kualifikasi potensial yang tinggi dalam bidangnya, maka ia mampu mencapai belajarnya pula.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">i) Motivasi</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Peranan motivasi sangat penting dalam proses belajar. Bahkan dapat dikatan motivasi merupakan faktor penentu keberhasilan belajar atau belajar siswa.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Secara umum motivasi dibagi menjadi dua, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya rangsangan atau bantuan orang lain. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul akibat adanya bantuan dari luar diri siswa. Ada beberapa hal yang mendorong siswa untuk belajar, yakni :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(2) Adanya sifat kreatif pada orang yang belajar dan adanya keingin untuk selalu maju.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-temannya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperatif maupun dengan kompetisi</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">(6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">j) Kemampuan Kognitif</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Kemampuan kognitif pertama adalah persepsi, ingatan dan berfikir. Persepsi adalah bayangan yang tinggal didalam ingatan setelah siswa melakukan pengamatan. Dan ingatan dapat didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan. Sedangkan berfikir adalah proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut prosesnya, meliputi pembentukan pengertian, pendapatan, dan kesimpulan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3. Hal-hal yang memungkinkan memperkembangkan minat belajar pada anak.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Minat tidak hanya mempunyai arti penting sebagai landasan konsentrasi melainkan lebih daripada itu juga, akan memperjelas kaitan antar butir-butir soal dalam pikiran seseorang dan memperkokoh ingatannya. Adapun mengenai cara atau hal-hal yang dapat mengembangkan minat antara lain :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Seseorang hendaknya memikirkan bagaimana dan mengapa mata pelajaran itu penting bagi pendidikan umumnya. Misalkan Computer mungkin tidak menarik bagi seseorang tetapi kalau ia ingin mengetahui informasi didunia maka sedikit banyak computer akan menolongnya, contoh lain kimia mungkin tidak menarik bagi seseorang mahasiswa ilmu sosial, tetapi kalau ia ingin tahu tentang obat-obatan maka sedikit kimia akan berguna. Jadi lingkungan keanekaan minat seseorang membantunya memahami dunia modern.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Seseorang hendaknya memikirkan bagaimana mata pelajaran lainnya atau dengan waktu, tempat, masalah dan tujuan yang lain. Suatu contoh sejarah kuno mempunyai hubungan dengan peristiwa–peristiwa dewasa ini, Ilmu Filsafat mempunyai hubungan erat dalam banyak hal, Ilmu Matematika, berguna dalam ilmu ekonomi sedangkan psikologi dan sosiologi tercermin dalam kesusastraan, sesuatu pelajaran yang tampaknya tidak menarik kalau berdiri sendiri ternyata dapat sangat menarik dalam hubungannya dengan mata pelajaran lainnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c. Minat bergantung pada pemahaman oleh karena itu untuk memelihara minat dan kosentrasi seseorang hendaknya melakukan studi secara teratur dan tidak takut untuk menanyakan persoalan-persoalan atau mencari bantuan mengenai soal apa saja yang tidak dipahami.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">4. Ajaran Islam Tentang Orang Tua dan Pendidikan Anak.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Islam memerintahkan kaum muslimin agar menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan. Mengejar pendidikan merupakan kewajiban bagi setiap pemeluk Islam baik laki-laki maupun wanita. Ada beberapa tempat penyelenggaraan pendidikan agama, salah satunya dalam lingkungan keluarga (di rumah) yang dilaksanakan oleh orang tua.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Banyak alasan mengapa pendidikan agama di rumah tangga adalah paling penting. Alasan yang pertama, pendidikan di tiga tempat lainnya yaitu masyarakat, rumah ibadah dan sekolah frekuensinya rendah. pendidikan agama di masyarakat hanya berlangsung beberapa jam saja setiap minggu, di rumah ibadah seperti masjid, juga waktunya tidak lama (sebentar), sedangkan di sekolahan hanya dua jam pelajaran setiap minggu.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Alasan yang kedua, dan ini paling penting, inti pendidikan agama ialah penanaman iman. Penanaman iman itu hanya mungkin dilaksanakan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari dan itu hanya mungkin dilakukan di rumah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dilihat dari ajaran Islam, anak adalah amanat Allah. amanat adalah sesuatu yang wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tidaklah kecil. Bahkan para orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anak mereka, karenanya tidaklah diragukan bahwa tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan fitrah yang telah dikodratkan Allah SWT. kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah merupakan amanah Allah yang dibebankan kepada mereka.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Di samping itu pangkal ketentraman Secara umum tanggung jawab itu ialah berusaha mendewasakan anak. Dalam mendewasakan anak yang terpenting adalah menanamkam nilai-nilai dasar yang akan mewarnai bentuk kehidupan anak itu pada kehidupan selanjutnya. Secara umum tentang ini di dalam Al - Qur’an diperjelas sebagaimana firman Allah :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">﴾٦:ﻢﻴﺭﺤﺘﻟﺍ﴿ ﺓﺭ ﺎﺠﺣﻠﺍﻮ ﺲﺎﻧﻠ ﺍ ﺎﻫﺩﻭﻘﻮ ﺍﺭﺎﻧ ﻡﻜﻴﻠﻫﺍﻮ ﻢﻜﺴﻓﻧﺍ ﺍﻮﻗ ﺍﻮﻧﻣﺍ ﻦﻳﺬﻠﺍ ﺎﻬﻴﺍﺎﻳ</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ayat diatas mengajarkan kepada orang-orang yang beriman agar menjaga diri mereka dan keluarganya dari siksaan api neraka, yaitu siksaan Tuhan yang akan ditimpakan di neraka kepada orang-orang yang berbuat dosa di dunia. Yang dimaksudkan dengan menjaga dalam ayat diatas adalah dengan selalu mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dengan cara melaksanakan perintah-perintah Tuhan serta tidak mengerjakan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebagaimana telah dijelaskan diatas, bahwa taggung jawab anak berada pada orang tua baik terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat sekitar lebih-lebih terhadap Tuhan. Oleh karena itu, memelihara dan memenuhi serta melaksanakan amanat Allah adalah suatu kewajiban. Sebagai konsekwensinya, hendaknya bersedia berkorban baik tenaga, fikiran maupun harta demi terlaksananya amanat Allah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Anak merupakan amanat Allah yang harus kita perhatikan, baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya. Kebutuhan jasmani adalah merupakan usaha mempertahankan hidup dan hubungan dengan sesamanya, misalnya makanan, pakaian dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan rohani yaitu usaha membentuk manusia-manusia berpribadi, luhur budi pekerti, berguna bagi nusa dan bangsa, misalnya memberikan pendidikan baik tentang agama maupun umum. Disinilah nampak kepentingan manusia terhadap agama dan pendidikan. Dengan demikian kewajiban orang tua ialah memberikan pengertian agama dan mendidik anak-anaknya, terutama dalam menanamkan nilai-nilai akhlak baik terhadap anak, diantaranya :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">a. Nilai akhlak baik sebelum anak lahir (masa pranatal)</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Nilai akhlak baik sebelum bayi lahir yang dimaksud, ketika si Ibu hamil, tetap dianjurkan supaya kondisinya tetap terpelihara, baik phisiknya maupun jiwanya karena ibu dengan janinnya ada hubungan kesatuan kondisi yang disebutkan dalam Ilmu Jiwa perkembangan sebagai hubungan unitas. Subtansi pisik dan psikis ibu selalu mengalir pula kepada janinnya. Begitu juga gangguan pisik dan psikis Ibu, misalnya gangguan kesehatan atau gangguan emosional yang serius akan mengganggu pula kondisi janinnya, dengan sendirinya nilai-nilai tindakan ibu ketika hamil, tertanam pada janinnya yang selanjutnya akan berkembangan setelah ia lahir.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Hal yang paling baik dilakukan oleh orang tua ketika anak masih dalam kandungan ialah selalu berbuat baik karena nilai kebaikan itu selalu mengalir ke dalam tubuh janin.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">b. Nilai akhlak baik pada bayi (masa vital) dan masa kanak-kanak</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Memang bayi yang berumur kurang dari 2 tahun belum bisa dibimibing berbuat, baik, tetapi sebenarnya sudah ditanamkan padanya nilai-nilai akhlak mulai dengan cara memperdengarkan dan memperlihatkannya kesan yang baik. Potensi kepekaan bayi menerima rangsangan memudahkan dapatnya diberi bimbingan secara tidak langsung. Kepekaan bayi dapat ditandai dengan sikapnya gampang terkejut dan tertarik melihat kejadian-kejadian yang ada disekelilingnya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Ketika anak berumur antara 4 – 5 tahun, masa ini juga termasuk periode sekolah taman kanak-kanak (TK) yang tidak terlalu jauh berbeda dengan pelaksanaan pendidikan dirumah tangga ; yaitu hanya menitik beratkan pembiasaan anak, belum mengarah kepada pembentukan sikap intelektual anak seperti di Sekolah Dasar (SD).</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Cara membina akhlak anak pada masa trotzalter (masa transisi), antara lain :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Selalu mengikut-sertakan anak dalam acara-acara keagamaan dan hiburan-hiburan yang bersifat konstruktif.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Membiasakan anak mengucapkan perkataan yang baik dan membiasakan pula berlaku jujur dan bertanggung jawab</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3) Memperlihatkan sikap senang kepadanya bila perbuatannya baik dan memperlihatkan sikap tidak setuju bila perbuatannya salah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">4) Tidak boleh bertengkar di mana anak itu berada, baik antara suami-isteri maupun antara orang lain. Karena cara seperti itu akan dicontoh oleh anak secara imitatif (secara taklid).</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">5) Tidak boleh memerintahkan anak berbuat sesuatu yang tidak disanggupinya. Dan kalau memerintahkan sesuatu padanya, diusahakannya supaya ia bisa mengerjakannya dengan baik, bukan cara sembrono.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">6) Tidak boleh membohongi anak karena cara seperti itu menambah kebingunan anak. Kalaupun dibohongi karena situasi terpaksa, diusahakan agar cara seperti itu tidak akan diketahuinya. Karena bila ia tahu, akan menaruh ketidak-percayaan terhadap orang tuanya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">c. Nilai Akhlak Baik pada anak periode intelektual</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Masa intelektual menurut ahli jiwa anak, yaitu umur 6 – 12 tahu.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Dapat dikemukakan sebagian cara-cara yang harus dilakukan orang tua dalam membimbing akhlak anaknya pada masa intelektual yaitu :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Membiasakan anak selalu beribadah dan mengikut-sertakan dalam cara-cara keagamaan.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Selalu mengingatkan anak ketika hendak berangkat ke sekolah dan ketika ia pulang agar selalu berbuat baik.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3) Tetap mengawasi pergaulan anak ketika bermain dengan temannya dan dilarang bersama-sama dengan anak yang nakal ke sekolah dan ketika ia pulang agar selalu berbuat baik.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">4) Menitipkan kepada gurunya agar menegur anak tersebut bila kurang baik tingkah tingkah lakunya dan melaporkan kepada orang tuanya bila guru tidak bisa mengatasinya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">5) Selalu mengontrol buku-buku bacaan anak karena kadang-kadang ia menemukan dari teman-temannya buku-buku yang bisa merusak akhlaknya. Dan membiasakannya senang membaca buku-buku agama, sejarah pahlawan bangsa, ilmu-ilmuwan yang terkemuka dan melihat gambar-gambar yang bisa merangsang dirinya berbuat luhur dan sebagainya.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">d. Memberikan bimbingan akhlak baik pada anak remaja</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Pada masa ini pula diawali oleh masa pancaroba atau masa remaja dimulai dengan kematangan fungsi jasmani (Kematangan biologis) berupa kematangan kelenjar kelamin yang didahuli oleh keadaan anak yang tidak menentu yang kadang-kadang terlalu ego, tidak sopan, kasar, bandel, malas, dan canggung. Kemudian berubah lagi keadaannya menjadi stabil; yaitu mereka sudah bisa membandingkan masa yang lalu dengan yang sekarang disertai dengan minat yang terarah pada hal-hal yang kongrit. Karena itu, anak remaja disebut sebagai fragmatis karena minatnya terarah kepada kegunaan-kegunaan tehnis, tidak tertarik kepada teori-teori yang bersifat abstrak.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">e. Memberikan bimbingan akhlak baik pada anak yang sudah dewasa</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Sebenarnya membimbing akhlak anak yang sudah dewasa tidak sulit asalkan sudah tertanam padanya nilai-nilai agama dan akhlak sejak kecil. Dan yang sulit bila tidak pernah tersentuh oleh bimbingan dari orang dewasa hingga ia mencapai umur kedewasaan. Anak yang seperti itu merasa mempunyai prinsip tersendiri yang kadang-kadang berlainan dengan prinsip orang lain dan merasa dirinya sudah sanggup mencari sesuatu yang dipandangnya baik, padahal, sama sekali bertentangan dengan norma-norma agama agama dan kemasyarakatan. Karena itu, cara yang harus digunakan oleh orang tua membimbing akhlak anak yang sudah dewasa, sebagai berikut :</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">1) Orang tua selalu memberikan keterangan tentang akhlak pada anak dengan memakai pendekatan argumentatif karena menghadapi anak yang sudah kritis.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">2) Jangan lupa menunjukan buku-buku agama dan bacaan-bacaan yang memuat masalah akhlak dan mengarahkan agar selalu mengamalkan tuntunan yang telah didapatkannya dalam buku-buku bacaan itu.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">3) Agar orang tua selalu mengontrol segala tingkah lakunya dan menasehati bila ternyata perbuatannya menyimpang dari kebenaran.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-23910744067741729592009-09-14T20:02:00.001-07:002009-09-14T20:03:04.899-07:00Materi Kesehatan: Mengajar Bayi Metode Glenn Doman<span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">Mengajar Bayi Metode Glenn Doman</span></b></span><div style="text-align: justify;">Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun dan mereka menyukainya.</div><div style="text-align: justify;">Tahun 1961 satu tim ahli dunia yang terdiri atas, dokter, spesialis membaca, ahli bedah otak dan psikolog mengadakan penelitian “Bagaimana otak anak-anak berkembang?”. Hal ini kemudian berkembang menjadi satu informasi yang mengejutkan mengenai bagaimana anak-anak belajar, apa yang dipelajari anak-anak, dan apa yang bisa dipelajari anak-anak.</div><div style="text-align: justify;">Hasil penelitian juga mendapatkan, ternyata anak yang cedera otak-pun dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda lagi. Jelaslah bahwa ada sesuatu yang salah pada apa yang sedang terjadi, pada anak-anak sehat, jika di usia ini belum bisa membaca.</div><div style="text-align: justify;">Penelitian tentang Otak Anak</div><div style="text-align: justify;">Bagi otak tidak ada bedanya apakah dia ‘melihat’ atau ‘mendengar’ sesuatu. Otak dapat mengerti keduanya dengan baik. Yang dibutuhkan adalah suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan perkataan itu cukup besar dan cukup jelas untuk dilihat mata sehingga otak dapat menafsirkan. Kalau telinga menerima rangsang suara, baik sepatah kata atau pesan lisan, maka pesan pendengaran ini diuraikan menjadi serentetan impuls-impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang bisa melihat untuk disusun dan diartikan menjadi kata-kata yang dapat dipahami.</div><div style="text-align: justify;">Begitu pula kalau mata melihat sebuah kata atau pesan tertulis. Pesan visual ini diuraikan menjadi serentetan impuls elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat, untuk disusun kembali dan dipahami. Baik jalur penglihatan maupun jalur pendengaran sama-sama menuju ke otak dimana kedua pesan ditafsirkan otak dengan proses yang sama.</div><div style="text-align: justify;">Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak:</div><div style="text-align: justify;">1. Sikap dan pendekatan orang tua</div><div style="text-align: justify;">Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus ada pendekatan yang menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan yang bagus sekali.</div><div style="text-align: justify;">Belajar adalah:</div><div style="text-align: justify;">- Hadiah, bukan hukuman</div><div style="text-align: justify;">- Permainan yang paling menggairahkan, bukan bekerja</div><div style="text-align: justify;">- Bersenang-senang, bukan bersusah payah</div><div style="text-align: justify;">- Suatu kehormatan, bukan kehinaan</div><div style="text-align: justify;">2. Membatasi waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul singkat. Hentikan permainan ini sebelum anak itu sendiri ingin menghentikannya.</div><div style="text-align: justify;">Bahan yang sesuai:</div><div style="text-align: justify;">a. bahan-bahan dibuat dari kertas putih yang agak kaku (karton poster)</div><div style="text-align: justify;">b. kata-kata yang dipakai ditulis dengan spidol besar</div><div style="text-align: justify;">c. tulisannya harus rapi dan jelas, model hurufnya sederhana dan konsisten</div><div style="text-align: justify;">Tahap-tahap mengajar:</div><div style="text-align: justify;">TAHAP PERTAMA : (perbedaan penglihatan)</div><div style="text-align: justify;">Mengajarkan anak anda membaca dimulai menggunakan hanya lima belas kata saja. Jika anak anda sudah mempelajari 15 kata ini, dia sudah siap untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain.</div><div style="text-align: justify;">1. Ukuran karton : tinggi 15 cm, panjang 60 cm</div><div style="text-align: justify;">2. Ukuran huruf, tinggi 12,5 cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf berjarak kira-kira 1,25 cm</div><div style="text-align: justify;">3. Huruf berwarna merah</div><div style="text-align: justify;">4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital)</div><div style="text-align: justify;">5. Buatlah hanya 15 kata, misal : IBU (UMMI/MAMA/BUNDA), BAPAK (ABI/PAPA/AYAH)</div><div style="text-align: justify;">6. Ke-15 kata-kata pertama harus terdiri dari kata-kata yang paling dikenal dan paling dekat dengan lingkungannya yaitu nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, atau sesuatu yang dianggap penting untuk diketahui oleh sang anak.</div><div style="text-align: justify;">Hari Pertama</div><div style="text-align: justify;">Gunakan tempat bagian rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda yang dapat mengalihkan perhatian, baik pendengarannya maupun penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan.</div><div style="text-align: justify;">1. Tunjukkan kartu bertuliskan IBU/AYAH atau yang lainnya</div><div style="text-align: justify;">2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya</div><div style="text-align: justify;">3. Katakan dengan jelas ‘ini bacaannya IBU/AYAH’</div><div style="text-align: justify;">4. Jangan jelaskan apa-apa</div><div style="text-align: justify;">5. Biarkan dia melihatnya tidak lebih dari 1 detik</div><div style="text-align: justify;">6. Tunjukkan 4 kartu lainnya dengan cara yang sama</div><div style="text-align: justify;">7. Jangan meminta anak mengulang apa yang anda ucapkan</div><div style="text-align: justify;">8. Setelah kata ke-5, peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih sayang dengan cara yang menyolok</div><div style="text-align: justify;">9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam</div><div style="text-align: justify;">Hari Kedua</div><div style="text-align: justify;">1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali</div><div style="text-align: justify;">2. Tambahkan lima kata baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang hari kedua. Jadi ada 6 pelajaran</div><div style="text-align: justify;">3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda</div><div style="text-align: justify;">4. Jangan lakukan test, belum waktunya !</div><div style="text-align: justify;">Hari Ketiga</div><div style="text-align: justify;">1. Lakukan seperti hari ke-2</div><div style="text-align: justify;">2. Tambahkan lima kata baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9 pelajaran</div><div style="text-align: justify;">Hari keempat, kelima, keenam ulangi seperti hari ketiga tanpa menambah kata-kata baru.</div><div style="text-align: justify;">Hari Ketujuh</div><div style="text-align: justify;">Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:</div><div style="text-align: justify;">1. Pilih kata kesukaannya</div><div style="text-align: justify;">2. Tunjukkan kepadanya dan ucapkan denga jelas ‘ini apa?’</div><div style="text-align: justify;">3. Hitung dalam hati sampai sepuluh, Jika anak anda mengucapkan, pastikan anda gembira dan tunjukkan kegembiraan anda Jika anak anda tidak memberikan jawaban atau salah, katakan dengan gembira apa bunyi kata itu dan teruskan pelajarannya.</div><div style="text-align: justify;">Ancaman</div><div style="text-align: justify;">Kebosanan adalah satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan. “Mengajarnya terlalu lambat akan lebih cepat membuatnya bosan daripada mengajarnya terlalu cepat”</div><div style="text-align: justify;">Pada tahap pertama ini, dua hal luar biasa telah anda lakukan:</div><div style="text-align: justify;">1. Dia sudah melatih indera penglihatan, dan yang lebih penting: dia telah melatih otaknya cukup baik untuk dapat membedakan bentuk tulisan yang satu dengan yang lainnya.</div><div style="text-align: justify;">2. Dia sudah menguasai salah satu bentuk abstraksi yang paling luar biasa dalam hidupnya: dia dapat membaca kata-kata. Hanya ada satu lagi abstraksi besar harus dikuasainya, yaitu huruf-huruf dalam abjad.</div><div style="text-align: justify;">TAHAP KEDUA : (kata-kata diri)</div><div style="text-align: justify;">Kita mulai mengajarkan anak membaca dengan menggunakan kata-kata ‘diri’ karena anak memang mula-mula mempelajari badannya sendiri.</div><div style="text-align: justify;">1. Ukuran karton 12,5 tinggi dan 60 cm panjang</div><div style="text-align: justify;">2. Ukuran huruf 10 cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm</div><div style="text-align: justify;">3. Huruf dan warna seperti tahap pertama</div><div style="text-align: justify;">4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya: tangan kaki gigi jari kuku lutut mata perut</div><div style="text-align: justify;">lidah pipi kuping dagu dada leher paha siku hidung jempol rambut bibir</div><div style="text-align: justify;">5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di tahap awal, ambil masing-masing 1 kata lama dan tambahkan dengan 1 kata baru di tahap kedua</div><div style="text-align: justify;">6. Dari 20 kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2 kelompok kata masing-masing 5 kata</div><div style="text-align: justify;">7. Jadi sekarang anda memiliki:</div><div style="text-align: justify;">- 3 kelompok kata dari tahap pertama yang sudah ditambah kata-kata baru</div><div style="text-align: justify;">- 2 kelompok kata baru dari tahap kedua</div><div style="text-align: justify;">- total 5 kelompok kata = 25 kata</div><div style="text-align: justify;">8. Lakukan seperti tahap pertama</div><div style="text-align: justify;">9. Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kelompok dengan kata baru, sehingga anak mempelajari 5 kata baru.</div><div style="text-align: justify;">10. Setelah itu setiap hari ganti 1 kata lama dari masing-masing kelompok data dengan 1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak belajar 5 kata baru masing-masing satu dalam setiap</div><div style="text-align: justify;">kelompok kata, dan 5 kata lama diambil setiap harinya.</div><div style="text-align: justify;">TIPS:</div><div style="text-align: justify;">1. Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan yang sama secara berurutan, misalnya ‘lidah’ dengan ‘lutut’</div><div style="text-align: justify;">2. Anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan cara yang persis sama kalau anda mengajarnya berbicara</div><div style="text-align: justify;">3. Ingat, membaca bukan berbicara</div><div style="text-align: justify;">4. Usaha mengajar bayi membaca dapat membaca dapat mempercepat berbicara dan memperluas perbendaharaan kata.</div><div style="text-align: justify;">TAHAP KETIGA : (kata-kata ‘rumah’)</div><div style="text-align: justify;">Sampai tahap ini, baik orang tua maupun anak harus melakukan permainan membaca ini dengan kesenangan dan minat besar. Ingatlah bahwa anda sedang menanamkan cinta belajar dalam diri anak anda, dan kecintaan ini akan berkembang terus sepanjang hidupnya. Lakukan permainan ini dengan gembira dan penuh semangat.</div><div style="text-align: justify;">1. Ukuran karton 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang</div><div style="text-align: justify;">2. Ukuran huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat</div><div style="text-align: justify;">3. Huruf dan warna seperti tahap tahap kedua</div><div style="text-align: justify;">4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2</div><div style="text-align: justify;">suku kata, misalnya: kursi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga,</div><div style="text-align: justify;">jendela, dll</div><div style="text-align: justify;">5. Gunakan cara pada tahap kedua dengan setiap hari menambah</div><div style="text-align: justify;">5 kata baru dari tahap ke tiga</div><div style="text-align: justify;">6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya: piring, gelas,</div><div style="text-align: justify;">topi, baju, jeruk, celana,sepatu, dll.</div><div style="text-align: justify;">7. Setelah itu masukkan kata perbuatan, misalnya: duduk,</div><div style="text-align: justify;">berdiri, tertawa, melompat, membaca, dll</div><div style="text-align: justify;">8. Pada tahap kata perbuatan , agar lebih menarik, sambil</div><div style="text-align: justify;">menunjukkan kata tersebut, anda praktekkan sambil katakana ‘Ibu</div><div style="text-align: justify;">melompat’, ‘kakak melompat’, dsb</div><div style="text-align: justify;">TAHAP KEEMPAT :</div><div style="text-align: justify;">1. Ukuran kartu 4 cm tinggi dan 20 cm panjang</div><div style="text-align: justify;">2. Ukuran huruf 5 cm</div><div style="text-align: justify;">3. Huruf kecil, warna hitam</div><div style="text-align: justify;">4. Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan misalnya</div><div style="text-align: justify;">‘ini’ dan kata ‘bola’ menjadi ‘ini bola’.</div><div style="text-align: justify;">5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari.</div><div style="text-align: justify;">TAHAP KELIMA : (susunan kata dalam kalimat)</div><div style="text-align: justify;">1. Pilihkan buku sederhana dengan syarat :</div><div style="text-align: justify;">Perbendaharaan kata tidak lebih dari 150 kata Jumlah kata dalam 1 halaman tidak lebih dari 15-20 kata</div><div style="text-align: justify;">Tinggi huruf tidak kurang dari 5 mm</div><div style="text-align: justify;">Sedapat mungkin teks dan gambar terpisah.</div><div style="text-align: justify;">Carilah yang mendekati persyaratan tersebut</div><div style="text-align: justify;">2. Salinlah kata-kata yang ada setiap halaman tersebut ke dalam satu kartu kira-kira ukuran 1 kertas A4. Huruf hitam, ukuran tinggi huruf 2,5 cm. Jumlah kartu ’susunan kata-kata’ sama dengan jumlah halaman buku. Ukuran kartu harus sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda sudah mempunyai kartu-kartu dengan kata-kata yang ada dalam setiap halaman buku yang akan dibaca anak. Lubangi sisi kartu-kartu untuk dijilid menjadi sebuah buku yang isinya sama namun ukurannya lebih besar.</div><div style="text-align: justify;">3. Bacakan kartu demi kartu pelan-pelan, sehingga anak belajar kalimat demi kalimat.</div><div style="text-align: justify;">4. Bacakan dengan ekspresi sesuai dengan kalimat bacaan.</div><div style="text-align: justify;">5. Lakukan secara rutin, minimal 5 kartu sebanyak 3 kali selama 5 hari.</div><div style="text-align: justify;">6. Ketika membaca kartu pada hari lainnya, kartu yang lama sebaiknya diulang. Setelah selesai kartu-kartu dibaca, simpanlah beurutan di dalam sebuah map atau dibinding deperti buku.</div><div style="text-align: justify;">7. Pada saat selesai 1 buku, berilah ijazah yg ditandatangani ibu, yg menyatakan bahwa pada hari ini, tanggal ini, pada usia anak sekian, telah selesai dibaca buku ini.</div><div style="text-align: justify;">TAHAP KEENAM : (susunan kata dalam kalimat)</div><div style="text-align: justify;">Pada tahap ini, anak sudah siap membaca buku yg sebenarnya, karena dia sudah 2 kali melakukan hal itu. Perbedaan ukuran huruf dari 5 cm (Tahap 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat berarti khususnya bagi anak yang masih sangat muda, karena itu juga berarti anda membantu mendewasakan dan memperbaiki indera penglihatannya.</div><div style="text-align: justify;">Kunci Keberhasilan</div><div style="text-align: justify;">1. Jangan membosankan anak</div><div style="text-align: justify;">2. Jangan memaksa anak</div><div style="text-align: justify;">3. Jangan tegang</div><div style="text-align: justify;">4. Jangan mengajarkan abjad terlebih dahulu</div><div style="text-align: justify;">5. Bergembiralah</div><div style="text-align: justify;">6. Ciptakan cara baru</div><div style="text-align: justify;">7. Jawablah semua pertanyaan anak</div><div style="text-align: justify;">8. Berilah buku bacaan yang bermutu</div><div style="text-align: justify;">Penutup</div><div style="text-align: justify;">Pada dasarnya anak memiliki kemampuan yang luar biasa, khususnya pada usia yg semakin kecil. Hanya diperlukan perhatian, kemauan,ketekunan serta yang utama kasih sayang orangtua untuk membuatnya mampu mengeluarkan potensinya yg luar biasa tsb.</div><div style="text-align: justify;">Keinginan orangtua pada umumnya adalah :</div><div style="text-align: justify;">1. Menginginkan anak mereka bahagia di dalam hidupnya dengan</div><div style="text-align: justify;">menjadikan anak mereka tangguh dan siap bersaing.</div><div style="text-align: justify;">2. Untuk itu dibutuhkan anak yg cerdas baik rasional maupun</div><div style="text-align: justify;">emosional serta rasa ingin tahu yang besar.</div><div style="text-align: justify;">3. Anak dapat diketahui rasa ingin tahunya yang besar dari banyaknya pertanyaan yg diajukannya.</div><div style="text-align: justify;">4. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus dibimbing supaya suka membaca.</div><div style="text-align: justify;">5. Agar anak suka membaca, dibutuhkan kemampuan membaca dan sarana untuk membaca yang tidak lepas dari buku.</div><div style="text-align: justify;">Jadi, dengan buku yg merupakan “JENDELA ILMU”, anak akan mampu membuka cakrawala kehidupan masa depannya dengan keceriaan. (Ikatan Dokter Indonesia)</div><div style="text-align: justify;">“Selamat berkarya untuk anak-anak tercinta !”</div><div style="text-align: justify;">Sumber: Buku “Men gajar Bayi Membaca” - Glenn Doman</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-34734344425874955252009-09-14T20:01:00.001-07:002009-09-14T20:01:41.745-07:00Materi Kesehatan: Tumbuh Kembang Bayi di Tahun Pertama<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;"> Tumbuh Kembang Bayi di Tahun Pertama</span></b></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jam sebelum in partu.<br />Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I, misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm atau 5 cm, dan sebagainya. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Prinsipnya adalah ketuban yang pecah “sebelum waktunya”.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Masalahnya : Kapan selaput ketuban pecah (spontan) pada persalinan normal ?</strong><strong></strong><br />Normal selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>KETUBAN PECAH DINI BERHUBUNGAN ERAT DENGAN</strong><strong><br /><strong>PERSALINAN PRETERM DAN INFEKSI INTRAPARTUM</strong></strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Patofisiologi</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi.<br />Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%).<br />High virulence : bacteroides. Low virulence : lactobacillus.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas.<br />Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.<br />Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Faktor risiko / predisposisi ketuban pecah dini / persalinan preterm</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)<br />2. riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2 - 4x<br />3. tindakan sanggama : TIDAK berpengaruh kepada risiko, KECUALI jika higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi<br />4. perdarahan pervaginam : trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)<br />5. bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)<br />6. pH vagina di atas 4.5 : risiko 32% (vs. 16%)<br />7. servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs. 7%)<br />8. flora vagina abnormal : risiko 2-3x<br />9. fibronectin > 50 ng/ml : risiko 83% (vs. 19%)<br />10. kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Strategi pada perawatan antenatal</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />- deteksi faktor risiko<br />- deteksi infeksi secara dini<br />- USG : biometri dan funelisasi<br />Trimester pertama : deteksi faktor risiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan Gram, darah rutin, urine.<br />Trimester kedua dan ketiga : hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen, punggung, kram di daerah pelvis seperti sedang haid, perdarahan per vaginam, lendir merah muda, discharge vagina, poliuria, diare, rasa menekan di pelvis. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Jika ketuban pecah : jangan sering periksa dalam !! Awasi tanda-tanda komplikasi.</strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Komplikasi ketuban pecah dini</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterin.<br />2. persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.<br />3. prolaps tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang).<br />4. oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Keadaan / faktor-faktor yang dihubungkan dengan partus preterm</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. iatrogenik : hygiene kurang (terutama), tindakan traumatik<br />2. maternal : penyakit sistemik, patologi organ reproduksi atau pelvis, pre-eklampsia, trauma, konsumsi alkohol atau obat2 terlarang, infeksi intraamnion subklinik, korioamnionitis klinik, inkompetensia serviks, servisitis/vaginitis akut, KETUBAN PECAH pada usia kehamilan preterm.<br />3. fetal : malformasi janin, kehamilan multipel, hidrops fetalis, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, kematian janin.<br />4. cairan amnion : oligohidramnion dengan selaput ketuban utuh, ketuban pecah pada preterm, infeksi intraamnion, korioamnionitis klinik.<br />5. placenta : solutio placenta, placenta praevia (kehamilan 35 minggu atau lebih), sinus maginalis, chorioangioma, vasa praevia.<br />6. uterus : malformasi uterus, overdistensi akut, mioma besar, desiduositis, aktifitas uterus idiopatik.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Persalinan preterm (partus prematurus) : persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20-37 minggu.</strong><strong></strong>Tanda : kontraksi dengan interval kurang dari 5-8’, disertai dengan perubahan serviks progresif, dilatasi serviks nyata 2 cm atau lebih, serta penipisan serviks berlanjut sampai lebih dari 80%.<br />Insidens rata-rata di rumahsakit2 besar di Indonesia : 13.3% (10-15%) </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><em>(persalinan preterm - ada kuliahnya sendiri)</em></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">INFEKSI INTRAPARTUM</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />Infeksi intrapartum adalah infeksi yang terjadi dalam masa persalinan / in partu. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Disebut juga <strong>korioamnionitis</strong>, karena infeksi ini melibatkan selaput janin.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Pada ketuban pecah 6 jam, risiko infeksi meningkat 1 kali. Ketuban pecah 24 jam, risiko infeksi meningkat sampai 2 kali lipat.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Protokol : paling lama 2 x 24 jam setelah ketuban pecah, harus sudah partus.</strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Patofisiologi</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.<br />2. infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.<br />3. mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).<br />4. tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Staphylococcus (gram positif), E.coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob). </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Diagnosis infeksi intrapartum</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. febris di atas 38oC (kepustakaan lain 37.8oC)<br />2. ibu takikardia (>100 denyut per menit)<br />3. fetal takikardia (>160 denyut per menit)<br />4. nyeri abdomen, nyeri tekan uterus<br />5. cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau<br />6. leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3)<br />7. pemeriksaan penunjang lain : leukosit esterase (+) (hasil degradasi leukosit, normal negatif), pemeriksaan Gram, kultur darah.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Komplikasi infeksi intrapartum</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia), sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.<br />2. komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="text-decoration: underline;">Prinsip penatalaksanaan</span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"></span></strong><br />1. pada ketuban pecah, terminasi kehamilan, batas waktu 2 x 24 jam<br />2. jika ada tanda infeksi intrapartum, terminasi kehamilan / persalinan batas waktu 2 jam.<br />3. JANGAN TERLALU SERING PERIKSA DALAM<br />4. bila perlu, induksi persalinan<br />5. observasi dan optimalisasi keadaan ibu : oksigen !!<br />6. antibiotika spektrum luas : gentamicin iv 2 x 80 mg, ampicillin iv 4 x 1 mg, amoxicillin iv 3 x 1 mg, penicillin iv 3 x 1.2 juta IU, metronidazol drip.<br />7. uterotonika : methergin 3 x 1 ampul drip<br />8. pemberian kortikosteroid : kontroversi. Di satu pihak dapat memperburuk keadaan ibu karena menurunkan imunitas, di lain pihak dapat menstimulasi pematangan paru janin (surfaktan). Di RSCM diberikan, bersama dengan antibiotika spektrum luas. Hasil cukup baik. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-46263406452032187112009-09-14T19:57:00.000-07:002009-09-14T19:58:42.336-07:00Materi Kesehatan: Organ Reproduksi Wanita<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqL6L2MY8hFUFJeEBhcqNxZwksbMUcaMxChKpWRVkxaZUlyzd4KmxQMo119CH95VpFvtycT3obLVFsBD2ffpnOCFbDkVS4OqY4T7AzGlKOXg5xzyWDWB0KriH3vhEag3CaTpOAU06Tk2c/s1600-h/female_repro_sexuality.gif"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqL6L2MY8hFUFJeEBhcqNxZwksbMUcaMxChKpWRVkxaZUlyzd4KmxQMo119CH95VpFvtycT3obLVFsBD2ffpnOCFbDkVS4OqY4T7AzGlKOXg5xzyWDWB0KriH3vhEag3CaTpOAU06Tk2c/s400/female_repro_sexuality.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5381523102549095714" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><span style="font-size:large;"><b style="color: red;">Organ Reproduksi Wanita</b></span><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir4ufEpCEQi42BoH2fEnIpZ7gLbBW_WO2wX3Hl2yCTro-u-QECiFELy9JsWWGDFpDGfNnd6mL1CftunPjmBJWmBGGHIMfWH10bkPfcyhVN6L4-xPj0ZQeXyL3Xby9j7LS1eiz9PKfadw1-/s1600-h/female_repro_sexuality.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><br /></a></div><div style="text-align: justify;">Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul.<br />Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi<br />Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran.<br />Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus - hipothalamus - hipofisis - adrenal - ovarium.<br />Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduksi : payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.</div><div style="text-align: justify;">GENITALIA EKSTERNA</div><div style="text-align: justify;">Vulva<br />Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.</div><div style="text-align: justify;">Mons pubis / mons veneris<br />Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.<br />Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.</div><div style="text-align: justify;">Labia mayora<br />Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.<br />Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.<br />Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora.<br />Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).</div><div style="text-align: justify;">Labia minora<br />Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.</div><div style="text-align: justify;">Clitoris<br />Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.<br />Homolog embriologik dengan penis pada pria.<br />Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.</div><div style="text-align: justify;">Vestibulum<br />Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital.<br />Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.</div><div style="text-align: justify;">Introitus / orificium vagina<br />Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.<br />Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.<br />Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.<br />Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.</div><div style="text-align: justify;">Vagina<br />Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.<br />Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).<br />Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.<br />Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.</div><div style="text-align: justify;">Perineum<br />Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra).<br />Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.<br />Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.</div><div style="text-align: justify;">GENITALIA INTERNA</div><div style="text-align: justify;">Uterus<br />Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).<br />Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.<br />Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.<br />Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.</div><div style="text-align: justify;">Serviks uteri<br />Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.</div><div style="text-align: justify;">Corpus uteri<br />Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.<br />Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).</div><div style="text-align: justify;">Ligamenta penyangga uterus<br />Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.</div><div style="text-align: justify;">Vaskularisasi uterus<br />Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.</div><div style="text-align: justify;">Salping / Tuba Falopii<br />Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.<br />Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.<br />Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).</div><div style="text-align: justify;">Pars isthmica (proksimal/isthmus)<br />Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.<br />Pars ampularis (medial/ampula)<br />Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.<br />Pars infundibulum (distal)<br />Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.</div><div style="text-align: justify;">Mesosalping<br />Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).</div><div style="text-align: justify;">Ovarium<br />Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.<br />Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.<br />Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.</div><div style="text-align: justify;">CATATAN :<br />Letak / hubungan anatomik antara organ2 reproduksi (uterus, adneksa, dsb) dengan organ2 sekitarnya di dalam rongga panggul (rektum, vesika urinaria, uretra, ureter, peritoneum dsb), vaskularisasi dan persarafannya, silakan baca sendiri.</div><div style="text-align: justify;">ORGAN REPRODUKSI / ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL</div><div style="text-align: justify;">Payudara<br />Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.<br />Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.</div><div style="text-align: justify;">Kulit<br />Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam.<br />Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.</div><div style="text-align: justify;">POROS HORMONAL SISTEM REPRODUKSI</div><div style="text-align: justify;">Badan pineal<br />Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak di tengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah posterodorsal diensefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut saraf.<br />Menurut kepercayaan kuno, dipercaya sebagai “tempat roh”.<br />Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dari hipofisis dan memicu aktifasi pertumbuhan dan sekresi hormon dari gonad. Diduga mekanisme ini yang menentukan pemicu / onset mulainya fase pubertas.</div><div style="text-align: justify;">Hipotalamus<br />Kumpulan nukleus pada daerah di dasar otak, di atas hipofisis, di bawah talamus.<br />Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebgai hipofisis posterior (neurohipofisis).<br />Menghasilkan hormon-hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone), TRH (Thyrotropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing Hormone) , GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF (Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormon-hormon penghambat : PIF (Prolactin Inhibiting Factor).</div><div style="text-align: justify;">Pituitari / hipofisis<br />Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid.<br />Menghasilkan hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH - Follicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH - luteinizing hormone).<br />Selain hormon-hormon gonadotropin, hipofisis menghasilkan juga hormon-hormon metabolisme, pertumbuhan, dan lain-lain. (detail2, cari / baca sendiri yaaa…)</div><div style="text-align: justify;">Ovarium<br />Berfungsi gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum).<br />Selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari korpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.</div><div style="text-align: justify;">Endometrium<br />Lapisan dalam dinding kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi.<br />Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan / implantasi, endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringan haid.<br />Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi.<br />Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormon-hormon ovarium.</div><div style="text-align: justify;">(gambar)<br />Histological appearance of endometrial tissues during the menstrual cycle.<br />A. Normal proliferative (postmenstrual) endometrium, showing small, tube-like pattern of glands.<br />B. Early secretory (postovulatory) endometrium, with prominent subnuclear vacuoles, alignment of nuclei, and active secretions by the endometrial glands.<br />C. Late secretory (premenstrual) endometrium, with predecidual stromal changes.<br />D. Menstrual endometrium, with disintegration of stroma / glands structures and stromal hemorrhage.</div><div style="text-align: justify;">HORMON-HORMON REPRODUKSI</div><div style="text-align: justify;">GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)<br />Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin (FSH / LH ).</div><div style="text-align: justify;">FSH (Follicle Stimulating Hormone)<br />Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangan sperma di testis).<br />Pelepasannya periodik / pulsatif, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 3 jam), sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulosa ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.</div><div style="text-align: justify;">LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)<br />Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron.<br />Pelepasannya juga periodik / pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.<br />(Pada pria : LH memicu sintesis testosteron di sel-sel Leydig testis).</div><div style="text-align: justify;">Estrogen<br />Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Pada pria, diproduksi juga sebagian di testis.<br />Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta.<br />Berfungsi stimulasi pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi wanita.<br />Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium.<br />Pada serviks : menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks.<br />Pada vagina : menyebabkan proliferasi epitel vagina.<br />Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara.<br />Juga mengatur distribusi lemak tubuh.<br />Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / regenerasi tulang. Pada wanita pascamenopause, untuk pencegahan tulang keropos / osteoporosis, dapat diberikan terapi hormon estrogen (sintetik) pengganti.</div><div style="text-align: justify;">Progesteron<br />Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta.<br />Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.</div><div style="text-align: justify;">HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)<br />Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar 10.000 mU/ml).<br />Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik.<br />Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes Pack, dsb).</div><div style="text-align: justify;">LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin<br />Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.<br />Pada kehamilan, prolaktin juga diproduksi oleh plasenta (HPL / Human Placental Lactogen).<br />Fungsi laktogenik / laktotropik prolaktin tampak terutama pada masa laktasi / pascapersalinan.<br />Prolaktin juga memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan pematangan follikel, gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa amenorhea.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-58012450936280787932009-09-14T19:55:00.000-07:002009-09-14T19:56:14.367-07:00Materi Kesehatan: Proses Persalinan<b><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">Proses Persalinan</span></span><br /></span></b><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">Defenisi</span></b></div><div> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kehamilan adalah suatu keadaan dimana<br />janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses<br />pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan, </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">PEMBUAHAN</span></b><b><span style="font-family: Arial;"></span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan<br />awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah<br />merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi sekitar 14 hari<br />sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba falopii<br />(saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya<br />pembuahan.<span> </span><br />Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi)<br />dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi<br />pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami<br />serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio (bakal janin).</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari<br />1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan<br />ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal.<span> </span><br />Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi<br />membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik<br />berasal dari 1 sel telur.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada saat ovulasi, lapisan lendir di<br />dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus<br />ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopii yang<br />berbentuk corong dalam waktu 5 menit.<br />Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan<br />zigot (sel telur yang telah dibuahi).</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">IMPLANTASI<br />& PERKEMBANGAN PLASENTA</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Implantasi adalah penempelan blastosis<br />ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Blastosis biasanya tertanam di dekat<br />puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding belakang.<span> </span><br />Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu<br />terdiri dari 3-4 sel.<span> </span><br />Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang<br />menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim<br />dan membentuk</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">plasenta<br />(ari-ari).</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Plasenta menghasilkan hormon untuk<br />membantu memelihara kehamilan dan memungkin perputaran oksigen, zat gizi serta<br />limbah antara ibu dan janin.<br />Implantasi mulai terjadi pada hari ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada<br />hari ke 9-10.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dinding blastosis merupakan lapisan<br />luar dari selaput yang membungkus embrio (korion). Lapisan dalam (amnion) mulai<br />dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.<span> </span><br />Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk<br />membungkus embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Tonjolan kecil (vili) dari plasenta<br />yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim dan membentuk percabangan<br />seperti susunan pohon.<br />Susunan ini menyebabkan penambahan luas daerah kontak antara ibu dan plasenta,<br />sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke janin dan limbah lebih<br />banyak dibuang dari janin ke ibu.<br />Pembentukan plasenta yang sempurna biasanya selesai pada minggu ke 18-20,<br />tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan pada saat persalinan<br />beratnya mencapai 500 gram.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">PERKEMBANGAN<br />EMBRIO</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Embrio pertama kali dapat dikenali di<br />dalam blastosis sekitar 10 hari setelah pembuahan. Kemudian mulai terjadi pembentukan<br />daerah yang akan menjadi otak dan medulla spinalis, sedangkan jantung dan<br />pembuluh darah mulai dibentuk pada hari ke 16-17.<span></span><br />Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke 20 dan hari<br />berikutnya muncul sel darah merah yang pertama.<span> </span><br />Selanjutnya, pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Organ-organ terbentuk sempurna pada<br />usia kehamilan 12 minggu (10 minggu setelah permbuahan), kecuali otak dan<br />medulla spinalis, yang terus mengalami pematangan selama kehamilan.<span> </span><br />Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester<br />pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan<br />organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena<br />itu seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi<br />obat-obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi<br />kesehatannya. Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi<br />harus dihindari.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada awalnya, perkembangan embrio<br />terjadi dibawah lapisan rahim pada salah satu sisi rongga rahim, tetapi pada<br />minggu ke 12, janin (istilah yang digunakan setelah usia kehamilan mencapai 8<br />minggu) telah mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga lapisan pada kedua sisi<br />rahim bertemu (karena janin telah memenuhi seluruh rahim).</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">MENENTUKAN<br />USIA KEHAMILAN</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Secara konvensional, kehamilan dihitung<br />dalam minggu, dimulai dari hari pertama menstruasi terakhir.<span> </span><br />Ovulasi biasanya terjadi 2 minggu sesudah menstruasi dan pembuahan biasanya<br />terjadi segera setelah ovulasi, karena itu secara kasar usia embrio adalah 2<br />minggu lebih muda daripada jumlah minggu yang secara tradisional dipakai untuk<br />menyatakan usia kehamilan. Dengan kata lain, seorang wanita yang hamil 4 minggu<br />sedang mengandung embrio yang berumur 2 minggu.<br />Jika menstruasinya tidak teratur, maka perbedaan yang pasti bisa lebih atau<br />kurang dari 2 minggu.<span> </span><br />Untuk praktisnya, jika seorang wanita menstruasinya terlambat 2 minggu,<br />dikatakan telah hamil 6 minggu.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kehamilan berlangsung rata-rata selama<br />266 hari (38 minggu) dari masa pembuahan atau 280 hari (40 minggu) dari hari<br />pertama menstruasi.<br />Untuk menentukan tanggal perkiraan persalinan bisa dilakukan perhitungan<br />berikut:<br />- tanggal menstruasi terakhir ditambah 7<span> </span><br />- bulan menstruasi terakhir dikurangi 3<span> </span><br />- tahun menstruasi terakhir ditambah 1<span> </span><br />Hanya 10% wanita hamil yang melahirkan tepat pada tanggal perkiraan persalinan,<br />50% melahirkan dalam waktu 1 minggu dan hampir 90% yang melahirkan dalam waktu<br />2 minggu sebelum atau setelah tanggal perkiraan persalinan. Persalinan dalam<br />waktu 2 minggu sebelum maupun sesudah perkiraan persalinan masih dianggap<br />normal.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kehamilan terbagi menjadi periode 3<br />bulanan, yang disebut sebagai:<br />- Trimester pertama (minggu 1-12)<span></span><br />- Trimester kedua (minggu 13-24)<span> </span><br />- Trimester ketiga (minggu 25-persalinan).</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="v11px" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">MENDETEKSI KEHAMILAN</span></b><b><span style="font-family: Arial;"></span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Jika seorang wanita yang biasanya<br />mengalami menstruasi yang teratur mengalami keterlambatan 1 minggu atau lebih,<br />mungkin dia hamil.<br />Pada awal kehamilan, wanita hamil bisa mengalami pembengkakan payudara dan<br />mual, kadang disertai muntah.<span> </span><br />Pembengkakan payudara terjadi akibat bertambahnya kadar hormon wanita (terutama<br />estrogen, juga progesteron).<span></span><br />Mual dan muntah terjadi akibat estrogen dan HCG (human chorionic gonadotropin).<br />Kedua hormon ini membantu memelihara kehamilan dan mulai dihasilkan oleh<br />plasenta pada sekitar 10 hari setelah pembuahan.<br />Pada awal kehamilan, banyak wanita yang merasa sangat lelah dan beberapa wanita<br />mengalami perut kembung.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Jika seorang wanita hamil, serviksnya<br />lebih lunak dan rahim juga lebih lunak dan membesar.<br />Biasanya vagina dan serviks menjadi kebiruan sampai ungu, karena pembuluhnya<br />penuh terisi darah.<span> </span><br />Perubahan ini bisa terlihat pada pemeriksaan panggul.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Biasanya untuk menentukan kehamilan<br />dilakukan tes kehamilan pada darah maupun air kemih.<span> </span><br />Tes kehamilan ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) bisa dengan segera dan<br />mudah mendeteksi kadar HCG yang rendah di dalam air kemih.<br />Selama 60 hari pertama kehamilan yang normal dengan 1 janin, kadar HCG<br />berlipatganda setiap 2 hari.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Selama kehamilan, rahim terus membesar.<br />Pada kehamilan 12 minggu, rahim membesar keluar panggu, yaitu ke arah perut dan<br />biasanya dapat dirasakan jika dokter memeriksa perut bagian bawah.<span> </span><br />Rahim terus membesar sampai setinggi pusar pada kehamilan 20 minggu dan sampai<br />ke tulang iga bagian bawah pada usia kehamilan 36 minggu.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Cara lain untuk mendeteksi kehamilan:</span></i></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="list-style-type: decimal; text-align: justify;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Mendengarkan denyut jantung<br />janin.<span> </span><br />Denyut jantung janin bisa terdengar melalui stetoskop khusus atau USG<br />Doppler.<br />Dengan bantuan steteoskop khusus, denyut jantung janin bisa terdengar pada<br />usia kehamilan 18-20 minggu; sedangkan jika menggunakan USG Doppler,<br />denyut jantung janin bisa terdengar pada usia kehamilan 12-14 minggu. </span><span style="font-family: Arial;"></span> </li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Merasakan pergerakan janin.<span> </span><br />Ibu bisa merasakan gerakan janin pada kehamilan 16-20 minggu.<br />Wanita yang sebelumnya pernah hamil akan meraskan gerakan janin ini lebih<br />awal. </span><span style="font-family: Arial;"></span> </li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Memeriksa rahim dengan USG.<span> </span><br />Rahim yang membesar bisa dilihat dengan USG pada kehamilan 6 minggu,<br />demikian juga halnya dengan denyut jantung janin. </span><span style="font-family: Arial;"></span> </li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"><br /><b>PERUBAHAN FISIK SELAMA KEHAMILAN</b></span><b><span style="font-family: Arial;"></span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kehamilan menyebabkan banyak perubahan<br />pada tubuh, kebanyakan perubahan ini akan menghilang setelah persalinan. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Jantung dan pembuluh darah.<span> </span><br />Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac<br />output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi<br />pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28 minggu.<span> </span><br />Karena curah jantung meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga<br />meningka (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Setelah mencapai kehamilan 30 minggu,<br />curah jantung agak menurun karena rahim yang membesar menekan vena yang membawa<br />darh dari tungkai ke jantung.<br />Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30%,<br />Setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% diatas batas kehamilan,<br />lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Peningkatan curah jantung selama<br />kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke<br />rahim. Karena janin terus tumbuh, maka darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu.<span> </span><br />Pada akhir kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Ketika melakukan aktivitas/olah raga,<br />maka curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih<br />tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil.<span> </span><br />Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang<br />terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung.<br />Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa hamil, tetapi beberapa<br />kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Selama trimester kedua biasanya tekanan<br />darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Selama kehamilan, volume darah dalam<br />peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut<br />oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.<span> </span><br />Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih (yang berfungsi<br />melindungi tubuh terhadap infeksi) selama kehamilan, pada saat persalinan dan<br />beberapa hari setelah persalinan, agak meningkat. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Ginjal<span> </span><br />Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang<br />volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada<br />kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran<br />darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal<br />meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin<br />menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin<br />berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.<br />Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi<br />pada wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim<br />pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran<br />darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Paru-paru<span> </span><br />Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan<br />hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya.<br />Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih<br />banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin.<span> </span><br />Lingkar dada wanita hamil agak membesar.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Lapisan saluran pernafasan menerima<br />lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan<br />tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini. Tekanan dan<br />kualitas suara wanita hamil agak berubah. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Sistem pencernaan<span> </span><br />Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga<br />terjadi sembelit (konstipasi).<span> </span><br />Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus diperlambat oleh<br />tingginya kadar progesteron.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wanita hamil sering mengalami heartburn<br />(rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih<br />lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkongan<br />bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada<br />wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan<br />membaik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Kulit<span></span><br />Topeng kehamilan (melasma) adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak<br />di kulit kening dan pipi.<span> </span><br />Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu. Sedangkan di<br />perut bawah bagian tengah biasanya tampak garis gelap.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Spider angioma (pembuluh darah kecil<br />yang memberi gambaran seperti laba-laba) bisa muncul di kulit, biasanya di atas<br />pinggang. Sedangkan pelebaran pembuluh darah kecil yang berdinding tipis<br />seringkali tampak di tungkai bawah. </span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·</span></span><span style="font-family: Arial;"> Hormon<span> </span><br />Kehamilan mempengaruhi hampir semua hormon di dalam tubuh.<br />Plasenta menghasilkan sejumlah hormon untuk membantu tubuh dalam mempertahankan<br />kehamilan. Hormon utama yang dihasilkan oleh plasenta adalah HCG, yang berperan<br />mencegah ovulasi dan merangsang pembentukan estrogen serta progesteron oleh<br />ovarium untuk mempertahankan kehamilan.<br />Plasenta juga menghasilkan hormon yan gmenyebabkan kelenjar tiroid menjadi<br />lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang<br />cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan<br />suasana hati; selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid. Tetapi hipertiroidisme<br />(overaktivitas kelenjar tiroid) hanya terjadi pada kurang dari 1% kehamilan.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Plasenta juga menghasilkan melanocyte-stimulating<br />hormone yang menyebabkan kulit berwarna lebih gelap dan hormon yang menyebabkan<br />peningkatan kadar hormon adrenal di dalam darah. Peningkatan kadar hormon in<br />kemungkinan menyebabkan tanda peregangan berwarna pingk pada kulit perut.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Selama kehamilan diperlukan lebih<br />banyak insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Karena itu penderita diabetes<br />yang sedang hamil bisa mengalami gejala diabetes yang lebih buruk.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial;">PERAWATAN<br />SELAMA KEHAMILAN</span></b></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemeriksaan pada usia kehamilan<br />mencapai 6 dan 8 minggu sangat penting untuk memperkirakan umur kehamilan dan<br />tanggal perkiraan persalinan.<br />Pemeriksaan fisik yang pertama kali dilakukan biasanya meliputi berat badan,<br />tinggi badan dan tekanan darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan leher, kelenjar<br />tiroid, payudara, perut, lengan dan tungkai.<span> </span><br />Dengan bantuan stetoskop, dilakukan pemeriksaan terhadap jantung dan paru-paru;<br />sedangkan pemeriksaan bagian belakang mata dilakukan dengan bantuan oftalmoskop.<br />Juga dilakukan pemeriksaan panggul dan rektum guna mengetahui ukuran danposisi<br />rahim dan kelaian pada panggul.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dilakukan pemeriksaan darah lengkap,<br />pemeriksaan darah untuk sifilis, hepatitis, gonore, infeksi klamidia dan<br />penyakit menular seksual lainnya.<span> </span><br />Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk menentukan golongan darah dan antibodi<br />Rh.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Rontgen dada hanya dilakukan jika<br />diketahui wanita hamil tersebut menderita penyakit paru-paru atau jantung.<span> </span><br />Jika tidak mendesak, sebaiknya pemeriksaan rontgen dihindari, terutama pada 12<br />minggu pertama karena janin sangat sensitif terhadap efek radiasi. Jika<br />mendesak, janin harus dilindungi dengan cara menutupi perut bagian bawah dengan<br />bahan yang mengandung timah hitam sehingga rahim terlindungi.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemeriksaan penyaringan untuk diabetes<br />harus segera dilakukan setelah kehamilan 12 minggu pada:<span> </span><br />- Wanita yang pernah melahirkan bayi yang sangat besar<br />- Wanita yang pernah mengalami keguguran yang penyebabnya tidak jelas<br />- Wanita yang memiliki keluarga yang menderita diabetes.<br />Pada minggu ke 28, semua wanita hamil harus menjalani pemeriksaan penyaringan<br />untuk diabetes.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada minggu ke 16-18, dilakukan<br />pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (suatu protein yang dihasilkan oleh janin)<br />di dalam darah ibu.<br />Jika kadarnya tinggi, kemungkinan janin yang dikandung menderita spina bifida<br />atau terdapat lebih dari 1 janin. Jika kadarnya rendah, kemungkinan terdapat<br />kelainan kromosom pada janin.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dengan USG, kehamilan bisa diketahui<br />mulai dari 4-5 minggu setelah ovulasi. USG juga digunakan untuk:<span> </span><br />- Mengikuti perkembangan kehamilan<span> </span><br />- Menentukan tanggal perkiraan persalinan<span> </span><br />- Menentukan laju pertumbuhan janin<span> </span><br />- Merekam denyut jantung atau pernafasan janin<span> </span><br />- Mengetahui kehamilan ganda<span> </span><br />- Mengetahui sejumlah kelainan (misalnya plasenta previa)<span> </span><br />- Mengetahui kelainan posisi janin<span> </span><br />- Memandu jarum pada pengambilan contoh cairan ketuban untuk keperluan<br />pemeriksaan genetik atau kematangan paru-paru (amniosentesis).<br />Pada kehamilan muda, sebelum menjalani pemeriksaan USG, sebaiknya ibu meminum<br />banyak air karena kandung kemih yang penuh akan mendorong rahim keluar rongga<br />panggul sehingga bisa diperoleh gambaran janin yang lebih jelas.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemeriksaan selanjutnya dilakukan<br />setiap 4 minggu (1 kali/bulan) sampai usia kehamilan mencapai 32 minggu.<br />Kemudian setiap 2 minggu sampai usia kehamilan mencapai 36 minggu dan sesudah<br />36 minggu, pemeriksaan dilakukan 1 kali/minggu.<span> </span><br />Pada setiap pemeriskaan, dilakukan pengukuran berat badan dan tekanan darah,<br />serta ukuran dan bentuk rahim untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan<br />janin.<span> </span><br />Air kemih diperiksa untuk mengetahui adanya gula dan protein. Adanya gula<br />menunjukkan diabetes dan protein menunjukkan pre-eklamsi (tekanan darah tinggi,<br />protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan).</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Jika ibu memiliki darah Rh-negatif,<br />maka dilakukan pemeriksaan antibodi Rh.<br />Jika darah ibu memiliki Rh-negatif dan darah ayah memiliki Rh-positif, maka<br />janin bisa memiliki Rh-positif. Jika darah janin yang memiliki Rh-positif<br />memasuki peredaran darah ibu yang memiliki Rh-negatif, maka tubuh ibu akan<br />membentuk antibodi Rh yang bisa masuk ke aliran darah janin dan merusak sel<br />darah merah sehingga terjadi jaundice (kuning), yang bisa menyebabkan kerusakan<br />otak atau kematian janin.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kenaikan berat badan pada saat hamil,<br />pada wanita yang memiliki ukuran rata-rata biasanya berkisar antara 12,5-15 kg<br />(sekitar 1-1,5 kg/bulan).<br />Kenaikan berat badan yang melebihi 15-17,5 kg menyebabkan penumpukan lemak pada<br />janin dan ibu.<span> </span><br />Berat badan yang tidak bertambah merupakan pertanda buruk (terutama jika<br />kenaikan berat badan total kurang dari 5 kg) dan hal ini bisa menunjukkan<br />adanya pertumbuhan janin yang lambat.<span> </span><span> </span><br />Kadang kenaikan berat badan disebabkan oleh penimbunan cairan akibat jeleknya<br />aliran darah tungkai pada saat wanita hamil berdiri.<br />Hal ini bisa diatasi dengan cara berbaring miring ke kiri selama 30-45 menit<br />sebanyak 2-3 kali/hari.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Selama kehamilan, kebutuhan kalori<br />harus ditambah sekitar 250 kalori agar tersedia zat gizi yang cukup untuk<br />pertumbuhan janin.<span> </span><br />Wanita hamil sebaiknya mengkonsumsi makanan yang gizinya seimbang, termasuk<br />buah-buahan dan sayur-sayuran. Hindari makanan yang terlalu asin atau makanan<br />yang mengandung bahan pengawet.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Seorang wanita hamil tidak boleh minum<br />obat sembarangan.<span> </span><br />Selama kehamilan, kebutuhan tubuh akan zat besi meningkat guna memenuhi<br />kebutuhan ibu dan janin. Biasanya diberikan tambahan zat besi. Pemberian zat<br />besi bisa menyebabkan gangguan lambung yang ringan dan sembelit.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Mual dan muntah bisa dikurangi dengan<br />merubah pola makan, yaitu:<br />- Minum dan makan dalam porsi kecil tetapi sering<span> </span><br />- Makan sebelum lapar<span> </span><br />- Makanan lunak.<span> </span><br />Untuk mengatasi morning sickness (mual di pagi hari) sebaiknya memakan 1-2<br />keping biskuit sebelum beranjak dari tempat tidur.<span> </span><br />Jika mual dan muntahnya sangat berat dan menetap sehingga terjadi dehidrasi,<br />penurunan berat badan atau gangguan lainnya, maka biasanya wanita hamil harus<br />menjalani perawatan di rumah sakit untuk semantara waktu dan mendapatkan cairan<br />melalui infus.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Edema (pembengkakan) sering terjadi,<br />terutama pada tungkai. Demikian juga halnya dengan varises pada tungkai dan di<br />daerah sekitar lubang vagina.<br />Untuk mengurangi pembengkakan tungkai, bisa digunakan penyangga elastis atau<br />berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wasir bisa diatasi dengan mengkonsumsi<br />obat pelunak tinja atau berendam di air hangat.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pada saat hamil biasanya jumlah cairan<br />yang keluar dari vagina bertambah, hal ini adalah normal. Trikomoniasis dan kandidiasis<br />merupakan infeksi vagina yang sering ditemukan selama kehamilan dan mudah<br />diobati.<span> </span><br />Vaginosis bakterialis (infeksi bakteri pada vagina) bisa menyebabkan kelahiran<br />prematur dan harus diobati secara tuntas.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wanita hamil bisa tetap melakukan<br />kegiatan sehari-harinya dan berolahraga.<br />Hubungan seksual selama kehamilan tetap boleh dilakukan, kecuali jika terjadi<br />perdarahan, nyeri atau kebocoran air ketuban.</span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Setiap wanita hamil sebaiknya<br />mengetahui tanda-tanda awal persalinan.<br />Tanda yang utama adalah kontraksi perut bagian bawah dengan selang waktu<br />tertentu dan nyeri punggung.<span> </span><br />Menjelang akhir kehamilan (setelah 36 minggu), dokter akan melakukan<br />pemeriksaan panggul untuk mencoba memperkirakan saat persalinan.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-43226350735595967522009-09-14T19:53:00.001-07:002009-09-14T19:54:04.684-07:00Materi Kesehatan: Anemia pada Ibu Hamil<span style="color: red; font-size: large;"><b>Anemia pada Ibu Hamil</b></span><div style="text-align: justify;">TINJAUAN PUSTAKA</div><div> </div><div style="text-align: justify;">A. Anemia Gizi<br />Anemia gizi lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan zat-zat makanan untuk mendukung perubahan-perubahan fisiologis selama hamil.<br />1. Pengertian<br />Menurut Beck (1995:196) mengatakan anemia gizi adalah keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, akibat kekurangan satu macam atau lebih zat-zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan darah (misalnya: zat besi, asam folat, vitamin B12) tanpa memandang kekurangan tersebut. Sarwono Prawirohardjo (2002:281) mengemukakan anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gram% pada trimester 1 dan 3 atau kadar 11 gr%<br />Sumber : Kuliah Gizi Kesehatan Masvarakat (STIKes. Respati Tasikmalaya)<br />3. Gejala<br />Tanda dan gejala yang terjadi akibat anemia menurut Sarwono Prawirohardjo (2002:282) adalah sebagai berikut :<br />a. Keluhan lemah<br />b. Pucat<br />c. Mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi)<br />d. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi<br />4. Penyebab<br />Menurut Beck (1995:197) mengatakan bahwa anemia gizi disebabkan karena beberapa hal yaitu menu makanan sehari-hari kurang mengandung zat besi, penyerapan zat besi didalam usus kurang baik atau terganggu, infestasi atau infeksi parasit / infeksi yang lain, kemampuan menampung zat besi menurun atau kebutuhan zat besi meningkat. Menu makanan sehari-hari yang meliputi pola makan terdiri dari frekuensi makan, jumlah makanan, jenis makanan dan pemilihan makanan.<br />Faktor lain yang mempengaruhi kehamilan menurut penelitian Suarna (2004:22-23) dan Waliman (2005:15-20) yaitu biomedis ibu yang meliputi umur ibu, paritas, umur kehamilan, jarak kelahiran dan penyakit ibu.<br />5. Akibat Anemia Kehamilan<br />Akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan menurut Manuaba (2001:51-52) :<br />a. Hamil Muda (trimester pertama)<br />1) Abortus<br />2) Missed abortus<br />3) Kelainan congenital<br />b. Trimester kedua<br />1) Persalinan prematur<br />2) Perdarahan antepartum<br />3) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim<br />4) Asphixia intrauterin sampai kematian<br />5) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)<br />6) Gestosis dan mudah terkena infeksi<br />7) IQ rendah <img alt="8)" class="wp-smiley" src="http://luwzee.blog.friendster.com/wp-includes/images/smilies/icon_cool.gif" /> Dekompensaio kordis-kematian ibu<br />c. Saat inpartu<br />3) Gangguan his primer dan sekunder<br />4) Janin lahir dengan anemia<br />5) Persalinan dengan tindakan tinggi :<br />a). Ibu cepat lelah<br />b). Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif<br />d. Pascapartus<br />1). Atonia uteri menyebabkan perdarahan<br />2). Retensio plasenta :<br />a) Plasenta adhesive<br />b) Plasenta akreta<br />c) Plasenta inkreta<br />d) Plasenta perkreta<br />3) Perlukaan sukar sembuh<br />4) Mudah terjadi febris peurperalis<br />5) Gangguan involusi uteri<br />6) Kematian ibu tinggi :<br />a) Perdarahan<br />b) Infeksi peurperalis<br />c) Gestosis</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">B. Pola Makan<br />Pola makan sebelum hamil asal makan saja untuk mengisi perut yang lapar, tapi pada saat hamil kebiasaan ini sebaiknya ditinggalkan. Pola makan yang sehat bukan saja dalam pemilihan jenis makanan, termasuk juga jadwal.<br />Didaerah pedesaan, sebagian besar makanan yang dikonsumsi, berasal dari sumber-sumber yang tinggi kandungannya seperti serelia/umbi-umbian. Jadi sejumlah makanan harus dimakan untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut.<br />Pemilihan makanan beraneka ragam. Studi tentang kelompok makanan yang diperlukan untuk pembinaan gizi baik dan pola makanan yang representatif untuk Indonesia, Filipina dan Muangthai memperlihatkan bahwa penduduk Asia Tenggara akan mendapat manfaat dari peningkatan konsumsi lemak dan minyak, dan makan lebih banyak kacang-kacangan, sayur-sayuran temtama yang berdaun hijau tua dan berwarna kuning tua, beberapa kali dalam satu minggu.<br />1. Pola Makan Untuk Ibu Hamil<br />Zat gizi juga diperlukan selama ibu mengandung, baik untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu yang kuat maupun pertambuhan janin. Pertumbuhan janin dan kesehatan janin hampir sama sekali tergantung pada penyediaan zat gizi dari tubuh ibu yang hamil.<br />Ibu hamil membutuhkan zat gizi lebih banyak daripada yang diperlukan sebelum hamil. Seringkali di Asia Tenggara, ibu yang hamil tidak cukup makan makanan yang kaya akan protein. Studi tentang pola makan di Indonesia menunjukan bahwa makanan pokok merupakan penghasil kalori terbesar dari jumlah yang dimakan. Protein diperoleh terutama dari bahan nabati. Sayuran merupakan penyerta menu sehari-hari tetapi konsumsinya sangat bervariasi Banyak pantangan terhadap makanan yang dijumpai dalam masa kehamilan, yaitu beberapa jenis ikan, sayuran dan buah-buahan tertentu, daging kambing dan sebagainya untuk ibu.<br />Pola makan yang akan dibahas disini adalah pola makan untuk ibu hamil yang meliputi frekuensi makan, jenis makanan, jumlah makanan dan pemilihan makanan.<br />2. Frekuensi Makan<br />Ibu hamil harus sering makan untuk memenuhi kebutuhan makanan karena ibu hamil makan untuk dua orang, yaitu dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya. Makan 1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil, makan 4 sampai 5 kali sehari (Depkes dan Kesos RI, 2000:15 ).<br />Patuhi jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi 3 kali sehari pada waktu yang tepat, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam, dan 2 kali makan makanan selingan (Kasdu, Meilisari, Purwaningsih dalam Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan, 2001:95).<br />3. Jenis Makanan<br />Jenis makanan berpengaruh dalam pemilihan macam lauk pauk untuk memperoleh keadaan gizi yang baik. Pengetahuan dasar tentang cara menyusun makanan sehari (menu) yang seimbang sangat diperlukan guna mendapat variasi dengan harga yang terjangkau tetapi memenuhi selera. Untuk memperoleh gizi yang baik tersebut, tidak perlu suatu pola makan tertentu yang harus ditaati, namun dengan diversifikasikan menu, taraf gizi baik akan dapat dicapai.<br />4. Jumlah Makanan<br />Kebutuhan fisiologi sewaktu hamil ialah energi, protein dan zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta pertambahan besar organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Dengan demikan dapat dimengerti bahwa selama kehamilan kebutuhan makanan meningkat.<br />Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan per orang per hari khusus untuk ibu hamil disederhanakan dalam bentuk ukuran rumah tangga yaitu sebagai berikut :<br />Tabel 2.2 Kebutuhan Makanan I bu Hamil Sehari-hari<br />Jenis makanan Jumlah<br />Nasi/Pengganti<br />Lauk Hewani<br />Lauk Nabati<br />Sayuran<br />Buah-buahan 4-5 ½ Piring<br />4-5 Potong<br />2-4 Potong<br />2-3 Mangkok<br />3 Potong<br />Sumber : Depkes dan Kesos RI (2000:7)<br />5. Pemilihan Makanan<br />Pemilihan makanan yang dimakan harus beraneka ragam dan bervariasi. Semakin bervariasi bahan makanan yang dikonsumsi, maka pemenuhan kebutuhan zat gizi semakin baik. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tergantung pada pemilihan makanan yang dapat mempengaruhi kandungan zat gizi makanan yang masuk kedalam tubuh ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil harus memakan makanan yang merupakan sumber dari zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber mineral terutama zat besi dan sumber vitamin terutama vitamin C. Untuk sumber-sumber bahan makanan akan dibahas di gizi seimbang dalam kehamilan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">C. Kategori Pola Makan<br />Pola makan pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga katagori, yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan tingkatan absorpsi zat besi masing-masing 5% (FAO/WHO, 1989).<br />Pola menu yang tergolong rendah absorpsi zat besinya (5%), menrpakan pola menu yang hanya terdiri dari nasi atau umbi-umbian dengan kacang-kacangan dan sedikit Vitamin C. Sebaiknya menu makanan ini lebih banyak terdiri dari bahan makanan yang mengandung fitat, serat, poliphenol, bekatul dan lain-lain, yang menghambat absorpsi zat besi. Tipe makanan ini merupakan ciri spesitik yang bisa dikonsumsi oleh keluarga-keluarga dengan sosio-ekonomi rendah seperti di negara-negara berkembang.<br />Menu makanan yang tergolong bioavailabilitas zat besi sedang, biasanya terdiri dari nasi, roti, umbi-umbian atau jagung, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta sering ada daging atau ikan atau ayam, walaupun jumlahnya tidak banyak. Menu makanan yang tergolong rendah dapat ditingkatkan menjadi sedang asalkan ada bahan makanan hewani didalamnya. Demikian pula menu makanan yang tinggi bioavailabilitas zat besinya dapat berubah menjadi sedang kalau secara rutin meminum atau memakan bahan makanan yang banyak mengandung zat inhibitor seperti teh atau kopi.<br />Penilaian pola makan biasanya menggunakan riwayat diet 24 jam. Untuk lebih lengkap, dapat dinilai konsumsi makanan seseorang selama lebih dari tiga hari atau selama satu minggu (Kozer, 1991 : 1008).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">D. Gizi Seimbang dalam Kehamilan<br />Masa kehamilan terdapat perubahan pada selunrh tubuh wanita, khususnya pada alat genitalia internal dan eksternal juga pada payudara. Sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Hormon Samatomammotropin, estrogen dan progesterone mempunyai Perubahan yang terdapat pada wanita hamil antara lain sebagai berikut (Mata Kuliah Asuhan Kebidanan I STIKes. Respati Tasikmalaya) :<br />1. Sistem Metabolisme<br />Pada wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi, system endokrin juga meningkat dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. BMR mengingkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.<br />Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami penurunan dari 155 mEq perliter menjadi 145-147 mEq perliter yang disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan minera yang diperlukan janin. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas.<br />Protein diperlukan sekali dalam kehamilan badan, alat kandungan mamae dan untuk janin. Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1 gram protein setiap kg BB dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.<br />Hormon Somatomammotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak dan mamae. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 mg.<br />Kalsium yang dibutuhkan janin untuk pembentukan tulang¬-tulangnya sebesar 30-40 gram. Ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5 sampai 2,5 gram kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil sehingga cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa menggangu kalsium ibu.<br />2. Darah dan Pembekuan Darah<br />Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas 2 bagian. Bahan inter seluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur¬unsur padat, yaitu sel darah. Beberapa perubahan peredaran darah:<br />a. Volume darah<br />Volume darah sernakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%, sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.<br />b. Sel Darah<br />Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml dan produksi trombosit pun meningkat. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi.<br />Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama sedangkan fibrinogen meningkat pada post partum dengan terjadinya hemokonsentrasi dapat terjadi tromboplebitis.<br />3. Pernafasan<br />Pada kehamilan terjadi perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">4. Persyarafan<br />Inervasi Pelvis<br />a. Inervasi pada otot-otot superficial dasar pelvis plexus<br />Inervasinya berasal dari segmen ketiga dan keempat sakralis dan plexus pudendus.<br />b. Inervasi otot-otot profundal dasar pelvis<br />Inervasinya berasal dari nervus sakralis ketiga dan keempat, nervus sakralis kelima dan nervus coxygeus melewatinya tetapi tidak menginervasinya.<br />c. Inervasi dari corpus perinealis<br />Diinervasi dari cabang-cabang perineal nervus pundendus<br />d. Inervasi dari uterus<br />Syaraf-syaraf uterus dipengaruhi oleh serat syaraf simpatis maupun parasimpatis menuju ke ganglion cervicale dari frenkenhauser yang terletak di pangkal ligamen sacrouternum. Kontraksi pada dinding uterus bersifat autonom, tidak memerlukan rangsangan syaraf pusat hanya mengkoordinar kontraksi.<br />E. Zat Gizi dan Sumber Zat Gizi untuk Ibu Hamil<br />Selama kehamilan, terjadi perubahan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Perubahan metabolisme ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil yang meningkat dan kebutuhan janin yang sedang tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak hampir semua zat gizi dibanding dengan wanita tidak hamil. Adapun kebutuhan zat gizi dan sumber zat gizi untuk ibu hamil menurut Dini Kasdu, Mila, Meiliasari dan Retno Purwaningsih dalam Info Lengkap Kehamilan dan Persalinan (2001:86-92) sebagai berikut :<br />1. Kebutuhan Karbohidrat<br />Zat gizi ini penting untuk memenuhi gizi seimbang. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi.<br />Menurut Glade B. Curtis MD., EAACOG dalam Your Pregnancy Afier 30 Years menyebutkan, bahwa tidak ada satu rekomendasipun yang mengatur berapa sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun, beberapa ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar 1.500 kalori.<br />Bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah serelia (padi-padian) dan produk olahannya, juga kentang, umbi dan jagung. Namun, karena tidak semua sumber karobhidrat baik, maka ibu hamil harus bisa memilih yang tepat. Misalnya sumber karbohidrat yang perlu dibatasi adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula, seperti cake, dan permen. Sedangkan karbohidrat yang sebaiknya dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti gandum, kentang, serelia atau padi-padian yang tidak digiling. Jenis ini mengandung serat dan cukup kalori. Karbohidrat dapat melindungi protein terhadap pembakaran menjadi energi. Mengkonsumsi cukup karbohidrat kompleks dapat mencegah sembelit.<br />2. Kebutuhan Protein<br />Protein penting untuk ibu dan bayinya. Karena protein berfungsi sebagai pembentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Tambahan protein tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu pertumbuhan jaringan otak, otot, kulit, rambut, kuku dan perkembangan janin. Selain itu protein juga dibutuhkan untuk pembentukan semua bahan pengatur, seperti hormone dan enzim - enzim ibu dan janin. Oleh karena itu ibu hamil disarankan untuk memperoleh tambahan protein minimal sebanyak 12 gram per hari dari kebutuhan sebelum hamil, yaitu sekitar 6O gam/hari.<br />Bahan makanan sumber protein hewani adalah daging sapi, ikan, unggas, bahan makanan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang mengkonsumsi bahan makanan kaya protein secara bervariasi. Selain itu karena protein yang berasal dari ternak juga kaya dengan lemak, maka seimbangkan asupan protein hewani dan nabati. Pilih bahan makanan protein hewani yang berlemak rendah.<br />3. Kebutuhan I,emak<br />Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan serta perkembangan system syaraf janin. Oleh karena itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh. Sebaliknnya, bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang dikonsumsi selrari. Bila hal ini sudah dilakukan maka sebenarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya. Pilihan jenis lemaknya yaitu yang mengandung asam lemak esensial (ALE). Lemak ini tidak dapat dibuat tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Asam lemak esensial adalah asam lemak linoleat, yaitu suatu asam lemak tidak jenuh, Omega 3. Turunan asam lemak Omega 3 adalah DHA (Asamdokosaheksaenoat) yang mempunyai peran penting antara lain pada tumbuh kembang jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan sumber asam lemak Omega 3 antara lain kacang-¬kacangan dan hasil olahannya, serta jenis ikan laut lainnya, terutama ikan laut dalam. Asam lemak esensial lainnya adalah asam lemak Omega 6. Turunan asam lemak Omega 6 adalah asam arakhidonat yang penting untuk otak janin dan jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil olahannya.<br />4. Kebutuhan Vitamin<br />a. Vitamin A<br />Vitamin A berfiungsi untuk membantu proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang, mata, rambut, kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya adalah kuning telur, ikan dan hati. Sumber provitamin A atau karoten adalah wortel, labu kuning, bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna kemerah-merahan.<br />b. Vitamin B<br />Vitamin BI (Tiamin), B2 (Riboflavin), dan B3 (Niasin) dibutuhkan untuk membantu metabolisme energi. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengatasi mual dan muntah. Vitamin B12 penting bagi perkembangan sistem syaraf janin dan pematangan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan hasil olahannya, seperti daging, hati, telur, keju, susu, kacang-kacangan dan sayur-sayuran.<br />c. Vitamin C<br />Asupan vitamin C dapat mencegah anemia berperan dalam pembentukan kolagen interseluler dan proses penyembuhan luka. Selain itu untuk membangun kekuatan plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stres, sarta membantu penyerapan zat besi. Vitamin ini dibutuhkan setiap hari dan hanya sedikit disimpan dalam tubuh.<br />Ibu hamil membutuhkan vitamin C sebanyak 70 mg perhari. Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran segar, antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam, kol, brokoli dan tomat.<br />5. Mineral<br />a. Kalsimn<br />Kalsium dibuthkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali lipat sebelum hamil, yaitu sekitar 900 mg. Sumber kalsium adalah susu dan produk susu lainnya, seperti keju, yoghurt, teri, udang kecil, dan kacang-kacangan.<br />b. Zat Besi<br />Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bisa menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Selain itu jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembannya. Asupan zat besi ini harus ditambah selama hamil sebanyak 20 mg per hari. Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar 45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan serelia. Besi nonheme yang harus dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">F. Biomedis Ibu<br />1. Umur<br />Menurut penelitian Waliman (2005:15) umur seorang perempuan yang sedang hamil sebaiknva tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun beresiko tinggi untuk hamil. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi dan psikologi dan kesiapan sosial-ekonomi. Secara umum seorang perempuan disebut slap secara fisik jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun, ketika tubuhnya berhenti tumbuh sehingga usia 20 tahun dapat dijadikan pedoman kesiapan fisik.<br />Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang-Undang Perkawinan No.l Tahun 1979, yang menyebutkan minimal usia menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun. Tetapi perlu diingat bahwa perempuan yang belum mencapai usia 20 tahun, sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Karena tubuhnya belum berkembang secara maksimal, sehingga perlu dipertimbangkan hambatan yang akan terjadi antara lain : Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya terenasuk kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkamya resiko kehamilan. Bahaya yang ditimbulkan diantaranya adalah anemia. Selain itu tingginya resiko anemia pada golongan umur ini</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-61661816856232049172009-09-14T19:52:00.001-07:002009-09-14T19:52:40.430-07:00Materi Kesehatan: Penyebab Telat Hamil<span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">PENYEBAB TELAT HAID</span></b></span><div style="text-align: justify;">DARI KECAPEKAN HINGGA POLA MAKAN</div><div style="text-align: justify;">Datang bulan tidak teratur? Pasti tak sedikit wanita yang pernah mengalaminya. Sebetulnya, ini wajar mengingat penyebabnya pun amat beragam. Antara lain, perubahan berat badan, pola hidup, serta obat-obatan. Kapan keterlambatan itu mesti diwaspadai?</div><div style="text-align: justify;">Belakangan, Ayu sering mengeluh pada teman karibnya. ”Mens saya sekarang sering telat, nih. Gimana ya?“ Apa yang dialami Ayu pasti banyak juga menimpa wanita lain. Secara umum, menstruasi atau haid yang sering telat tidak perlu dikhawatirkan. Kenapa? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya jika kita pahami dulu proses terjadinya haid atau yang juga populer dengan istilah datang bulan.</div><div style="text-align: justify;">Menstruasi adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium.</div><div style="text-align: justify;">Di bawah pengaruh hormon estrogen, endometrium pun jadi tumbuh menebal, menantikan datangnya sel telur. Ibaratnya lapisan tebal endometrium ini seperti karpet atau tanah subur yang siap menanti datangnya sel telur atau okulasi. Pada puncak pertengahan siklus haid yang optimal, terjadilah pelepasan sel telur. Nah, saat itulah bila ada sel sperma masuk, sel telur dan sperma ini bersatu menjadi zygote (bakal janin) dan menempel pada endometris yang sudah mencapai ketebalan maksimal tadi.</div><div style="text-align: justify;">Proses seperti ini akan berulang setiap bulan, sepanjang tidak terjadi pembuahan yang menghasilkan zygote. Pada waktunya, tumbuh lagi selaput yang baru. Dengan kata lain, karpet tadi digelar lagi, lalu tanggal lagi, begitu seterusnya.</div><div style="text-align: justify;">PENGARUH DIET DAN OLAHRAGA</div><div style="text-align: justify;">Jadi, menstruasi sebetulnya sesuatu yang normal, sehingga semua wanita mengalaminya. Pada setiap wanita, siklus haid ini pun bervariasi. Rata-rata berjarak 28 hari, namun bisa juga sampai 42 hari. Jika sampai terjadi keterlambatan pun, semisal sampai 3-4 bulan, juga tak perlu terlalu dikhawatirkan. Tapi disarankan sebaiknya periksa ke dokter spesialis. Apalagi kalau telat sampai 5-6 bulan.</div><div style="text-align: justify;">Sering orang salah mengerti, kalau sampai 3 atau 4 bulan tidak haid, mereka menyangka darahnya bisa mengumpul di dalam, menggenang, dan lama-lama bisa berbahaya. Padahal jika tidak haid, berarti tidak ada pendarahan bdi dalam tubuh. Tidak mens berarti tidak ada endometrium yang lepas. Jadi bukan berarti ada darah yang mengumpul. Darah baru keluar jika selaput lendirnya lepas. Jika tidak lepas, ya tidak berdarah. Jadi jangan khawatir.</div><div style="text-align: justify;">Lantas apa saja yang menyebabkan mens telat? Penyebabnya bisa bermacam-macam. Bagi yang masih belum menikah, penyebabnya bisa karena terlalu lelah. Contohnya, belajar terlalu keras bagi yang masih sekolah atau kuliah, atau berolahraga kelewat berat. Sebaliknya bisa juga terjadi pada mereka yang biasa berolahraga dan menghentikan kebiasaannya secara tiba-tiba. Pola makan pun bisa mempengaruhi siklus haid. Misalnya, mereka yang biasa makan banyak dan mendadak diet. Ini akan membuat tubuh stres. Atau bisa jadi badan kurus jadi gemuk. Pokoknya, tiap ada perubahan berat badan mencolok.</div><div style="text-align: justify;">Jenis-jenis obat tertentu juga bisa mengusik pola haid, terutama obat-obatan yang mengandung hormon. Contohnya,obat untuk mengatasi gatal-gatal atau obat sakit telinga. Begitu pula obat-obatan KB atau suntik KB. Baru setelah berhenti minum obat, haid akan kembali lancar. Keterlambatan haid lebih sering dialami mereka yang masih gadis, karena pola okulasinya belum teratur. Hanya saja, kalau sudah terbiasa haid kemudian haidnya tidak ada, harus bertanya pada diri sendiri. Jangan-jangan pernah minum obat tertentu.</div><div style="text-align: justify;">SULIT PUNYA ANAK</div><div style="text-align: justify;">Kasus yang perlu diwaspadai adalah gadis remaja yang belum juga mendapat haid. Terlebih jika usianya sudah mencapai 17 tahun. Jika ini terjadi, sebaiknya segera lakukan pemerikasaan. Sebab, bisa saja ada kemungkinan selaput darahnya tertutup rapat. Normalnya, selaput darah itu mempunyai lubang-lubang. Kalau tertutup rapat, dia mungkin bisa haid, tapi haidnya tidak bisa keluar. Nah, yang ini memang betul darahnya bisa mengumpul di dalam.</div><div style="text-align: justify;">Untuk yang sudah menikah, keterlambatan haid dapat disebabkan oleh kemungkinan baru selesai melahirkan atau menyusui. Ada pula kemungkinan karena terserang infeksi, termasuk penyakit infeksi akibat hubungan seks. Bagi yang berusia di atas 35 tahun, juga mesti waspada terhadap adanya tumor indung telur.</div><div style="text-align: justify;">Ada juga wanita yang mengalami perdarahan di antara dua masa haid. Kalau ini terjadi pun harus segera diperiksakan. Perdarahan yang terjadi dengan siklus kurang dari 21 hari jelas tak normal, terutama bagi yang sudah tidak gadis lagi. Kalu mereka yang masih di bawah umur 20 tahun, mungkin hanya karena gangguan hormon.</div><div style="text-align: justify;">Benarkah haid yang tidak teratur menyulitkan punya anak? Pandangan ini tidak selalu tepat. Sering terjadi, pasien wanita ingin punya anak tapi menstruasinya tidak teratur. Lalu dia datang ke dokter minta agar menstruasinya bisa dibuat teratur sehingga bisa punya anak. Ini tidak selalu bisa. Sulit punya anak tidak selalu berkorelasi dengan siklus haid.</div><div style="text-align: justify;">Sebagian kasus menstruasi yang tidak teratur bisa diatasi dengan menjalani pola hidup yang teratur pula. Bagi yang mengalami ketidakteraturan secara mendadak, sebaiknya jangan stress, tidak merokok, apalagi minu-minuman beralkohol. Makan, bekerja, dan tidur hendaknya teratur. Seringkali orang lupa istirahat. Maunya kerja saja terus dengan mengabaikan tubuh yang sudah lelah.</div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, ada pula yang mengalami ketidakteraturan menstruasi sejak awal. Mereka yang mengalami hal seperti inilah yang perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis. Misalnya haidnya yang datang hanya 4 bulan sekali. Saran lain adalah jangan minum obat sembarangan. Juga, biasakan secara teratur datang ke dokter kandungan</div><div style="text-align: justify;">PERBANYAK MAKAN BUAH DAN SAYURAN</div><div style="text-align: justify;">Selain haid tidak teratur, hal lain yang kerap mengganggu kaum wanita adalah nyeri menjelang menstruasi atau pada saat haid. Rasanya seperti mulas bercampur keramketika darah sedang keluar. Rasa nyeri ini merupakan sesuatu yang wajar, karena dinding rahim saat itu sedang berkontraksi atau mengkerut untuk mengeluarkan gumpalan darah.</div><div style="text-align: justify;">Nyeri ini lebih terasa pada wanita yang belum pernah melahirkan. Pasalnya, mulut rahim mereka masih kecil, sehingga rasanya seperti orang yang sedang melahirkan. Inipun sesuatu yang normal. Kecuali bagi wanita yang memang sangat sensitif, yang rasanya bisa sangat menyiksa. Namun, biasanya setelah menikah dan memiliki anak, ini akan hilang.</div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi, jika nyeri itu hebat dan berkepanjangan, p;erlu diwaspadai adanya kemungkinan ia menderita endometriosos. Dalam hal ini, sel-sel bagian dalam rahim tumbuh tidak di dalam rahim, tapi juga di luar. Misalnya, di ovarium atau saluran tuba yang sangat menyakitkan.</div><div style="text-align: justify;">Jika nyeri menjelang haid begitu hebat sampai terasa melumpuhkan, sebaiknya segera periksa ke dokter. Terlebih bagi yang sudah berhubungan badan, karena mungkin merupakan suatu gejala infeksi. Nah, bila terjadi pelekatan organ genitalia internal akibat dari infeksi tersebut, dampaknya bisa menyulitkan punya anak.</div><div style="text-align: justify;">Pusing yang menyertai menstruasi juga merupaka hal yang wajar. Pasalnya, wanita yang menjelang haid biasanya memang mengalami pre-menstruasi tension atau ketegangan menjelang haid. Efeknya antara lain perasaan tertekan, jerawatan, payudara nyeri, badan sakikt-sakit, perut serasa kembung, bengkak,ada rasa nyeri. Makanya, jadi lebih gampang marah atau sebaliknya dan perubahan emosi lainnya.</div><div style="text-align: justify;">Semua itu, wajar-wajar saja dan tidak berbahaya. Untuk mengurangi kondisi yang tidak nyaman ini, dianjurkan mengurangi makanan yang banyak mengandung garam, bumbu penyedap, atau terlalu banyak mengandung minyak. Perbanyaklah makan buah dan sayur, cukup makanan yang mengandung minyak. Perbanyaklah makan buah dan sayur, cukup makanan yang mengandung karbohidrat dan tinggi serat.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-66704301811247303552009-09-14T19:50:00.001-07:002009-09-14T19:50:56.869-07:00Materi Kesehatan: Siklus Kesehatan Wanita pada masa Konsepsi<div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>SIKLUS KESEHATAN WANITA<br /></b></span></div><div style="color: red;"> </div><div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>PADA MASA KONSEPSI</b></span></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Perkembangan biologis antara laki – laki dan perempuan ditentukan sejak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki – laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh minggu masa depan konsepsi, organ seksualitas laki – laki mulai terbentuk karena pengaruh hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk karena kurangnya testeteron, bukan karena adanya hormone esterogen.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">I. Sel telur ( Ovum )</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita, jumlah oorganisme adalah :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Bayi baru : 750.000</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Umur 6 – 15 tahun : 439.000</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Umur 16 – 25 tahun : 159.000</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">d. Umur 35 – 45 tahun: 34.000</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">e. Masa menaupose : semua hilang.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Urutan pembuahan ovum ( oogenesis ) :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Oogonia</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Oosit pertama ( Primary Oocyte )</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Primary ovarian fillicel</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">d. Liquor folliculi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">e. Pematangan pertama ovum</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">f. Pematangan kedua ovum pada waktu sperma mebuahi telur</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">II. Sel mani ( Sperma )</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti ( nucleus ), leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor, yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor sperma kira – kira 10x bagian kepala. Jumlah sperma yang dikeluarkan sekali membuahi berjuta – juta sel mani yang keluar.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Secara embrional, spermatogonium berasal darisel primitive tubilus testis. Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spematogenium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh sel – sel interstisial leydig, sel – sel spermatogenium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Urutan pertumbuhan sperma ( spermatogenesis ) :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Spermatogenium, membelah dua</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Spermatosid pertama, membelah dua</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Spermatosid kedua, membelah dua</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">d. Spermatid, kemudian tumbuh menjadi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">e. Spermatozoon ( sperma )</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">III. Pengertian Konsepsi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma. Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat ovulasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama ejakulasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Konsepasi memiliki kemungkinan paling berhasil, jika hubungan seksual berlangsung tepat sebelum ovula. Sperma dapat hidup selama 3 – 4 hari didalam saluran genetalia wanita dan idealnya harus berada didalamtuba falopii saat ovulasi terjadi, karena ovum hanya bisa hidup selam 12 – 24 jam. Wanita dapat memprediksi ovulasi dengan memantau perubahan dalam tubuhnya. Misalnya, sekitar waktu ovulasi, serviks memendek, melunak dan sedikit berdilatasi. Salah satu indicator ovulasi yang paling kuat adalah status lender serviks yang menjadi transparan, licin, dan banyak ( Flynn, 1992 ). Lendir tersebut juga dapat direnggangkan, suatu materi yang disebut spinnbarkeit. Setelah ovulasi, lender kembali menjadi kental, lengket, dan jumlahnya menurun ( Norman, 1986 ). Tindakan lebih jauh yang dapat dilakukan wanita adalah mengobservasi suhu tubuh basalnya, yang meningkat sebesar 0,2 derajat celcius segera setelah ovulasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sebelum sebuah sperma mampu mempenetrasi dan membuahi sebuah ovum, sperma harus menjalani sebuah proses yang disebut kapasitasi ( berlangsung kurang lebih 7 jam ). Pada proses ini membrane sperma menjadi rapuh ( fragile ) dan melepaskan enzim hidrolitik dari akrosom ( lapisan seperti helm yang menutupi kepala sperma ). Enzim ini ( hialuronidase dan proteinase ) harus mencerna korona radiata dan zona pelusida sebelum dapat mencapai membrane ovum. Walaupun banyak sperma terlibat dalam proses cerna ini, hanya satu sperma yang dibiarkan mempenetrasi ovum. Segera setelah satu sprema memasuki ovum, perubahan kimia terjadi. Perubahan kimia ini mula – mula mencegah sperma lain berfusi lebih jauh dengan membrane ovum dan pada akhirnya semua sperma yang tersisa dikeluar dari ovum.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Begitu sperma telah memasuki ovum, sperma sementara berada didalam sitoplasma perifer, sementara nucleus wanita menjadi matur dan jumlah kromosom wanita menurun dari 46 menjadi 23. Nucleus sperma menjadi membengkak dan saling mendekat sebagai pronukleus pria dan wanita saat terbentuk suatu “ kumparan “ diantara kedua nucleus tersebut membrane pronukleus kemudian rupture dan kromosom yang dibebaskan berkombinasi membentuk zigot. Pada waktu inilah fertilisasi ( pembuahan ) terjadi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Waktu yang optimal untuk mulainya kehamilan adalah dalam 24 jam ovulasi. Koitus ( hubungan seksual ) selama 24 jam sebelum ovulasi akan menyediakan spermatozoa pada tuba falopii yang siap menerima kedatangan ovum. Dengan demikian penting bagi wanita mencoba untuk mengerti bahwa ia mengetahui perkiraan hari ovulasinya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Metode berukit dapat dipergunakan untuk menilai hari ovulasi :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Metode kalender</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pencatatan sebaiknya dilakukan terus dalam satu periode paling tidak 6 bulan, yang mencatat hari pertama setiap periode menstruasi ( hari ke 1 keduanya darah mentruasi ) dan dengan demikian menghitung waktu ovulasi selama 15 hari sebelum periode khusus tersebut. Pada cara ini diperkirakan hari – hari pada bulan berikutnya kapan wanita akan menstruasi dan dengan demikianjuga dapat diperkirakan hari – hari kapan wanita tersebut berovulasi. Apabila mensttruasinya tidak teratur, maka penghitungan demikian tidak mungkun dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Metode suhu</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pelepasan progesterone telah menyebabkan peningkatan suhu tubuh sampai 0,5 derajat Celsius. Suhu tubuh tersebut akan sedikit turun tepat sebelum mulainya ovulasi dan kemudian meningkat segera setelah ovulasi. System ini memerlukan pencetatan suhu mulut segera pada setiap bangun tidur pagi. Peningkatan suhu tubuh tersebut harus menetap dalam 24 jam untuk membuktikan bahwa telah terjadi ovulasi. Pemakaian metode ini mungkin dapat keliru karena kenaikan suhu dapat menunjukan adanya infeksi dan penurunan suhu tubuh kadang – kadang terjaid akibat dari pemberian obat misalnya aspirin.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Perubahan mucus serviks</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Peningkatan kadar estrogen tepat sebelum ovulasi menyebabkan peningkatan sekresi serviks maupun pengurangan kekentalan ( vikositas ) sekresi tersebut. Karena sekresi merupakan bagian dari sekresi vagina maka perubahan dapat dikenal oleh wanita yang diharapkan dapat mengerti. Walaupun demikian, akan memerlukan waktu 2 atau 3 bulan lagi pasangan yang sebelumnya belum pernah mengetahui maknanya untuk memperhatikan hal ini.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">IV. Tahap – Tahap Perkembangan Janin</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">a. Tahap perkembangan janin minggu 1 – 4</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Minggu pertama :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 1 : seltelur yang dibuahi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 2 : hari ke 2 – 3, pembentukan alur. Diferensiasi menjadi sel – sel luar dan dalam pembelahan sel pertama langsung beralih kestadium kedua buah sel sementara diangkut menjadi saluran telur.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 3 : blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32 – 58 buah dimulai pembentukan rongga blastokista. Hari ke 4 – 5 blatokista bebas. Embrioblast dan trofoblast rongga blatokista dilanjutkan dengan nidasi yang berlangsung selama kurang lebih satu minggu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Minggu kedua : Implantasi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 4 : implantasi blatokista dan krucut implantasi dalam selpaut lendir rahim.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 5 : masuknya blatokista kedalam selaput lendir sampai awal peredaran uteroplasenta.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Minggu ketiga : blatokista trilaminar</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 6 : pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga – rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 7 : timbauan korda</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 8 : terusan aksial</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 9 : lipatan kepala mulai terbentuk, jantung mulai berdenyut dan jonjot – jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Minggu keempat :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembagan bentuk badan, mencakup stadium 10 – 13 pada awal minggu ke 4 jantung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung saraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel – sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia sesungguhnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembangan minggu ke 4 gestasi mencakup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 0,75 – 1 mm ; berat 400 mg</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Pembentukan korda spinalis dan mulai menyatu digaris tengah back bant ( kepala menyentuh ekor ).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Jantung mengalami rudimeter, tampak seperti gumpalan dipermukaan anterior.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Gumpalan mirip lengan dan kaki</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Mata, telinga dan hidung mengalami rudimenten.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">b. Tahap perkembangan janin minggu ke 5 – 8 : organogenesis</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Satium 14 : miotom – miotom</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Panjang 5 – 7 mm, usia 31 – 35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Duktus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung temgkuk sangat menonjol.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 15 : topografi pembuluh – pembuluh darah</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Panjang 7 – 9 mm, usia 35 – 38 hari, ectoderm menutup diatas gelembung lensa. Tepek penghidu membenankan diri menjadi suatu alur kecil. Terbentuk tepek telingga.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 16 : tonjolan – tonjolan wajah</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Panjang 8 – 11 mm, usia 37 – 42 hari. Pada embrio yang tidak difiksasi sudah mengalami pigmentasi. Benjolan – benjolan telinga tampak jelas. Sinus serviklis menutup. Telapak tangan amat jelas, telapak kaki samara – samar.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 17 : gelembung – gelembung telenfesalon.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 18 – 19 : bentuk yang kuboid.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 20 : tangan pada sikap pronasi. Kerangka tulang rawan dan susunan otot.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Stadium 23 : histologi. Pengolahan bertahap pada kepala.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Diakhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembangan pada minggu ke 8 gestasi mencekup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 2,5 cm ; berat 20 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Jantung mulai berdenyut disertai adanya katup dan septum.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Gambaran wajah dapat dilihat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Ekstremitas terbentuk.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Ekor mengalami retrogesi, abdomen kencang dan kantung gestasional kelaminnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Minggu ke 12 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 7 – 9 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Berat 45 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Terjadi gerakan janin spontan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Reflek babinski positif.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Pembentukan lempeng osifikasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Jenis kelamin bisa dibedakan dari tampilan luar.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Sekresi ginjal dapat dimulai : urin belum terdapat di cairan amnion.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Denyut jantung dapat di dengar melalui doppler</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Minggu ke 16 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Diakhir minggu keenam belas gestasi janin menelan cairan amniotonic dengan aktif.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Gestasi mencakup :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Panjang 10 -17 cm.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Berat 55 – 120 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Quickening</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Antibody mulai di produksi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Rambut mulai terbentuk</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Mekonium terdapat di usus bagian atas</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Terbentuk lemak coklat</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Minggu ke 24 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ketika janin mencapai usia 24 minggu, atau beratnya mencapai 601 gram, mereka telah mencapai batas usia viabilitas jika kelahiran mereka ditangani di fasilitas pelayanan modern.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Gestasi mencakup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Panjang 28 – 36 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Berat 550 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Antybody pasif ditransfer dari ibu kejanin</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Terdapat ferniks kaseosa</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Mekonium terdapat direktum</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Produksi surfaktan mulai aktif</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Kelopak dan bulu mata sudah dapat dibedakan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">o Kelopak mata sudah mulai terbuka dan pupil raktif.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">c. Tahap perkembangan janin minggu ke 28 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Pembuluh darah retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, ini menjadi pertimbangan penting pada saat merawat bayi dengan berat lahir rendah yang memerlukan oksigen.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembangan pada minggu ke 28 getasi mencakup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 35 – 38 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Berat 1200 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Alfeolus paru matang</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Terbentuk surfaktan dicairan amnion</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Testis turun ( pada pria )</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">d. Tahap perkembangan janin minggu ke 32 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Diakhir minggu ke 32 gesatasi janin mulai menetapkan diri pada posisi lahir.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembangan pada minggu ke 32 gestasi mencakup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 38 – 43 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Berat 1600 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Terdapat simpanan lemak subkutan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Reflek moro aktif</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Terbentuk cadangan zat besi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Janin mulai peka terhadap suara – suara dari luar kandungan</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Kuku jari memenuhi ujung – ujung jari.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">e. Tahap perkembangan janin minggu ke 36 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Diakhir minggu ke 36 janin berada pada posisi verteks atau kepala berada dibawah</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Perkembangan pada minggu ke 36 gestasi mencakup sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 42 – 49 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Berat 1900 – 2700 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Simpanan lemaksubkutan meningkat</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Lipatan plantar terbentuk 1 – 2</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Laguno menghilang</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Biasanya berada pada posisi verteks</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">f. Tahap perkembangan janin pada minggu ke 40 :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Pada primipara, janin biasanya masuk kejalan lahir selama 2 minggu terakhir kehamilan yang membuat ibu merasa bahwa bayi siap lahir. Ini merupakan peringatan bahwa trimester ke 3 kehamilan sudah berakhir dan persalinan siap dimulai.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">· Pada perkembangan minggu ke 40 gestasi mencakup yang berikut :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Panjang 48 – 52 cm</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Berat 3000 gram</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Ginjal janin aktif</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Verniks kaseosa terbentuk lengkap</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Plantar mulai banyak</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">- Kuku jari mulai panjang</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">V. Faktor – Faktor yang mempengaruhi :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">1. Infertilitas pada wanita</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Untuk menjadi hamil, wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur, ovumnya harus normal dan tidakboleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau amplantasi ovum yang sudah di buahi. Oleh karena itu, penyebeb infertilitas pada wanita, yang dapat disebabkan oleh faktor, psikologis, atau kombinasi keduanya, dapat dibagi menjadi masalah ovulasi atau hambatan atau abnormalitas dalam saluran reproduksi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">2. Masalah ovulasi</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Karena ovulasi normal berlangsung dibawah kendali hormone, gangguan tertentu dalam system endokrin dapat mempengaruhi fertilisasi. Dengan menelusuri kembali peristiwa – peristiwa yang menyebabkan ovulasi, area – area yangn terkait dengan sistem endokrin menjadi jelas. Pertama hipotalamus perlu melepaskan faktor pelepasan gonadotropin yang bekerja pada kelenjar hipofisis, menyebabkan pelepasan FSH dan LH. FSH menstimulasi sebuah folikel menjadi matang dan menyebabkan produksi estrogen, sedangkan LH menstimulasi pelepasan ovum dan produksi progesterone. Produksi estrogen dan progesterone juga dipengaruhi oleh kadar prolaktine yang bersikulasi dari kelenjar hipofisis.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Masalah ovulasi dapat disebabkan oleh difungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis, atau kelenjar tyroid ( karena peningkatan kadar prolaktin dapat disebabkan baik oleh masalah kelenjar hipofisis ataupun kelenjar tyroid ). Dari perspektif psikologi, terdapat juga suatu kolerasi antara hiperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress ( diantara pasangan yangn mendatangi klinik infertilitas ), walaupun efek stress pada fertilisasi memerlukan penelitian lebih lanjut. Penyakit sistematik,yang meliputi DM, penyakit gagal ginjal yang mempengaruhi fungsi endokrin dapat juga menggangu siklus normal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Walaupun fungsi hormone dapat berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium dapat mempengaruhi ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akibat endomestiotis atau riwayat pembedahan dapat menggangu siklus ovarium sehingga mempengaruhi fertilitas. Lebih lanjut lagi, dapat terjadi masalah pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang dihasilkan dapat dilepas sebelum ovum tersebut benar – benar matur, atau ovum tersebut terus menerus mengalami defek.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-79614362529676542372009-09-14T19:48:00.001-07:002009-09-14T19:48:49.077-07:00Askeb Asuhan Antenatal Care (ANC)<div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>ASUHAN ANTENATAL (Antenatal Care)</b></span></div><br />Definisi<br />Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.<br />(pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)<br />Pelayanan antenatal<br />Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan.<br />Tujuan<br />1. menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat.<br />2. memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.<br />3. menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.<br />Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin.<br />Perencanaan<br />Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir) :<br />- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali<br />- 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali<br />- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali<br />KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.<br />KUNJUNGAN / PEMERIKSAAN PERTAMA ANTENATAL CARE<br />Tujuan<br />1. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan<br />2. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan<br />3. menentukan status kesehatan ibu dan janin<br />4. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan<br />5. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya<br />Anamnesis<br />Identitas Pasien<br />Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus.<br />Keluhan utama<br />Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.<br />Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang<br />Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan.<br />Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir, siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan menggunakan Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.<br />Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).<br />Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.<br />Riwayat penyakit dahulu<br />Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).<br />Riwayat penyakit keluarga<br />Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.<br />Riwayat khusus obstetri ginekologi<br />Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.<br />Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.<br />Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.<br />Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.<br />Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.<br />Riwayat sosial / ekonomi<br />Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari.<br />Pemeriksaan Fisis<br />Status generalis / pemeriksaan umum<br />Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.<br />Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.<br />Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggiUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-27547757113050818562009-09-14T19:44:00.001-07:002009-09-14T19:44:30.615-07:00Materi Kesehatan: Sistem Reproduksi Wanita<div style="color: red; text-align: center;"><b>Sistem Reproduksi Pada Manusia - Wanita</b></div><div> </div><div style="text-align: justify;">female_reproductive_system_lateral</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduksi, oogenesis, hormon pada wanita, fertilisasi, kehamilan, persalinan dan laktasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">1.Organ Reproduksi<br />Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Organ reproduksi dalam<br />Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).<br />Ovarium<br />Ovarium (indung telur) berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan panjang 3 - 4 cm. Ovarium berada di dalam rongga badan, di daerah pinggang. Umumnya setiap ovarium menghasilkan ovum setiap 28 hari. Ovum yang dihasilkan ovarium akan bergerak ke saluran reproduksi.<br />Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan progesteron.<br />Saluran reproduksi<br />Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina.<br />Oviduk<br />Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai (fimbrae). Fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus.<br />Uterus<br />Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi.<br />Vagina<br />Vagina merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi bagian dalam pada wanita. Vagina bermuara pada vulva. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dengan bagian terluar berupa selaput berlendir, bagian tengah berupa lapisan otot dan bagian terdalam berupa jaringan ikat berserat. Selaput berlendir (membran mukosa) menghasilkan lendir pada saat terjadi rangsangan seksual. Lendir tersebut dihasilkan oleh kelenjar Bartholin. Jaringan otot dan jaringan ikat berserat bersifat elastis yang berperan untuk melebarkan uterus saat janin akan dilahirkan dan akan kembali ke kondisi semula setelah janin dikeluarkan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Organ reproduksi luar<br />Organ reproduksi luar pada wanita berupa vulva. Vulva merupakan celah paling luar dari organ kelamin wanita. Vulva terdiri dari mons pubis. Mons pubis (mons veneris) merupakan daerah atas dan terluar dari vulva yang banyak menandung jaringan lemak. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat lipatan labium mayor (bibir besar) yang berjumlah sepasang. Di dalam labium mayor terdapat lipatan labium minor (bibir kecil) yang juga berjumlah sepasang. Labium mayor dan labium minor berfungsi untuk melindungi vagina. Gabungan labium mayor dan labium minor pada bagian atas labium membentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris.<br />Klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris secara struktural tidak sama persis dengan penis, namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa. Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.<br />Pada vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat himen atau selaput dara. Himen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">2.Oogenesis<br />Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat oogonium (oogonia = jamak) atau sel indung telur. Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer.<br />Oogenesis telah dimulai saat bayi perempuan masih di dalam kandungan, yaitu pada saat bayi berusia sekitar 5 bulan dalam kandungan. Pada saat bayi perempuan berumur 6 bulan, oosit primer akan membelah secara meiosis. Namun, meiosis tahap pertama pada oosit primer ini tidak dilanjutkan sampai bayi perempuan tumbuh menjadi anak perempuan yang mengalami pubertas. Oosit primer tersebut berada dalam keadaan istirahat (dorman).<br />Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam setiap ovariumnya mengandung sekitar 1 juta oosit primer. Ketika mencapai pubertas, anak perempuan hanya memiliki sekitar 200 ribu oosit primer saja. Sedangkan oosit lainnya mengalami degenerasi selama pertumbuhannya.<br />Saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mengalami perubahan hormon yang menyebabkan oosit primer melanjutkan meiosis tahap pertamanya. Oosit yang mengalami meiosis I akan menghasilkan dua sel yang tidak sama ukurannya. Sel oosit pertama merupaakn oosit yang berukuran normal (besar) yang disebut oosit sekunder, sedangkan sel yang berukuran lebih kecil disebut badan polar pertama (polosit primer).<br />Selanjutnya , oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II (meiosis kedua). Namun pada meiosis II, oosit sekunder tidak langsung diselesaikan sampai tahap akhir, melainkan berhenti sampai terjadi ovulasi. Jika tidak terjadi fertilisasi, oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun jika ada sperma masuk ke oviduk, meiosis II pada oosit sekunder akan dilanjutkan kembali. Akhirnya, meiosis II pada oosit sekunder akan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.<br />Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel telur (folikel) merupakan sel pembungkus penuh cairan yang menglilingi ovum. Folikel berfungsi untuk menyediakan sumber makanan bagi oosit. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Folikel primer muncul pertama kali untuk menyelubungi oosit primer. Selama tahap meiosis I pada oosit primer, folikel primer berkembang menjadi folikel sekunder. Pada saat terbentuk oosit sekunder, folikel sekunder berkembang menjadi folikel tersier. Pada masa ovulasi, folikel tersier berkembang menjadi folikel de Graaf (folikel matang). Setelah oosit sekunder lepas dari folikel, folikel akan berubah menjadi korpus luteum. Jika tidak terjaid fertilisasi, korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albikan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">3.Hormon pada Wanita<br />Pada wanita, peran hormon dalam perkembangan oogenesis dan perkembangan reproduksi jauh lebih kompleks dibandingkan pada pria. Salah satu peran hormon pada wanita dalam proses reproduksi adalah dalam siklus menstruasi.<br />Siklus menstruasi<br />Menstruasi (haid) adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium. Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacu pengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi mekanisme siklus menstruasi.<br />Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting, yaitu ovulasi. Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (½ n) menstruasi. Untuk periode atau siklus hari pertama menstruasi, ovulasi terjadi pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Fase menstruasi<br />Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis. Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50mL.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Fase pra-ovulasi<br />Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin. Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifta basa. Lendir yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Fase ovulasi<br />Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf dan siap dibuahi oleh sperma. Umunya ovulasi terjadi pada hari ke-14.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Fase pasca-ovulasi<br />Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.<br />Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">4.Fertilisasi<br />Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.<br />Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.<br />Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:<br />hialuronidase<br />Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.<br />akrosin<br />Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.<br />antifertilizin<br />Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.<br />Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :<br />Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.<br />Menarik sperma secara kemotaksis positif.<br />Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.<br />Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">5.Gestasi (Kehamilan)<br />Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus. Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.<br />Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit. Tahap ini disebut blastula, dengan rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sel-sel bagian luar blastosit<br />Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.<br />Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sakus vitelinus<br />Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Korion<br />Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Amnion<br />Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.<br />Alantois<br />Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sel-sel bagian dalam blastosit<br />Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.<br />Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.<br />Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">6.Persalinan<br />Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis.<br />Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.<br />Estrogen<br />Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Oksitosin<br />Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Prostaglandin<br />Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Relaksin<br />Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">7.Laktasi<br />Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.<br />Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Gangguan menstruasi<br />Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kanker genitalia<br />Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks dan ovarium.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kanker vagina<br />Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kanker serviks<br />Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kanker ovarium<br />Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Endometriosis<br />Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru.<br />Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.<br />Infeksi vagina<br />Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-22010847093420958132009-09-14T19:42:00.001-07:002009-09-14T19:42:39.415-07:00Materi Kesehatan: Pembuahan, Nidasi dan Plasentasi<div style="color: red; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>PEMBUAHAN, NIDASI DAN PLASENTASI</b></span></div><div> </div><div style="text-align: justify;">Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus testis. Setelah janin dilahirkm, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan hingga masa </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel‑sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertama.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Spermatosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermatosit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoon.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge, dan di dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel‑folikel. Pada umur 6 ‑ 15 tahun ditemukan 439.000, pada 16 ‑ 25 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua menghilang.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti ‑ oleh sebab yang belum diketahul ‑ sampal folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase melosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH melosis (pembelahan ke arah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup banyak.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum; pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum. </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus. </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba di mana spermatozoon dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoon, yang mempunyai kemampuan (capacitation) untuk membuahi. Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum sesudah dilepas oleh ovanium mempunyai diameter 100″ (0,1 mm).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ditengah‑tengahnya dijumpal nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat arang dan asam amino.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ovum dilingkari oleh zona pellusida. DI luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk pembelahan‑pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang haploid.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X, dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh sebagai seorang janin pria.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian‑bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada stadium blastula ini sel‑sel Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel‑sel desidua ini besar‑besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas. Blastula dengan bagian Yang mengandung inner‑cell mass aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang‑kadang pada saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium‑terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner‑cell mass berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali‑pusat berpangkal sentral atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki endometnium, maka terdapatlah tali‑pusat dengan insersio velamentosa.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot‑jonjot yang dinamakan villi koriales dan berpangkal pada korion.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bila nidasl telah terjadi, mulailah diferensiasi sel‑sel blastula. Sel‑sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel‑sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan yolk sac.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sel‑sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di sebelah luar lapisan sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus‑nukleus, tersebar tak rata dalam sitoplasma.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang‑cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke arah kavum uteri sehingga lambat‑laun menghilang; korion yang gundul ini disebut korion leave.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human cborionic gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteurn untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air kencing wanita yang menjadi hamil.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel‑sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali pusat. Yolk‑sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa‑sisanya dapat ditemukan dalam tali‑pusat.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di tali‑pusat sendiri yang berasal darl body stalk, terdapat pembuluh‑pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales dan 1 vena umbilikalis yang berada di tali‑pusat. Kedua arteri dari satu vena tersebut menghubungkan satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Adapun sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira‑kira minggu ke 10</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan perinatal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ciri‑cirl tersebut di atas perlu diketahul jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyal sifat menghancurkan desidua termasuk spiral arteri serta vena‑vena di dalamnya. Akibatnya terbentuklah ruangan‑ruangan yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh‑pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan‑ruangan intervillair di mana villi koriales seolah‑olah terapung‑apung di antara ruangan ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Sebagian dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Septa plasenta ini mernbagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,umumnya ditemukan 15 sampal 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang‑cabang seperti pohon. Pada plasenta aterm diperkirakan terdapat 200 foetal cotyledon. Dari tiap‑tiap cabang Vili koriales terdapat sistern vena serta arteria yang menuju ke vena umbilikalis dan arteria umbilikalis. Sebagian besar cabang‑cabang pohon itu tergenang di dalam ruangan intrviiler yang berisii darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asarn bagi janin.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel‑sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel‑sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada abortus dikuret terlalu dalarn, maka jonjot‑jonjot plasenta tumbuh di antara otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat pula dijumpai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-83646343089516764032009-09-14T19:39:00.000-07:002009-09-14T19:41:35.543-07:00Materi Kesehatan: Proses Terjadinya Kehamilan<span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">PROSES TERJADINYA KEHAMILAN</span></b></span><br /><br /><div style="text-align: justify;">BAB I<br />PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">1.1 Latar Belakang<br />Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi atau masa subur ( keadaan dimana rahim melepaskan sel telur), dan sperma (air mani) dari pria membuahi sel telur dari wanita tsb.<br />Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari).<br />Dalam sekali hubungan badan, seorang suami rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.<br />Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim.<br />Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.<br />Makalah ini akan membahas tentang bagaimana awal terjadinya kehamilan meliputi proses pembentukan janin, perkembangan janin di dalam rahim dan sampai pada pengeluaran bayi dan plasenta.<br />1.2 Tujuan<br />a. Untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Ginekologi<br />b. Dengan mempelajari Proses Terjadinya Kehamilan, diharapkan dapat mengetahui tentang awal terjadinya kehamilan meliputi proses pembentukan janin, perkembangan janin di dalam rahim dan sampai pada pengeluaran bayi dan plasenta.</div><div style="text-align: justify;">1.3 Batasan Masalah<br />Dalam penulisan makalah ini kami membahas mengenai proses bembentukan janin, perkembangan janin di dalam rahim, sampai pada pengeluaran bayi dan plasenta</div><div style="text-align: justify;">1.4 Metode Penulisan<br />Metode yang kami gunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan literatur, membaca buku panduan dan mencari dari internet tentang proses terjadinya kehamilan.</div><div style="text-align: justify;">1.5 Sistematika Penulisan<br />KATA PENGANTAR<br />DAFTAR ISI<br />BAB I PENDAHULUAN<br />1.1 Latar Belakang<br />1.2 Tujuan<br />1.3 Batasan Masalah<br />1.4 Metode Penulisan<br />1.5 Sistematika Penulisan<br />BAB II PEMBAHASAN<br />2.1 Proses Pembentukan Janin<br />2.2 Perkembangan Janin di Rahim<br />2.3 Karakteristik Janin<br />2.4 Pengeluaran Bayi<br />2.5 Pengeluaran Plasenta<br />BAB III KESIMPULAN<br />DAFTAR PUSTAKA</div><div style="text-align: justify;">BAB II<br />PEMBAHASAN</div><div style="text-align: justify;">Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. </div><div style="text-align: justify;">2.1 Proses Pembentukan Janin</div><div style="text-align: justify;">• Spermatogenesis<br />Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone (Wildan yatim, 1990). </div><div style="text-align: justify;">Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :</div><div style="text-align: justify;">1. Spermatocytogenesis<br />Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.<br />- Spermatogonia<br />Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.</div><div style="text-align: justify;">- Spermatosit Primer<br />Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.</div><div style="text-align: justify;">2. Tahapan Meiois<br />Spermatosit I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.<br />Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.</div><div style="text-align: justify;">3. Tahapan Spermiogenesis<br />Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari:<br />a. Kepala (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.<br />b. Leher (servix), menghubungkan kepala dengan badan.<br />c. Badan (corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk motilitas.<br />d. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.</div><div style="text-align: justify;">• Oogenesis</div><div style="text-align: justify;">- Sel-Sel Kelamin Primordial<br />Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial. </div><div style="text-align: justify;">- Folikel PrimordiaL<br />Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.</div><div style="text-align: justify;">- Oosit Primer<br />Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.</div><div style="text-align: justify;">- Pembelahan Meiosis Pertama<br />Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.<br />Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang polanya berbeda.</div><div style="text-align: justify;">- Oosit Sekunder<br />Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.</div><div style="text-align: justify;">- Fertilisasi<br />Keajaiban awal mula kehidupan diawali dengan bertemunya sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1 sperma yang mampu memasuki sel telur dan membuahinya.</div><div style="text-align: justify;">Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder, pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.</div><div style="text-align: justify;">Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu,sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung.<br />Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:<br />o Hialuronidase<br />Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.<br />o Akrosin<br />Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.</div><div style="text-align: justify;">o Antifertilizin<br />Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder.<br />Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :<br />- Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.<br />- Menarik sperma secara kemotaksis positif.<br />- Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.</div><div style="text-align: justify;">Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang disebut inti oosit sekunder.<br />Segera setelah sperma memasuki oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar. Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.</div><div style="text-align: justify;">2.2 Perkembangan Janin di Rahim</div><div style="text-align: justify;">Permulaan masa embriogenik</div><div style="text-align: justify;">Embrio :</div><div style="text-align: justify;">Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :<br />1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.<br />Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus</div><div style="text-align: justify;">3 tahapan fase embrionik yaitu :<br />a. Morula<br /> Hasil pembelahan zygot tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya seperti buah arbei<br /> Morula adalah suatu bentukan sel sperti buah arbei (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus secara mitosis. Dan keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.<br /> Morulasi yaitu proses terbentuknya morula</div><div style="text-align: justify;">b. Blastula<br /> Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. bentuk ini kemudian disebut blastosit.<br /> Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.<br /> Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel yang dikeluarkan oleh tuba fallopii.<br /> Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.<br /> Pada stadium ini terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ).</div><div style="text-align: justify;">Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)</div><div style="text-align: justify;">Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.<br />Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.</div><div style="text-align: justify;">c. Gastrula<br /> Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.<br /> Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus).<br /> Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.</div><div style="text-align: justify;">Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di sebelah luar.</div><div style="text-align: justify;">Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan. </div><div style="text-align: justify;">Tubulasi<br />Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif. Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.</div><div style="text-align: justify;">Organogenesis<br />Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.<br />Contohnya :<br />a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.<br />b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.<br />c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.</div><div style="text-align: justify;">Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.<br />Contohnya :<br />a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.</div><div style="text-align: justify;">Organogenesis atau morfogenesis adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)</div><div style="text-align: justify;">Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis pada bumbung-bumbung:</div><div style="text-align: justify;">1. Bumbung epidermis<br />Menumbuhkan:<br />- Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.<br />- Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.<br />- Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra peraba.<br />- Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra pengecap.<br />- Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.<br />- Lapisan enamel gigi.</div><div style="text-align: justify;">2. Bumbung endoderm<br />- Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.<br />- Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.<br />- Lapisan epitel paru atau insang.<br />- Kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis).<br />- Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan kelenjar-kelenjarnya.</div><div style="text-align: justify;">3. Bumbung neural (saraf)<br />- Otak dan sumsum tulang belakang.<br />- Saraf tepi otak dan punggung.<br />- Bagian persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.<br />- Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.</div><div style="text-align: justify;">4. Bumbung mesoderm<br />- Otot:lurik, polos dan jantung.<br />- Mesenkim yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.<br />- Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya.<br />- Ginjal dan ureter.<br />- Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.<br />- Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: plera, pericardium, peritoneum dan mesenterium.<br />- Jaringan ikat dalam alat-alat seperti hati, pancreas, kelenjar buntu.<br />- Lapisan dentin, cementum dan periodontum gigi, bersama pulpanya.</div><div style="text-align: justify;">Pada minggu ke 5 embryo berukuran 8 mm. Pada saat ini otak berkembang sangat cepat sehingga kepala terlihat sangat besar. Pada minggu ke 6 embrio berukuran 13 mm. Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah mulai lurus, jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm, jari tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus, genetalia eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis selesai yaitu pada akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut janin atau fetus dengan ukuran 30 mm.</div><div style="text-align: justify;">Pertumbuhan dan perkembangan manusia<br />Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.<br />HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.<br />Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :<br />1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.<br />2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.<br />3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.<br />4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.</div><div style="text-align: justify;">Janin<br />Janin atau embryo adalah makhluk yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa (Wildan yatim, 1990).</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006 disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan minggu pertumbuhan.</div><div style="text-align: justify;">Tahapan perkembangan pada masa embrio<br /> Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.<br /> Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.<br /> Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.<br /> Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.<br /> Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).<br /> Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)<br /> Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.<br /> Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.<br /> Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan. </div><div style="text-align: justify;">2. Fase Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.<br />Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal.</div><div style="text-align: justify;">Tahap perkembangan janin dimulai pada bulan ke 3 sampai ke 10.</div><div style="text-align: justify;">Pada 6 bulan terakhir perkembangan manusia digunakan untuk meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ yang dibentuk pada 3 bulan pertama. </div><div style="text-align: justify;">Pada saat janin memasuki bulan ke 3, panjangnya 40 mm. Janin sudah mempunyai sistem organ seperti yang dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini genitalnya belum dapat dibedakan antara jantan dan betina dan tampak seperti betina serta denyut jantung sudah dapat didengarkan.</div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 4 ukuran janin 56 mm. Kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal nampak berbeda. Pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk. Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan oleh ibu. </div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 5 ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai 160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak diseluruh tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana ia akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.</div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus, organ internal sudah pada posisi normal. </div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 7 janin nampak kurus, keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9. system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus, jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.</div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 8 testis ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan 70% dapat bertahan hidup.</div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup lemak (vernix caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan kaki. </div><div style="text-align: justify;">Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.</div><div style="text-align: justify;">2.3 Karakteristik Janin</div><div style="text-align: justify;">Proses Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan</div><div style="text-align: justify;">Proses terbentuknya janin laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya sel sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan dan yang X menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y membentuk testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium. Proses deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi cortex dari gonad dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah tubulus sel mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel leydig bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller, testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan bakal skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga pelvis.</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad jadi ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.</div><div style="text-align: justify;">Penis dan klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm. Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara sempurna. Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya sinus urogenitalis dari cloaca.</div><div style="text-align: justify;">2.4 Pengeluaran Bayi</div><div style="text-align: justify;">Kelahiran bayi dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama, proses persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kedua adalah kelahiran bayi yang keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran plasenta. Tahap berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam usai plasenta keluar. </div><div style="text-align: justify;">Tahapan yang pertama adalah kontraksi. Ini biasanya fase paling lama. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm, juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya 2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas. Setelah itu leher rahim akan semakin lebar.Umumnya fase ini lebih pendek dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit. Leher rahim membuka sampai 7 cm. </div><div style="text-align: justify;">Secara umum dan normal, pembukaan leher rahim akan terus meningkat dengan kontraksi yang makin kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi terus-menerus tanpa ada jeda. </div><div style="text-align: justify;">Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10 cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan merasa panas dan berkeringat dingin. </div><div style="text-align: justify;">Posisi calon ibu saat melahirkan turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya berat dan menambah daya dorong ibu. </div><div style="text-align: justify;">2.5 Pengeluaran Plasenta</div><div style="text-align: justify;">Rasa lelah ibu adalah hal yang tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus dikeluarkan. </div><div style="text-align: justify;">Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina. Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran bayi. Apabila plasenta telah keluar, akan segera dijahit robekan atau episiotomi sehingga kembali seperti semula.</div><div style="text-align: justify;">BAB III<br />KESIMPULAN</div><div style="text-align: justify;">Kehamilan terjadi ketika hubungan seksual dilakukan pada saat wanita dalam masa ovulasi atau masa subur dan sperma dari pria membuahi sel telur dari wanita tsb. Telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim, yang akan bertumbuh dan berkembang selama kira-kira 40 minggu.<br />Sel Telur / Ovum yang dibuahi oleh sel mani ( spermatozoa ) akan menjadi satu, Banyak sel mani yang melekat pada dinding Ovum tetapi hanya hanya 1 selmani yang berhasil membuahi Ovum. Beberapa jam setelah pembuahan maka akan terjadi stadium Zygote ( Ovum yang sudah dibuahi dan terbentuk 2 sel jaringan ). setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang menjadi sekelompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola.<br />Sel-sel yang berada di dalam akan berkembang menjadi janin sementara sel-sel yang terletak di bagian luar akan membentuk trofoblas. Sel-sel yang membentuk trofoblas inilah yang kelak akan menjadi plasenta<br />.Dalam 3 hari akan terbentuk sel yang sama besarnya dan masuk pada stadium Morula,. Stadium ini terus berkembang dan menjadi stadium Blastula. Pada stadium ini terbentuk sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan membentuk suatu simpai yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan Endometrium ( lapisan paling dalam dari Rahim ). Nidasi terjadi pada dinding depan atau dinding belakang rahim. Jika Nidasi ini terjadi barulah dapat disebut adanya kehamilan. Setelah itu Blastula tumbuh pesat dan membentuk jaringan Embryo yang selanjutnya terbentuk jaringan Ektoderm, Mesoderm dan Entoderm. Masing-masing jaringan akan membentuk masing-masing organ yang berbeda-beda ( tulang, rambut, paru-paru, jantung dll ). Embryo ini terus tumbuh dan menjadi Janin.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-30993109184929056992009-09-14T19:37:00.000-07:002009-09-14T19:38:26.983-07:00Materi Kesehatan: Menopause<div style="margin: 22.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; color: red; line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><strong>MENOPAUSE</strong></span></div><div style="margin: 22.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara” yang secara linguistik lebih tepat disebut “menocease”. Secara medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon dari <em>ovarium</em> (indung telur) berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali. Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu masa menopause.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Menopause merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 tahun sampai 50 tahun. Pada saat menopause, wanita akan mengalami perubahan-perubahan di dalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Usia dari hari ke hari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari predikat tua. Dengan bertambahnya usia maka gerak-gerik, tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami suatu perubahan. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 5pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. </span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 13.5pt 11.25pt 13.5pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: maroon; font-family: Arial;">Fisik</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">a.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Ketidakteraturan Siklus Haid </span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">b.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Gejolak Rasa Panas</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. Munculnya <em>hot flashes</em> ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">c.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Kekeringan Vagina</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau orgasme.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">d.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Perubahan Kulit</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">e.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Keringat di Malam Hari</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Berkeringat malam hari, bangun bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur. Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena tidak dapat tidur nyenyak.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">f.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Sulit Tidur</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><em><span style="font-family: Arial;" lang="in">Insomnia</span></em><span style="font-family: Arial;" lang="in"> (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">g.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Perubahan Pada Mulut</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">h.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Kerapuhan Tulang</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses <em>osteoporosis</em> (kerapuhan tulang). <em>Osteoporosis</em> merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">i.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Badan Menjadi Gemuk</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Banyak wanita yang menjadi gemuk selama menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah lagi karena kurang berolahraga. </span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">j.</span></strong><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span></strong><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Penyakit</span></strong><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span></strong><strong><span style="font-family: Arial;"></span></strong></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 0in 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis). Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang telah melampaui masa menopause.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Kanker rahim adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks, kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium (kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid, keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan pendarahan haid terakhir dalam menopause.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 13.5pt 11.25pt 13.5pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: maroon; font-family: Arial;">Psikologis</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. </span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan lansia.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang <em>(tension)</em>, cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu: </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="color: black; font-family: Arial;">a.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Ingatan Menurun</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="in">b.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Kecemasan</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 0in 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><strong><em><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Suasana hati</span></em></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis,</span><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"> seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.</span><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><strong><em><span style="font-family: Arial;" lang="in">Pikiran</span></em></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"> yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><strong><em><span style="font-family: Arial;" lang="in">Motivasi</span></em></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"> yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><strong><em><span style="font-family: Arial;" lang="in">Perilaku gelisah</span></em></strong><em><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span></em><span style="font-family: Arial;" lang="in">yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="in">Reaksi-reaksi biologis</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"> yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 0in 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis. </span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="in">c.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Mudah Tersinggug</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-right: 11.25pt; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Gejala ini </span><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.</span><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="in">d.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Stress</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 0in 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat individual sifatnya. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut. </span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="margin: 9pt 11.25pt 9pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;" lang="in">e.</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Depresi</span></strong><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 7.5pt 11.25pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;" lang="in">Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut : </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"> <span></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh. </span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 5pt 11.25pt 5pt 0.5in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>·<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;" lang="in">Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.</span><span style="font-family: Arial;" lang="in"></span><span style="font-family: Arial;"></span></div><span style="font-family: Arial;" lang="en-gb">Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia. Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-34929401436403158712009-09-14T19:35:00.000-07:002009-09-14T19:36:30.887-07:00Materi Kesehatan: Menopause dan Klimakterik<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">MENOPAUSE & KLIMAKTERIK </span></span><span></span></strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />Menopause adalah haid terakhir pada wanita, yang juga sering diartikan sebagai berakhirnya fungsi reproduksi seorang wanita. Oleh karena itu, tidak jarang seorang wanita takut menghadapi saat menopausenya. Kehidupan menjelang dan setelah menopause inilah yang sering disebut sebagai ‘masa senja’ atau masa klimakterium.<span></span><br />Istilah menopause seringkali disalah-artikan dengan klimakterium. </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Klimakterium adalah masa peralihan dalam kehidupan normal seorang wanita sebelum mencapai senium, yang mulai dari akhir masa reproduktif dari kehidupan sampai masa non-reproduktif.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause. Pada wanita terjadi antara umur 40-65 tahun.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Klimakterium prekoks adalah klimakterium yang terjadi pada wanita umur kurang dari 40 tahun.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pramenopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause, keluhan klimakterik sudah mulai timbul, hormon estrogen masih dibentuk. Bila kadar estrogen menurun maka akan terjadi perdarahan tak teratur.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Menopause adalah henti haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu dalam masa tersebut. Umumnya terjadi pada umur 45-55 tahun.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pascamenopause adalah masa 3-5 tahun setelah menopause, dijumpai hiper-gonadotropin (FSH dan LH), dan kadang-kadang hipertiroid.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sindrom klimakterik klinis adalah keluhan-keluhan yang timbul pada masa pramenopause, menopause, dan pascamenopause.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sindrom klimakterik endokrinologis adalah penurunan kadar estrogen, peningkatan kadar gonadotropin (FSH dan LH). Disebut juga sebagai sindrom defisiensi estrogen.</li></ol><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Beberapa penulis menyatakan bahwa masa klimakterik adalah masa penyesuaian dari seorang wanita terhadap menurunnya produksi hormon-hormon yang dihasilkan ovarium dan dampaknya terhadap poros hipotalamus-hipofisis dan organ sasaran. Sudah lama diketahui bahwa hampir semua wanita menopause hidup dalam keadaan defisiensi estrogen. Kekurangan hormon ini menyebabkan menurunnya fungsi organ tubuh yang bergantung pada estrogen, seperti ovarium, uterus (rahim) dan endometrium. Kekuatan serta kelenturan vagina dan jaringan vulva menurun, dan akhirnya semua jaringan yang bergantung pada estrogen akan mengalami atrofi (mengkerut). Cepat atau lambat gangguan akibat kekurangan estrogen pasti akan muncul, yaitu berupa peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida, pengurangan jaringan tulang yang menjurus ke osteroporosis, gangguan psikis, kelelahan dan depresi. Keluhan-keluhan ini perlu dikenal agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.<br />Sebagian pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit defisiensi hormon), sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan dan dirinya sendiri. Namun banyak pula yang menganggap proses ini sebagai kelainan yang memerlukan pengobatan tersendiri.<br />Agar kehidupan usia senja ini berlangsung dalam kepuasan dan kebahagiaan, maka setiap wanita perlu mengadakan persiapan untuk menghadapinya. Salah satu persiapan yang penting adalah mengetahui organ tubuh kita sendiri dan fungsinya, serta mengenal bagaimanakah sebenarnya kejadian masa klimakterik itu.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Gejala-gejala sindrom klimakterik <span></span><br />Penurunan fungsi ovarium dapat berlangsung cepat pada sebagian wanita dan lebih lambat pada yang lainnya. Sebagian wanita menghasilkan estrogen endogen yang cukup sehingga tetap tanpa gejala, sedangkan yang lain memperlihatkan beragam gejala semasa klimakterium. <span></span><br />Gejala-gejalanya dapat dikelompokkan menjadi : </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan neurovegetatif (vasomotorik-hipersimpatikotoni) yang mencakup: · gejolak panas (hot flushes)<span></span><br />· keringat malam yang banyak<span></span><br />· rasa kedinginan<span></span><br />· sakit kepala<span></span><br />· desing dalam telinga<span></span><br />· tekanan darah yang goyah<span></span><br />· berdebar-debar<span></span><br />· susah bernafas<span></span><br />· jari-jari atrofi<span></span><br />· gangguan usus (meteorismus)</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan psikis · mudah tersinggung<span></span><br />· depresi<span></span><br />· lekas lelah<span></span><br />· kurang bersemangat<span></span><br />· insomania atau sulit tidur</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan organik · infark miokard (gangguan sirkulasi)<br />· atero-sklerosis (hiperkolesterolemia)<span></span><br />· osteoporosis<span></span><br />· gangguan kemih (disuria)<span></span><br />· nyeri senggama (dispareunia)<span></span><br />· kulit menipis<span></span><br />· gangguan kardiovaskuler</li></ol><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>PERUBAHAN-PERUBAHAN ORGANIK PADA MASA KLIMAKTERIK </strong>TD {font-family:Verdana;font-size:12}</div><table class="MsoNormalTable" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" border="0" cellpadding="0"><tbody><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Organ sasaran</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Bentuk perubahan</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Akibatnya</div></td> </tr><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Urogenital</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Atrofi vulva, vagina, uterus, vesika<br />urinaria</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Elastisitas menurun, mengecil, kering,mudah cedera, mudah infeksi</div></td> </tr><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hemodinamik</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Gangguan pembuluh darah tepi</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Infark miokard</div></td> </tr><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Metabolisme</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hiperkolesterolemia,kekurangan kalsium,gangguan metabolisme karbohidrat</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Aterosklerosis, osteoporosis,adipositas</div></td> </tr><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Endokrin</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hiperfungsi hipofisis,disfungsi tiroid, peningkatan androgen</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hipertiroid, defeminisasi,virilisasi</div></td> </tr><tr> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Vegetatif</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hipersimpatikotonik,ataksi</div></td> <td style="padding: 1.5pt;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Labil, gangguan somatik</div></td> </tr></tbody> </table><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong></strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Penyebab dan gangguan hormonal klimakterium<span></span></strong><br />Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormon-hormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk menghasilkan beberapa follicle (kantong telur). Dari beberapa kantong telur tersebut hanya satu yang matang dan menghasilkan sel telur yang siap dibuahi. Sel telur dikeluarkan dari ovarium (disebut ovulasi) dan ditangkap oleh fimbria (organ berbentuk seperti jari-jari tangan di ujung saluran telur) yang memasukkan sel telur ke tuba fallopii (saluran telur). Apabila sel telur dibuahi oleh spermatozoa maka akan terjadi kehamilan tetapi bila tidak, akan terjadi haid lagi. Begitu seterusnya sampai mendekati masa klimakterium, dimana fungsi ovarium semakin menurun.<span></span><br />Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti, biasanya ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi aneka perubahan pada ovarium seperti sklerosis pembuluh darah, berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon seks. Menurunnya fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal ini akan mengakibatkan interaksi antara hipotalamus-hipofisis terganggu. Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus. Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal yang paling baik untuk mendiagnosis sindrom klimakterik.<span></span><br />Secara endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan meningkatnya pengeluaran gonadotropin. Pada wanita masa reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa pramenopause menurun menjadi 150-200 ng, dan pada pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen mengakibatkan gangguan keseimbangan hormonal yang dapat berupa gangguan neurovegetatif, gangguan psikis, gangguan somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Beratnya gangguan tersebut pada setiap wanita berbeda-beda bergantung pada: </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Penurunan aktivitas ovarium yang mengurangi jumlah hormon steroid seks ovarium. Keadaan ini menimbulkan gejala-gejala klimakterik dini (gejolak panas, keringat banyak, dan vaginitis atrofikans) dan gejala-gejala lanjut akibat perubahan metabolik yang berpengaruh pada organ sasaran (osteoporosis).</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Sosio-budaya menentukan dan memberikan penampilan yang berbeda dari keluhan klimakterik</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Psikologik yang mendasari kepribadian wanita klimakterik itu, juga akan membe-rikan penampilan yang berbeda dalam keluhan klimakterik.</li></ol><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Keluhan-keluhan</strong><br />Sekitar 40-85% dari semua wanita dalam usia klimakterik mempunyai keluhan. Gejala yang tetap dan tersering adalah gejolak panas dan keringat banyak. Gejolak panas merupakan sensasi seperti gelombang panas yang meliputi bagian atas dada, leher, dan muka. Keluhan ini biasanya diikuti oleh gejala-gejala psikologik berupa rasa takut, tegang, depresi, lekas marah, mudah tersinggung, gugup dan jiwa yang kurang mantap.<span></span><br />Keluhan lain dapat berupa sakit kepala, sukar tidur, berdebar-debar, rasa kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri tulang dan otot. Keringat malam hari merupakan keluhan yang sangat mengganggu, sehingga menimbulkan lelah dan kesukaran bangun pagi. Semua keluhan ini kurang menggembirakan bagi seorang wanita, dan mendorong penderita mencari pengobatan.<br />Atrofi epitel genital dapat mengakibatkan vaginitis senilis. Gejala-gejalanya mencakup: iritasi, rasa terbakar, pruritus, leukorea, dispareunia, perdarahan vaginal, penurunan sekresi vaginal, penipisan epitel dan mudah kena trauma, pemendekan dan pengurangan kelenturan vagina. Kebanyakan masalah seksual dialami oleh wanita pascamenopause adalah karena status fisis dari mukosa vagina, yang harus memelihara kelembaban protektif yang cukup dan memberikan pelumas selama sanggama. Setelah menopause, perubahan atrofik dapat menyebabkan dispareunia, vaginitis, vaginismus, tak-nyaman fisis, dan hilang minat seksual.<span></span><br />Kulit wanita banyak dipengaruhi oleh estrogen sehingga menimbulkan kulit kehilangan elastisitasnya, berkerut, kering dan menjadi lebih tipis. Hal tersebut mengurangi kecantikan seorang wanita, sehingga wanita merasa kurang percaya diri lagi (dan dapat menambah ketidakseimbangan emosi wanita tersebut).<br />Gangguan psikogenik, ini mencakup : peningkatan rasa gelisah, depresi, mudah cemas, insomnia, dan sakit kepala. Keadaan lain yang dapat diperberat oleh gejala menopause mencakup : masalah psikosomatik yang telah ada yang diperkuat oleh gejolak panas, pola tidur yang diganggu oleh keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikans yang mengakibatkan dispareunia.<br />Osteoporosis adalah gangguan tulang yang terutama menyerang tulang trabekular, menyebabkan pengurangan kuantitas tulang sehingga mengakibatkan tulang keropos. Meskipun kedua jenis kelamin mengalami kehilangan massa tulang dengan proses menua, jarang bagi pria mengalami gejala osteoporosis sebelum usia 70. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Pengobatan menopause</strong></div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Penatalaksanaan umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan estrogen bukanlah memperlambat terjadinya menopause, melainkan memudahkan wanita-wanita tersebut memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami-istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan. Pemberian obat-obat penenang bukanlah cara pengobatan yang terbaik. Psikoterapi superfisial oleh dokter keluarga sering sekali menolong.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pengobatan hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekurangan estrogen, sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen, meski bukan tanpa risiko.<br />Pada masa lalu, estrogen diberikan untuk selang waktu yang singkat dan kemudian berangsur-angsur dikurangi sehingga gejolak panas sirna. Konsep ini tidak berlaku lagi. Seorang wanita yang mengalami gejala-gejala menopause telah mengidap defisiensi estrogen dan akan tetap begitu sepanjang hayatnya. Defisiensi estrogen jangka panjang dapat menyebabkan berkembangnya osteoporosis, penyakit jantung aterosklerotik, dan mungkin perwujudan psikogenik.<br />Program yang seimbang dari pengobatan estrogen-pengganti yang dikombinasikan dengan progestogen siklik merupakan pengobatan terbaik, karena tujuan nyata dari estrogen-pengganti adalah tidak hanya untuk meredakan gejala-gejala vasomotor melainkan juga untuk mencegah akibat metabolik seperti osteoporosis dan ateroskletosis.<br />Pengobatan terpilih untuk vaginitis atrofikans adalah estrogen lokal dalam bentuk krim vaginal (misalnya Ovestin), yang diserap dengan baik ke dalam mukosa vagina. Pemakaian harian perlu diberikan untuk 1-2 minggu, kemudian 3 kali seminggu lazimnya cukup untuk dosis pemeliharaan.<br />Pengobatan sistemik secara oral atau secara lain biasanya dimulai serentak. Pengobatan vaginal lokal terkadang dapat dihentikan setelah beberapa bulan, atau pengobatan krim vaginal mungkin dibutuhkan selain estrogen sistemik. Gejala iritatif cepat mereda dengan krim vaginal tetapi pemulihan aliran darah vaginal yang normal membutuhkan waktu hingga satu tahun.<br />Lebih jauh, epitel vulva juga menjadi tipis dan dapat teriritasi atau mudah terinfeksi. Keadaan ini umumnya menunjukkan respons terhadap pemakaian krim estrogen vaginal, tetapi krim testosteron 1-2% mungkin diperlukan untuk kraurosis vulva atau kondisi vulva atrofik atau leukoplakik lain. Gatal (pruritus) vulva terkadang membutuhkan krim hidrokortison 1% atau krim kortikosteroid lain untuk memulihkan sebagai tambahan bagi krim estrogen atau testosteron.<span></span><br />Keutuhan mukosa traktus urinarius bawah bergantung pada estrogen. Oleh karena itu defisiensi estrogen dapat menghasilkan gejala-gejala iritatif, seperti: nyeri berkemih (disuria), rasa terbakar ketika berkemih, radang kandung kemih (sistitis), karunkula uretra, dan uretritis nir-gonokokus. Keadaan ini berespons paling baik terhadap pemakaian lokal krim estrogen vaginal serentak dengan pemulaan pengobatan estrogen oral.</li></ol><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Persyaratan pemakaian sulih estrogen<span></span></strong><br />Sebelum pemberian estrogen dimulai, perlu diketahui persyaratan-persyaratan : </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">apakah tekanan darah normal,</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">adalah kelainan atau keganasan pada serviks dan payudara,</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">apakah uterus membesar,</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">apakah hati dan kelenjar tiroid normal,</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">apakah terdapat varises.</li></ol><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Bila terdapat kelainan pada keadaan seperti ini, maka estrogen tidak dapat digunakan.<br />Pemberian estrogen secara oral dapat menimbulkan gejala gastrointestinal seperti mual dan muntah. Selain itu estrogen akan dihancurkan di hati, sehingga akan memicu pembentukan renin dalam jumlah besar. Renin ini meningkatkan tekanan darah. Atas dasar ini, para ilmuwan lebih menyukai pemberian estrogen dengan cara lain seperti krim atau yang dapat ditempelkan pada kulit.<br />Pada pemberian oral, sebaiknya dimulai dengan estrogen lemah (estriol) dan dengan dosis rendah yang efektif. Setiap penggunaan estrogen kuat (etinil-estradiol, estrogen konjugasi) sebaiknya selalu digabungkan dengan progesteron. Pemberian progesteron bertujuan mencegah terjadinya keganasan pada endometrium dan payudara. Pemberian siklik adalah pemberian selama 21 hari dengan 7 hari tanpa hormon (istirahat) atau pemberian estrtogen selama 14 hari, kemudian diikuti pemberian progesteron selama 7 hari.<br />Pemberian estrogen lemah tidak dapat menghilangkan gejala sistemik dan tidak begitu baik digunakan untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan osteoporosis. Estrogen lemah sangat efektif untuk menghilangkan keluhan urogenital, yang paling banyak dianjurkan penggunaannya adalah estrogen alamiah (estrogen konjugasi) maupun progesteron alamiah (MPA, didrogestron). Estrogen dan progesteron jenis ini tidak terlalu membebani hati.<br />Cara yang paling mudah adalah pemberian pil KB. Pemberian secara siklik memberikan keuntungan karena pengobatan estrogen yang malar (terus-menerus) dapat memacu proliferasi jaringan dan perdarahan uterus yang atipik. Pemberian estrogen dan progesteron (atau pil KB) pada wanita pramenopause selain dapat mengurangi keluhan, juga dapat mengatur siklus haid dan mencegah kehamilan, sedangkan pemberian estrogen dan progesteron pada masa pascamenopause selain dapat mengurangi keluhan, juga merupakan pencegahan terhadap terjadinya osteroporosis dan infark miokard.<br />Pemberian secara topikal berupa krim atau pessarium hanya dilakukan jika ada perubahan pada vagina yang menyebabkan dispareunia atau bila tidak memungkinkan pemberian secara oral. Meskipun diberikan secara topikal, ternyata sejumlah kecil estrogen dapat diserap ke dalam darah, sehingga perlu juga ditambahkan progesteron. Perlu diketahui bahwa pemakaian ke dalam vagina dapat pula mengenai suami ketika melakukan sanggama. Penanaman susuk (implant atau pellet) subkutan tidak boleh dilakukan pada wanita yang masih memiliki uterus karena dapat terjadi perdarahan hebat dan sulit diatasi. Cara ini paling baik digunakan pada wanita yang telah diangkat rahimnya.<br />Pemberian transdermal (ditempelkan pada kulit) merupakan cara terbaru dan sudah banyak dipakai di beberapa negara maju. Keuntungan utama cara ini adalah bahwa estrogen langsung masuk ke sirkulasi darah tanpa harus melalui hati. Pemberian cara ini sangat baik untuk mencegah osteoporosis serta tidak meningkatkan kadar renin, aldosteron, maupun lipid.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Pemberian hormon <span></span><br /><strong>Lama pemberian hormon steroid seks <span></span></strong><br />Lama pemberian hormon steroid seks selama 6 bulan tidak cukup, karena begitu obatnya dihentikan maka keluhannya segera timbul kembali. Pada umumnya keluhan akan hilang bila pengobatan berlangsung 18-24 bulan. Bila perlu estrogen dapat diberikan selama 8-10 tahun, bahkan dapat sampai 30-40 tahun. Selama pemakaiannya dikombinasikan dengan progesteron, jarang sekali terjadi keganasan. Yang terpenting adalah kepada semua wanita diberikan keterangan yang cukup dan jelas.<span></span><br /><strong>Risiko pemberian estrogen <span></span></strong><br />Telah lama diketahui bahwa pemberian estrogen pada wanita menopause merupakan cara yang tepat. Banyak ahli berpendapat bahwa estrogen dapat menimbulkan keganasan pada wanita. Pendapat ini akhirnya membuat banyak wanita takut dan ragu-ragu menggunakan estrogen. Padahal bila estrogen digunakan bersamaan dengan progesteron kemungkinan terjadinya keganasan adalah sangat kecil. Keganasan akan timbul bila memang wanita itu memiliki faktor risiko untuk terkena keganasan. Risiko tersebut dapat berupa obesitas, diabetes mellitus, siklus haid tak teratur, anovulasi, dan infertilitas, perokok, dan peminum alkohol.<span></span><br />Selama penggunaan estrogen, setiap wanita diharuskan kontrol secara teratur. Usaha ini merupakan jaminan yang terbaik bagi kesehatan wanita tersebut. Perdarahan yang tak teratur, jumlahnya banyak, defekasi dan miksi bercampur darah merupakan hal yang perlu dicurigakan terhadap keganasan. Hal-hal seperti ini tidak perlu menimbulkan kekhwatiran yang berlebih-lebihan, tetapi merupakan suatu alasan untuk mau berkonsultasi dengan dokter.<br />Setiap wanita di atas usia 40 tahun diharuskan memeriksakan diri ke dokter paling sedikit 2 kali setiap tahun. Dengan pemeriksaan yang sederhana saja seperti uji Pap (Pap smear) dan perabaan payudara karena dapat mengetahui adanya kegasanaan pada stadium dini.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Masalah Psikologis <span></span><br />Semua gejala psikologis yang timbul pada masa pubertas maupun pada masa klimakterik seperti rasa takut, tegang, rasa sedih, mudah tersinggung dan depresi sebenarnya sangat bergantung pada perubahan hormonal tubuh wanita itu sendiri. Pemberian estrogen dengan dosis rendah dapat mengatasi masalah tersebut. Walaupun ini tidak berarti bahwa semua gejala psikis hanya disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen saja.<span></span><br />Ada penyebab lain yang menimbulkan gangguan psikis. Seorang ibu rumah tangga yang memusatkan kehidupannya hanya untuk membesarkan anak-anaknya lebih mudah mengalami gangguan psikis. Umumnya wanita ini diliputi rasa takut untuk hidup sendiri kelak. Takut karena anak-anaknya nanti akan pergi meninggalkannya seorang diri. Lain lagi halnya bagi seorang wanita yang bekerja di luar rumah. Kesibukan yang dihadapinya di tempat kerja dengan sendirinya akan melupakan keluhan. Tetapi ada juga di antara wanita tersebut justru dengan bekerja keluhan-keluhannya bertambah berat. Mereka takut tidak dapat bekerja dengan baik lagi, takut kehilangan pekerjaannya. Kesemua ini menjadi beban tambahan yang berat, sehingga untuk mengatasi hal ini mereka tidak jarang menggunakan obat-obat penenang atau minum alkohol. Mereka lupa, bahwa obat-obat penenang akan membuat ketergantungan yang terus menerus. Padahal konsultasi dengan seorang dokter saja sudah cukup dapat <strong>mengatasi masalah yang dihadapi.<span></span></strong><br />Disfungsi seksual pada wanita menopause, lama dianggap oleh ahli psikologi dan ahli psikoterapi sebagai gangguan psikogenik, telah menunjukkan respons terhadap pengobatan hormonal. Penyembuhan dapat dilakukan dengan estrogen, meliputi krim estrogen vaginal, untuk keluhan seperti vagina kering dan dispareunia dan dengan androgen untuk keluhan kehilangan gairah seksual.<br />Penting dicatat bahwa wanita pascamenopause telah kehilangan hingga separo dari produksi androgen. Walaupun kebanyakan wanita pascamenopause menunjukkan repons yang baik terhadap pengobatan estrogen-progestogen, beberapa membutuhkan tambahan androgen. Wanita yang diobati dengan substitusi estrogen-androgen adalah lebih composed, elated, dan energetik daripada yang diobati dengan estrogen saja. Penambahan androgen memperkuat gairah seksual dan meningkatkan frekuensi khayal seksual bilamana dibandingkan dengan estrogen saja atau plasebo. Pada Yale Mid-Life Study Program, androgen tidak rutin diberikan kecuali ada defisiensi pada kadar testosteron total atau bebas.<span></span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><br /><strong>Kehidupan seks pada masa klimakterium </strong></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seks tidak mungkin dilakukan lagi pada masa klimakterium. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun usia telah lanjut.<br />Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cedera sehingga terasa sakit sewaktu bersanggama. Rasa sakit ini dapat dihilangkan hanya dengan pemberian hormon berupa tablet estrogen oral maupun berupa krem vagina. Berkonsultasi dan meminta nasihat dokter tetap merupakan cara terbaik. Masalah utama yang menyebabkan seorang wanita tidak mau melakukan hubungan seks adalah faktor psikis wanita tersebut. Mereka takut, gelisah, tegang, sehingga sulit untuk melakukannya. Keadaan serupa terkadang juga ditemukan pada suami. Istri dan suami mengeluh bahwa mereka sudah tua, kulit sudah keriput dan badan lemah. Untuk apa melakukan hubungan seks lagi. Sekali lagi ditekankan di sini bahwa pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan.<br />Hubungan seks sangat berperan pada keserasian hubungan suami istri. Setiap masalah yang timbul akan menyebabkan ke-retakan dalam rumah tangga. Untuk memecahkan masalah-masalah seperti ini, perlu dicari orang ketiga untuk mengemukakan semua masalah tersebut, dan cara yang sederhana ini acapkali mampu menyelesaikan masalah yang ada. </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><strong>Pencegahan beberapa dampak masa klimakterium </strong></div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pencegahan kehamilan<span></span><br />Banyak wanita 40-50 tahun menjadi gelisah bila haidnya tiba-tiba berhenti atau menjadi tidak teratur. Hal yang pertama sekali dipikirkan tentu hamil atau tidak. Tetapi ada juga wanita yang berpendapat, bahwa bila usia sudah di atas 40 tahun dan haid tidak teratur pasti tidak mungkin hamil lagi. Perkiraan seperti ini sudah tidak dapat dibenarkan lagi. Haid yang tidak teratur hanya menunjukkan bahwa pematangan ovum tidak terjadi lagi secara siklis, tetapi bukan berarti tidak dapat terjadi pembuahan. Pencegahan kehamilan harus tetap dilakukan. Kehamilan pada usia ini mempunyai risiko baik bagi ibu yang hamil maupun bagi janinnya.<br />Semua jenis kontrasepsi alamiah seperti pantang berkala, pencatatan suhu basal badan, maupun bentuk lainnya sebaiknya tidak dipakai. Cara ini hanya dapat digunakan pada wanita yang siklus haidnya masih teratur.<br />Penggunaan pil sebagai kontrasepsi, selain dapat mengatur siklus haid juga sekaligus dapat menghilangkan keluhan klimakterik. Kerugiannya adalah bahwa dengan siklus haid yang teratur tidak dapat ditentukan saat wanita tersebut memasuki menopause. Bila sudah tidak haid lagi dua belas bulan berturut-turut, sudah pasti wanita itu memasuki usia menopause, sehingga kehamilan sudah tidak mungkin terjadi.</li></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span>2.<span></span></span>Pencegahan osteoporosis<span></span><br />Pencegahan osteoporosis pascamenopause bukan hanya bergantung pada estrogen, karena pengobatan dengan progestogen juga efektif dalam mencegah kehilangan tulang (bone loss). Penambahan progestogen ke pengobatan estrogen mungkin penting dalam mencegah osteoporosis tetapi mungkin penting dalam mengobati penderita yang telah mengalami osteoporosis.<span></span><br />Sementara kebanyakan kajian menunjukkan bahwa pengobatan estrogen menghambat penyerapan kalsium dari tulang, sangat mungkin dengan memulihkan kadar kalsitonin yang turun setelah menopause, sekurang-kurangnya 3 kajian telah memperli-hatkan bahwa kombinasi pengobatan estrogen-progestogen sesungguhnya meningkatkan massa tulang dengan memajukan pembentukan tulang baru.<span></span><br />Dalam kajian prospektif tersamar ganda 10 tahun, terlihat perbedaan bermakna antara penderita yang memperoleh pengobatan estrogen-progestogen siklik dan kelompok yang diberikan plasebo. Pada wanita yang diberikan pengobatan kombinasi estrogen-progestogen kurang dari 3 tahun setelah awitan menopause, densitas tulang secara nyata meningkat. Meskipun ada beberapa demineralisasi pada pemakai estrogen-progestogen bilamana pengobatan dimulai lebih lama daripada 3 tahun setelah menopause, kehilangan massa tulang secara bermakna lebih rendah daripada pada kedua kelompok plasebo. Kajian itu menekankan pentingnya memulai substitusi estrogen-progestogen secara dini pada menopause, tetapi ini juga menunjukkan bahwa hormon-hormon ini bermanfaat untuk wanita osteoporotik, tanpa memandang usia. Patut dicatat bahwa es-trogen konjugasi 2,5 mg sehari merupakan dosis yang digunakan pada kajian ini.<span></span><br />Pada kajian silang yang membandingkan khasiat pengobatan estrogen-progesteron dengan plasebo, kandungan mineral tulang meningkat selama 3 tahun pengobatan hormon kombinasi tetapi terus menurun pada kelompok yang diberikan plasebo. Bilamana beberapa penderita dalam kelompok estrogen-pro-gestogen ditukar ke plasebo, densitas tulang menurun. Massa tulang juga meningkat pada wanita yang diberikan plasebo setelah ditukar ke pengobatan hormon aktif.<span></span><br />Kelompok lain membandingkan khasiat estrogen saja dengan kombinasi estrogen-progestogen terhadap parameter metabolik dari kehilangan tulang : </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">(a) kalsium plasma, </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;">(b) nisbah kal-sium/kreatinin urin, dan</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span></span>(c) hidroksiprolin. Semua nilai berkurang dengan pengobatan estrogen dan menurun lebih lanjut bilamana progestogen ditambahkan ke estrogen.</div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pencegahan penyakit jantung koroner<span></span><br />Beberapa kajian terbaru menyarankan bahwa estrogen dapat memberikan khasiat protektif terhadap penyakit kardiovasku-ler, terutama bilamana dipakai estrogen alamiah dosis rendah yang cukup untuk memulihkan gejala menopause. Penurunan 63% pada harapan kematian akibat penyakit jantung diamati pada 1.000 wanita yang dibati dengan estrogen yang diawasi selama 15 tahun. Pada wanita yang diobati selama 25 tahun yang diawasi selama 25 tahun dan dibandingkan dengan yang tidak pernah memakai estrogen, ditemukan penurunan bermakna pada :</li></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span></span>(a) penyakit arterikoroner, </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">(b) gagal jantung kongestif, </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">(c) penyakit kardiovaskuler aterosklerotik, dan </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">(d) hipertensi.<span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><br /><strong>The Nurses’ Heart Study memastikan bahwa : </strong> </div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: decimal;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">pemakaian estrogen pascamenopause secara bermakna mengurangi penyakit jantung koroner.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">pemakaian sekarang mengurangi risiko bahkan lebih rendah.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">manfaat ini diperoleh setelah penyesuaian terhadap faktor-faktor seperti :</li></ol></li></ol><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span></span>- merokok<span></span><br />- hipertensi<span></span><br />- diabetes<span></span><br />- kolesterol tinggi<span></span><br />- riwayat infark miokard pada orangtua<span></span><br />- riwayat pemakaian kontrasepsi oral<span></span><br />- obesitas</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Pada suatu kohort dari 2.270 wanita dari The Lipid Re-search Clinics yang diikuti selama 8 tahun, terdapat 44 ke-matian dikarenakan penyakit kardiovaskuler diantara 1.677 bukan pemakai estrogen dan 6 kematian dalam 593 pemakai estrogen. Kajian ini menyimpulkan bahwa khasiat protektif dari estrogen diperatarai oleh kadar HDL yang meningkat.<span></span><br />Suatu kajian epidemiologik menunjukkan suatu pengurangan bermakna pada laju kematian infark miokard akut diantara pe-makai estrogen. Suatu pengurangan laju perawatan (hospitalization) untuk penyakit arteri koroner juga diamati pada pemakai estrogen dibandingkan bukan pemakai estrogen.<br />Hampir setiap kajian lain telah memastikan khasiat protektif pemakaian estrogen terhadap aterosklerosis koroner bahkan setelah penyesuaian untuk usia, merokok, diabetes, kolesterol dan hipertensi. Kadar HDL yang lebih tinggi dian-tara pemakai estrogen mungkin menunjukkan mekanisme biologik, yang dengan cara ini pemakaian estrogen pascamenopause merendahkan risiko oklusi koroner. Hanya satu kajian yang gagal memastikan khasiat yang berguna dari estrogen terhadap penyakit jantung. The Framingham Heart Study memastikan perbaikan bermakna pada pemakai estrogen bilamana dibanding-kan dengan bukan pemakain pada : kolesterol HDL, LDL, nisbah kolesterol terhadap kolesterol HDL. Kajian ini menyimpulkan bahwa pemakaian estrogen menghasilkan pola lipid yang lebih menguntungkan, tetapi mortalitas kardiovaskuler tidak ber-beda antara pemakai estrogen dan kontrol.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;">Keseimbangan pada masa klimakterium <span></span><br />Pada kenyataannya sebagian wanita klimakterik hidup tanpa keluhan, sedangkan sebagian lagi hidup bertahun-tahun dengan keluhan. Kontroversi belum seluruhnya terungkap secara jelas. Dahulu penelitian bidang reproduksi berpusat pada masalah menars (haid yang pertama). Dewasa ini menopause telah menarik perhatian para ilmuwan untuk diteliti. Dengan kemajuan teknologi dan makin meningkatnya taraf kehidupan, maka usia harapan hidup wanita di Indonesia. Keadaan ini akan menimbulkan masalah medis yang memerlukan penanganan.<br />Pengalaman menunjukkan bahwa wanita yang hidup hanya memikirkan kemajuan anaknya akan sangat mudah mendapat gangguan dalam usia klimakterik. Keluhan-keluhan ini akan bertambah berat begitu si anak pergi untuk mencari kehidupan sendiri, meninggalkan sang ibu yang merasa kesepian. Seorang wanita pekerja memasuki usia klimakterik dapat lebih mudah atau kadang-kadang lebih berat. Lebih berat karena ia harus dapat meningkatkan kemampuannya untuk dapat bekerja sebaik-baiknya, atau takut kehilangan tempat kerjanya. Lebih mudah, karena ia dapat berhubungan dengan dunia luar dan disibukkan oleh pekerjaannya. Ia memiliki kesempatan untuk membicarakan masalah yang dihadapi dengan teman-teman di tempat ia bekerja. </div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span></span>Wanita yang hidup dengan keluhan klimakterik dapat mencoba mengubah sendiri keadaan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, seperti : </div><ul style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; list-style-type: disc;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">makanan yang bergizi cukup, dan pengaturan diet terutama diet tinggi kalsium dan rendah lemak</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">menghindari peningkatan berat badan dan bila sudah terlanjur gemuk berat badan perlu diturunkan.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Olahraga dan tidur yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Carilah ketenangan dengan lebih banyak mendekatkan diri kepada Tuhan.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Jauhkanlah diri dari pekerjaan yang menjemukan.</li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pendekatan dengan dokter keluarga atau orang ketiga lain yang dianggap sesuai untuk membicarakan masalah yang sedang dihadapi.<br />Klimakterium bukanlah akhir dari segala-galanya. Memang masa muda telah berlalu, tetapi bukan berarti kita hanya hidup untuk memikirkan nilai yang berguna untuk masyarakat. Senja di usia tidaklah berarti senja di kehidupan.</li></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-11439281959579970832009-09-14T19:34:00.000-07:002009-09-14T19:35:23.417-07:00Materi Kesehatan: Kesehatan bagi Wanita Pekerja<div style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">Kesehatan bagi Wanita Pekerja</span></span><br /></span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span style="font-family: Arial;"><br /></span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: center;"><strong><span style="font-family: Arial;">PENDAHULUAN</span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah industrialisasi dimana persaingan pasar semakin ketat, sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, dimana dengan berkembangnya IPTEK dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan mempunyai produktivitas yang tinggi hingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Berdasarkan data dari UNDP, salah satu indikator kualitas SDM adalah Indeks Kualitas Hidup (Human Development Index =HDI) yan ditentukan oleh 3 faktor yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pada tahun 2000, Indonesia berada pada urutan ke 109 dari 174 negara di seluruh dunia. Dikawasan ASEAN, Indonesia berada pada urutan ke 7 dari 10 negara diatas Kamboja, Laos, Myammar. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Di era globalisasi dan pasar bebas AFTA 2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu pesyaratan yang ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota termasuk Indonesia. Beban ini cukup berat dimana dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Peningkatan ini selain dilihat dari segi positip dengan bertambahnya tenaga produktif, status kesehatan dan gizi pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat akan menurunkan produktivitas kerja dan ongkos produksi menjadi tidak efisien.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pelayanan kesehatan dan gizi yang belum memadai antara lain dapat dilihat bahwa pada pekerja kelas menengah kebawah umumnya menderita kurang gizi seperti Kurang Energi Protein (KEP), anemia serta sering menderita penyakit infeksi. Sedangkan pada pekerja kelas menengah keatas, umumnya terjadi kegemukan atau obesitas. Masalah gizi pada pekerja sebagai akibat langsung yakni kurangnya asupan makanan yang tidak sesuai dengan beban kerja atau jenis pekerjaannya. Jenis pekerjaan tertentu diperlukan diit khusus agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan mencegah terjadinya penyakit atau gangguan gizi akibat pekerjaannya dan pengaruh lingkungan kerja.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Beberapa penelitian (Husaini dkk) melaporkan bahwa dikalangan tenaga kerja wanita 30-40% menderita anemia, dan hasil studi di Tangerang tahun 1999 menunjukan prevalensi anemia pada pekerja wanita 69%. Pekerja yang menderita anemia dari hasil penelitian produktivitasnya 20% lebih rendah dari pada pekerja yang sehat. Penelitian yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wanita yang bekerja sesungguhnya adalah arus utama di banyak industri. Mereka diperlakukan sama dari beberapa segi, hanya dari segi pengalaman kesehatan mereka berbeda dengan laki-laki. Dengan adanya perbedaan-perbedaan, wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja yang diperlukan.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">MASALAH KESEHATAN PADA PEKERJA WANITA</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">ADANYA GANGGUAN HAID</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family: Arial;">Amenorrhoea</span></em></strong><span style="font-family: Arial;"></span></li></ol></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bila amenore menjadi perhatian tidak akan menyebabkan masalah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penyebab yang paling umum adalah kehamilan dan pada wanita yang lebih tua oleh karena menopause atau histerektomi</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dapat disebabkan oleh beberapa keadaan lain seperti :</span></li></ul></li></ul><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Gizi yang jelek atau berat badan kurang</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Latihan yang berlebihan</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kondisi medis (hipotiroidism atau gangguan endokrine lain, TBC, anemia dari peneybabapapun yang serius, penyakit yang mengancam kehidupan)</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Ukuran kontrasepsi</span></li></ul></li></ul><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family: Arial;">Menorrhagia</span></em></strong><span style="font-family: Arial;"></span></li></ol></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Menyebabkan kebingungan, ketidakhadiran 1-2 hari</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Dapat terjadi oleh karena adanya fibroid atau polip di uterus, penggunaan IUD, leukemi</span></li></ul></li></ul><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family: Arial;">Dysmenorrhoea</span></em></strong><span style="font-family: Arial;"></span></li></ol></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>§<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;">Mayoritas wanita yang mengalami kegelisahan saat haid, namun hanya sedikit yang merasa sakit yang cukup mengganggu aktivitas normal dan menjadi pola ketidakhadiran setiap bulan. Hal ini perlu perhatian dari tenaga medis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 2.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>§<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;">Dapat digolongkan :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>o<span></span></span></span><em><span style="font-family: Arial;">Primary dysmenorrhoea</span></em><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>o<span></span></span></span><em><span style="font-family: Arial;">Secondary dysmenorrhoea</span></em><span style="font-family: Arial;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span>§<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;">Obat penghilang rasa sakit seringkali mempunyai efek mengantuk akan menyebabkan masalah pada wanita yang bekerja pada pekerjaan dengan kesiapsiagaan terhadap hazard yang ada. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.25in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family: Arial;">Premenstrual syndrome</span></em></strong><span style="font-family: Arial;"></span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Adalah suatu kombinasi masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada sebagian kecil wanita pada 7-10 hari sebelum haid.</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><em><span style="font-family: Arial;">Menopause</span></em></strong><span style="font-family: Arial;"></span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">ADANYA GANGGUAN GIZI</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kebutuhan zat gizi</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan kesehatan dan penurunan produktivitas kerja, antara lain :</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kurang intake protein akan mempengaruhi kalori yang kurang dan berakibat berkurangnya kapasitas kerja</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Defisiensi zat besi menyebabkan banyaknya kasus anemia</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kekurangan vitamin A mungkin menyebabkan gangguan pada penglihatan yang mempengaruhi adaptasi dari terang ke gelap dan berakibat menimbulkan kecelakaan kerja</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kekurangan yodium mengganggu metabolisme, menurunkan kemampuan dan kecepatan kerja</span></li></ul></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kebutuhan kalori</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Kebutuhan kalori tergantung dari aktivitas tubuh. Apabila kalori yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dari bahan makanan yang masuk tidak mencukupi, maka kalori akan dipenuhi dengan memecah sumber cadangan energi yang ada dalam tubuh sendiri.</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Faktor lingkungan kerja</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi pekerja antara lain :</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Tekanan panas</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat perhatian. Pada lingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat sekurang-kurangnya 2,8 lt air minum, untuk kerja ringan 1,9 lt. Bagi pekerja di tempat dingin dibutuhkan makanan dan minuman hangat.</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bahan kimia</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat penurunan berat badan. Beberapa zat kimia lain dapat mengganggu metabolisme tubuh, mengganggu selera makan dan berpengaruh terhadap pencernaan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Timah hitam dapat mempengaruhi pembentukan sel darah merah yang berakibat pekerja menjadi pucat dan kurus. Keracunan Berillium selalu disertai penurunan berat badan. Zat kimia yang bersifat asam akan merangsang lambung dan merusak selaput lendir. </span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Faktor biologi</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pekerja yang bekerja di pertambangan, perkebunan, peternakan berisiko terinfeksi cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Faktor psikologis</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar manusia dalam pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada penurunan berat badan, intake makanan dan produktivitas kerja.</span></div><ol style="list-style-type: upper-alpha;"><li> <ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Gaya</span><span style="font-family: Arial;"> hidup dan kebiasaan</span></li></ol></li></ol><div style="line-height: 150%; margin-left: 1.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Terlalu banyak bekerja, aktivitas olahraga kurang sering kali tidak memperhatikan gizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak tinggi , dapat menimbulkan kegemukan, hiperkolesterol, hipertensi, penyakit jantung dll. </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 1in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span style="font-family: Arial;"><span>9.<span></span></span></span><span style="font-family: Arial;">Pekerja wanita yang hamil akibat terpapar zat radiasi, obat-obatan seperti obat anestesi dan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan kelainan janin. \</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.75in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">PELAYANAN KESEHATAN BAGI PEKERJA WANITA</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">A. Pelayanan Kesehatan</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Upaya peningkatan (promotif)</span></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan kapasitas kerja.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Meliputi pendidikan dan penyuluhan kesehatan kerja, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), norma sehat di tempat kerja a.l tidak merokok, tidak mengkonsumsi napza, peningkatan perilaku dan cara kerja yang baik dan benar, konsultasi gizi, kesehatan jiwa, masalah perkawinan, penerapan gizi seimbang, penyediaan tempat untuk memeras ASI, pemeliharaan kebugaran, pemeliharaan Berat Badan ideal, KB dll.</span></li></ul></li></ul></li></ul><ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Upaya pencegahan (preventif)</span></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bertujuan untuk memberikan perlindungan pada pekerja sebelum adanya proses gangguan akibat kerja.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Meliputi kegiatan : </span> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Imunisasi</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penerapan ergonomi</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Hygiene lingkungan kerja</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Perlindungan diri tehadap bahaya-bahaya dari pekerjaan</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pengendalian lingkungan kerja</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Latihan fisik (relaksasi) secara rutin</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pemberian suplemen gizi sesuai kebutuhan pekerja wanita</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Rotasi kerja</span></li></ul></li></ul></li></ul></li></ul><ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Upaya penyembuhan (kuratif)</span></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Diberikan kepada pekerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatn / gejala dini dengan mengobati penyakit, mencegah komplikasi dan penularan terhadap keluarganya ataupun teman sekerja.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bertujuan untuk menghentikan proses penyakit, mempercepat masa istirahat, mencegah terjadinya cacat atau kematian. </span></li></ul></li></ul></li></ul><ol style="list-style-type: decimal;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Upaya pemulihan (rehabiIitatif)</span></li></ol><ul style="list-style-type: disc;"><li> <ul style="list-style-type: circle;"><li> <ul style="list-style-type: square;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Pelayanan diberikan kepada pekerja yang karena penyakit atau kecelakaan telah mengakibatkan cacat sehingga menyebabkan ketidakmampuan bekerja secara permanen.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Meliputi :</span></li></ul></li></ul></li></ul><ul style="list-style-type: disc;"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuan yang masih ada secara maksimal.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuan</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Penyuluhan kepada masyarakat dan pengusaha agar mau menggunakan pekerja yang cacat.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span><br /></li></ul><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial;">B. Pelayanan Lingkungan Kerja</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Bertujuan untuk terciptanya lingkungan yang sehat dan aman dalam rangka meningkatkan produktivitas pekerja yang optimal melalui pengendalian lingkungan kerja (pengenalan, pengukuran dan evaluasi lingkungan kerja).</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 0.5in; text-align: center;"><strong><span style="font-family: Arial;">PENUTUP</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Wanita pekerja dari beberapa segi berbeda dengan laki-laki, sehingga dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pekerja wanta perlu memperhatikan adanya perbedaan-perbedaan tersebut.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial;">Suatu program promosi kesehatan di tempat kerja harus dipusatkan pada permasalahan dan isu kesehatan wanita yang ditunjukan dan kepekaan sesuai integritas yang mempunyai dampak positip tidak hanya untuk wanita pekerja tersebut tetapi juga untuk keluarganya, masyarakat dan terutama untuk organisasinya / perusahaannya.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-44879966001956716462009-09-14T19:28:00.000-07:002009-09-14T19:33:51.073-07:00Materi Kesehatan: Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)<strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><span style="color: red;">Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)</span></span><br /></span></strong><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: 2.45pt; text-align: center;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">PERBANDINGAN AKURASI TAKSIRAN BERAT BADAN JANIN MENGGUNAKAN RUMUS JOHNSON TOHSACH DENGAN MODIFIKASI RUMUS JOHNSON MENURUT SYAHRIR</span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: center;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Julianty K, Yola N, Azis Z, Pangemanan TP, Theodorus</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">ABSTRAK</span></span></strong></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tujuan: membandingkan akurasi rumus Johnson dan modifikasi rumus Johnson menurut Syahrir untuk menaksir berat badan janin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: justify;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt;">Desain dan metode: penelitian ini berupa studi komparatif yang membandingkan antara kelompok yang menggunakan rumus Johnson yang menggunakan pita nonelastik dengan kelompok modifikasi rumus Johnson menurut Syahrir yang menggunakan jangka panggul. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang akan melahirkan di bagian obgyn FK unsri RSMH Palembang, dengan jumlah sampel 263 orang. Penelitian ini dilakukan dari Februari 2005 sampai September 2006. Perbandingan angka rata-rata dianalisis dengan <em>t test</em> dan korelasi ketepatan penaksiran berat badan janin dengan <em>chi-square</em>. Interval kepercayaan 95%.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Hasil: dari 263 sampel didapatkan taksiran berat janin dengan rumus Johnson dan modifikasi Johnson-Syahrir yang akurat sebanyak 160 responden (60,8%) dan tidak akurat sebanyak 66 responden (25,1%). </span></span><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Untuk responden yang akurat pada rumus Johnson dan tidak akurat pada rumus modifikasi ada 186 responden (70,7%) atau sebaliknya sebesar 171 responden (65%). Nilai sensitivitas diperoleh sebesar 86,02%, spesifisitas 85,71%. Nilai perkiraan positif dan negative sebesar 93.57% dan 71,74%. Nilai kappa 67,9%. Tampak perbedaan bermakna antara taksiran berat janin dengan rumus Johnson dan rumus modifikasi dibanding dengan berat badan lahir sebenarnya (p </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Kesimpulan: rumus Johnson lebih baik sebab memiliki akurasi lebih tinggi (70,7%) dibanding modifikasi rumus Johnson-Syahrir (65%) prinsip kehati-hatian perlu ditingkatkan dalam mengukur tinggi fundus uteri untuk menaksir berat badan janin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Kata kunci: taksiran berat janin, rumus Johnson, modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 2.45pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><strong><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">I. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">LATAR BELAKANG</span></span></strong></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Kematian perinatal pada kelahiran dengan berat badan rendah dan kesakitan akibat berat badan lahir yang besar merupakan suatu masalah tersendiri dalam kesehatan perinatal dan penatalaksanaan persalinan. Taksiran berat badan janin (TBJ) intra uterin mempunyai arti penting dalam penatalaksanaan persalinan. Ketepatan penaksiran berat badan lahir, baik secara pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) ataupun cara lainnya akan mempengaruhi ketepatan penatalaksanaan persalinan dan hasilnya sehingga diharapkan dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada persalinan<sup>1,2</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Bagi penolong persalinan seperti bidan, berat badan bayi mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan saat rujukan, sedangkan bagi obstetrikus, taksiran berat badan bayi sangat dirasakan kepentingannya saat harus memutuskan tindakan induksi persalinan ataupun resiko sesaria yang direncanakan. Terdapat berbagai cara untuk menentukan taksiran berat badan anak, yaitu : dengan palpasi uterus, pemeriksaan ultrasonografi, dengan pengukuran diameter biparietal, pengukuran tinggi fundus uteri maupun pengukuran lingkaran perut.<sup>3,4,5</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Penaksiran berat janin dalam suatu persalinan masih dipandang perlu oleh banyak ahli kebidanan, juga para peneliti kesehatan masyarakat.<sup>6-12</sup> Meskipun demikian, belum ada suatu metoda pun yang berhasil membuat taksiran berat badan janin tepat.<sup>11</sup> Di beberapa rumah sakit termasuk RSMH Palembang, masih dilakukan taksiran berat badan janin intra uterin dengan pengukuran tinggi fundus uteri . Ketepatan taksiran berat badan janin baik melalui pengukuran tinggi fundus uteri ataupun cara lain akan mempengaruhi penatalaksanaan persalinan.<sup>13-16</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pengukuran tinggi fundus uteri secara tepat dilakukan lebih objektif dengan skala sentimeter.<sup>4,6,7,8 </sup>Tinggi fundus uteri mempunyai hubungan yang kuat dan bermakna dengan berat badan bayi dan merefleksikan pertumbuhan janin serta ukuran fetus lebih akurat.<sup>1</sup></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pada penelitiannya, Zulkarnain menemukan tinggi fundus uteri adalah 28 sampai 40 cm, terbanyak adalah 32 cm (21%) dengan rata-rata 32,4 </span></span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"> 2,28 cm dimana berat badan bayi berkisar antara 2200 – 4200 gram dengan rata-rata berat 3027 </span></span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"> 364 gram, terbanyak 3000 gram (44,1%)</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 27pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pada penelitian Firmansyah, rumus Johnson memiliki akurasi yang lebih tinggi dibanding modifikasi rumus Niswander dalam melakukan taksiran berat badan lahir (70% : 29,5%) dengan nilai p = 0,001 dengan selisih berat yang lebih kecil (164,26 ± 268,23 gram : 282,26 ± 263,62 gram) dan pada masing-masing tinggi fundus uteri 28 cm sampai 36 cm memiliki akurasi yang lebih baik.<sup>23</sup></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 27pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Johnson dan Toshach (1954) menggunakan suatu metode untuk menaksir berat janin dengan pengukuran (TFU) tinggi fundus uteri, yaitu mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengukungan uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan dalam (<em>vaginal toucher</em>) untuk mengetahui penurunan bagian terendah. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengukuran atau taksiran dan diperkirakan tidak dapat dikoreksi seperti tumor rahim, hidramnion, plasenta previa, kehamilan ganda dikeluarkan dari penelitian, sedangkan obesitas, paritas, kondisi selaput ketuban, penurunan bagian terbawah janin (<em>station</em>), posisi dan presentasi janin diperhitungkan secara statistik. Rumus yang dikemukakan adalah :</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">W (gram)=(tinggi fundus uteri – station) ´ 155</span></strong></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Untuk station minus = 13, untuk station nol = 12, dan untuk station plus = 11.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Syahrir dan kawan-kawan pada tahun 2001 di Makasar melakukan pengukuran dengan mendapatkan modifikasi rumus Johnson yang disederhanakan oleh Niswander. Dalam mendapatkan rumus tersebut, Syahrir dan kawan-kawan melakukan penelitian dengan menggunakan jangka panggul terhadap 100 ibu-ibu inpartu yang akan melahirkan di kamar bersalin RSB Siti Fatimah yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan presentasi kepala untuk mencari modifikasi rumus Johnson. Dari hasil yang diteliti, didapatkan rata-rata tinggi fundus adalah 27,3 cm dengan rata-rata berat badan lahir anak 3194,1 gram dan rata-rata berat badan lahir anak menurut Johnson 2163,7 gram. </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Kesalahan rata-rata berat lahir anak yaitu 1030 gram, sehingga rumus Johnson dimodifikasi ke dalam bentuk :</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">TBBJ=(TFU – 13) 151 + 1030 gram</span></strong></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 27pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Rumus inilah akan digunakan pada penelitian ini yang akan dibandingkan dengan rumus Johnson Toshack yang biasa digunakan di RSMH Palembang.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 27pt;"> </div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">II.METODE PENELITIAN</span></strong></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Desain penelitian ini berupa uji diagnostik yang membandingkan antara kelompok yang menggunakan rumus Johnson yang menggunakan pita non elastik dengan kelompok modifikasi rumus Johnson menurut Syahrir yang menggunakan jangka panggul.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 27pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Penelitian ini dilakukan di kamar bersalin Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSMH Palembang. Penelitian dilaksanakan selama satu setengah tahun, mulai tanggal 28 pebruari 2005 sampai tanggal 6 september 2006. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling dari populasi yang telah setuju diikutsertakan dalam penelitian dan ditentukan berdasarkan proporsi dan populasi. Selama penelitian sampel yang terkumpul sebanyak 263 responden.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 22.5pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pada subyek yang telah memenuhi kriteria penelitian dilakukan anamneis yang mencakup identitas, tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT), riwayat obstetrik (GPA), riwayat penyakit/operasi yang pernah diderita, umur, berat badan dan tinggi badan juga dicatat, bila curiga adanya kelainan dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mendiagnosanya (seperti hidramnion dilakukan pemeriksaan USG) atau akan dikeluarkan sebagai kriteria ekslusi. Pengukuran tinggi fundus uteri, dilakukan dengan menggunakan pita non elastik dan jangka panggul. Ibu yang berada dalam posisi berbaring terlentang dengan kedua kaki membujur lurus ke bawah. Kandung kencing dalam keadaan kosong dan fundus uteri dibawa ke tengah (bila sumbu panjang janin, uterus dan sumbu panjang ibu tidak berada pada satu garis). Pengukuran dilakukan dengan uterus dalam keadaan relaksasi mulai dari atas fundus uteri ke batas atas simpisis pubis dan sebaliknya, mengikuti lengkung dinding perut masing-masing dengan pita sentimeter dan jangka panggul menempel pada dinding luar perut. Hasil pengukuran dicatat dalam satuan sentimeter. Angka 0,5 > dibulatkan ke atas.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 25.65pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Hasil pengukuran dicatat dalam satuan sentimeter dan berat badan janin ditaksir dengan mempergunakan rumus Johnson :</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">TBBJ=(TFU– 13) 155 gram (menggunakan pita non elastik)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Dibandingkan dengan modifikasi rumus Johnson menurut Syahrir :</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">TBBJ=(TFU– 13) 151 + 1030 gram (menggunakan jangka panggul)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-right: 2.45pt; text-align: justify;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">III. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;">HASIL</span></span></strong></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Berdasarkan nilai rerata taksiran berat badan bayi lahir menggunakan rumus Johnson lebih mendekati berat badan lahir sebenarnya dibandingkan dengan modifikasi rumus Johnson-Syahrir dan secara keseluruhan rerata tingkat akurasi rumus Johnson lebih tinggi dibandingkan modifikasi rumus Johnson-Syahrir dan secara statistik ada perbedaan bermakna antara taksiran berat badan bayi menggunakan rumus Johnson dengan modifikasi rumus Johnson-Syahrir (<em>p</em>=0,000).</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 13.5pt;"><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pada perhitungan berat badan lahir dengan rumusJohnson yang menggunakan pita non elastik, <em>error</em> terkecil dari berat badan bayi lahir adalah pada tinggi fundus uteri 32 cm (SD = 244,12 SE = 33,23 95% CI = 3057,99-3188,21) dan<em>error</em> terbesar adalah pada tinggi fundus uteri 36 cm (SD = 318,85 SE = 130,17 95% CI = 3228,20-3738,46). Hal ini dijabarkan dalam tabel 1 di bawah ini.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;"> </div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 6pt 0in; line-height: normal; text-indent: -45pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tabel 1.Berat badan bayi lahir menurut tinggi fundus uteri Johnson pada kehamilan cukup bulan, tunggal, letak memanjang dan presentasi kepala (n=263)</span></div><table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; float: left; margin-left: 6.8pt; width: 100%;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 17.86%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tinggi fundus uteri Johnson</span></div></td> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 7.58%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">N</span></div></td> <td colspan="5" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 74.56%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Berat badan bayi lahir (g)</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 16.72%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Range</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 12.16%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Mean</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 10.64%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SD</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 9.04%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SE Mean</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 26%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">95% Confidence Interval</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 17.86%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">28</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">29</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">30</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">31</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">32</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">33</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">34</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">35</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">36</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">37</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">38</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">40</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 7.58%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">12</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">42</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">46</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">26</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">44</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">40</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">24</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">17</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">9</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">1</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">1</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">1</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 16.72%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2300-3000</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2350-3200</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2300-3400</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2600-3500</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2500-3600</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2700-3600</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2900-3600</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3000-4200</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3400-3900</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3720,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3875,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">4185,00</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 12.16%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2604,17</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2897,62</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2780,43</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2988,46</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3129,55</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3173,75</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3322,92</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3485,29</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3588,89</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3720,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3875,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">4185,00</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 10.64%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">193,60</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">360,71</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">235,57</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">245,88</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">218,69</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">210,30</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">175,06</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">299,87</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">176,38</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 9.04%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">55,88</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">55,66</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">34,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">48,22</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">32,97</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">33,25</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">35,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">72,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">58,79</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 26%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2481,16-2727,17</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2785,21-3010.03</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2710,48-2850,39</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2899,14-3087,78</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3063,06-3196,03</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3106,49-3241,01</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3248,99-3396,84</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3331,11-3639,48</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3453,31-3724,47</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> </tr></tbody> </table><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 6pt 0in; text-indent: -45pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;">Pada table 2 digambarkanperhitungan berat badan lahir dengan menggunakan jangka panggul atau rumus modifikasi Johnson - Syahrir yang ditunjukkan pada tabel 16 bahwa <em>error</em> terkecil dari berat badan bayi lahir adalah pada tinggi fundus uteri Johnson-Syahrir 27 cm (SD = 200,71 SE = 33,92 95% CI = 3078,20-3216,09). <em>Error</em> terbesar ada pada tinggi fundus uteri 31 cm (SD=250,99 SE=112,25 95%CI=3228,34-3851,66). </span></span></div><table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; float: left; margin-left: 6.75pt; width: 100%;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 17.7%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 0.25in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tinggi fundus uteri Johnson-Syahrir</span></div></td> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 7.46%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">N</span></div></td> <td colspan="5" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 74.84%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Berat badan bayi lahir (g)</span></div></td> </tr><tr style="height: 25.15pt;"> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 25.15pt; width: 14.28%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Range</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 25.15pt; width: 14.28%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Mean</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 25.15pt; width: 12.68%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SD</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 25.15pt; width: 12.68%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SE Mean</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 25.15pt; width: 20.92%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">95% Confidence Interval</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 17.7%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">21</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">22</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">23</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">24</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">25</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">26</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">27</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">28</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">29</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">30</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">31</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">34</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 7.46%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">20</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">28</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">26</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">35</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">40</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">30</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">35</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">23</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">16</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">4</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">5</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">1</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 14.28%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2500-3500</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2300-3500</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2350-3800</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2300-3400</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2300-3600</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2500-3500</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2700-3600</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2900-3900</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3000-4200</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3300-3900</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3300-3900</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">4201,00</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 14.28%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2950,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2848,21</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2917,31</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2845,71</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3005,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3090,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3147,14</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3326,09</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3471,88</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3625,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3540,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">4201,00</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 12.68%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">301,74</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">329,27</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">390,88</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">268,53</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">315,57</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">261,42</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">200,71</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">227,07</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">150,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">150,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">250,99</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 12.68%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">67,47</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">62,27</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">76,65</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">45,39</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">49,89</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">47,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">33,92</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">47,34</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">72,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">75,00</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">112,25</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 20.92%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2808,78-3091,22</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2720,53-2975,89</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2759,43-3075,19</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2753,47-2937,96</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2904,07-3105,93</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2992,38-3187,62</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3078,20-3216,09</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3227,89-3424,28</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3316,83-3626,92</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3386,32-3863,68</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3228,34-3851,66</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">-</span></div></td> </tr></tbody> </table><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 6pt 0in; line-height: normal; text-indent: -31.5pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tabel 2. Berat badan bayi lahir menurut tinggi fundus uteri Johnson-Syahrir pada kehamilan cukup bulan, tunggal, letak memanjang dan presentasi kepala (n=263)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;">Semakin tinggi fundus uteri mempengaruhi error atau penyimpangan berat badan bayi lahir (<em>p</em> = 0,024)<sup>12</sup>. Dari perhitungan statistik dengan regresi linier sederhana didapat hubungan tinggi fundus uteri Johnson dengan berat badan bayi lahir dimananilai koefisien regresi untuk TFU Johnson sebesar 106,781. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikkan TFU sebesar 1 cm akan menaikkan berat badan bayi lahir </span></span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"> 106,781 gr.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center; text-indent: -40.5pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Gambar 1. Diagram scatterhubungan tinggi fundus uteri Johnson dengan berat badan bayi pada responden</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="line-height: 200%;"><span style="line-height: 200%;">Sedangkan perhitungan statistik tinggi fundus uteri dengn metode pengukuran Johnson-Syahrir terhadap berat badan bayi mendapatkannilai koefisien regresisebesar 73,889. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikkan TFU sebesar 1 cm akan menaikkan berat badan bayi lahir </span></span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;"> 73,889 gr.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="line-height: 200%;">Gambar 2. Diagram scatterhubungan tinggi fundus uteri Johnson-Syahrir dengan berat badan bayi pada responden</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: -0.75in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;">Berdasarkan hubungan tinggi fundus uteri dengan berat badan bayi lahir dapat dikatakan bahwa pengukuran tinggi fundus uteri Johnson memiliki hubungan yang sangat kuat dibandingkan Johnson-Syahrir dikarenakan besaran pengaruh variabel TFU Johnson lebih tinggi dari TFU Johnson-Syahrir.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 14.2pt;"><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Dari 263 ibu hamil dilakukan pengujian sensitivitas, spesifisitas, angka perkiraan positif dan angka perkiraan negatif taksiran berat badan lahir menurut rumus Johnson dan modifikasi rumus Johnson-Syahrir terhadap berat badan lahir sebenarnya. </span></span><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Dikatakan akurat jika tingkat kesalahan yang diperoleh 7</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tabel3.Nilai diagnostik pengukuran tinggi fundus uteri terhadap berat badan bayilahir</span></span></div><table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; width: 100%;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr style="height: 7.6pt;"> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; height: 7.6pt; width: 23.94%;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"> </div><br /></td> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; height: 7.6pt; width: 18.22%;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"> </div><br /></td> <td colspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; height: 7.6pt; width: 42.5%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Rumus Jhonson</span></div></td> <td rowspan="2" style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; height: 7.6pt; width: 15.34%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Jumlah</span></div></td> </tr><tr style="height: 4.9pt;"> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 4.9pt; width: 23.94%;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"> </div><br /></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 4.9pt; width: 18.22%;" valign="top"> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"> </div><br /></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; height: 4.9pt; width: 19.72%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Akurat</span></div></td> <td style="border: medium none ; padding: 0in 5.4pt; height: 4.9pt; width: 22.78%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tidak Akurat</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 23.94%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 18.22%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Akurat</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tidak akurat</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 19.72%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">160</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">26</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 22.78%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">11</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">66</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 15.34%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">171</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">92</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 23.94%;"> <div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"> </div><br /></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 18.22%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Jumlah</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 19.72%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">186</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 22.78%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">77</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 15.34%;" valign="top"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">263</span></div></td> </tr></tbody> </table><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;">Nilai sensitivitas yang diperoleh sebesar 86,02%, nilai spesifisitas sebesar 85,71% serta nilai perkiraan positif dan negative sebesar 93,57% dan 71,74%. Nilai kappa yang diberikan sebesar 67,9%. Nilai ini dapat menerangkan kesesuaian penghitungan taksiran berat badan bayi lahir dengan menggunakan rumus Johnson dibandingkan dengan modifikasi rumus Johnson Syahrir</span><span style="line-height: 200%;">.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; text-indent: 13.5pt;"><span style="line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Pada tabel 4 digambarkananalisis statistik taksiran berat badan lahir menurut rumus Johnson dan modifikasi rumus Johson-Syahrir untuk berat badan lahir keseluruhan (n=263) dengan menggunakan uji t test. Hasilyng diperoleh menunjukkanperbedaan yang bermakna antara taksiran berat badan bayi lahir dengan menggunakan rumus Johnson dan modifikasi rumus Johnson-Syahrir dengan berat badan lahir sebenarnya (p</span></span></div><table class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; float: left; margin-left: 6.75pt; width: 100%;" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 53.28%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Variabel</span></div></td> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 18.7%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Mean (gr)</span></div></td> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 16.82%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SD</span></div></td> <td style="border: 1pt solid ; padding: 0in 5.4pt; width: 11.2%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">P</span></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 53.28%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">BBL</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Johnson</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">BBL – Johnson</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">BBL – Modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SAE – Johnson</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">SAE – Modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Akurasi Johnson</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Akurasi Modifikasi rumus Johnson-Syahrir</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 18.7%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">3061,98</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2887,24</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">2865,54</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">174,73</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">196,43</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,05</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,06</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">70,70%</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">65,00%</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 16.82%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">350,87</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">345,46</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">384,47</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">279,31</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">355,33</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,08</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,11</span></div></td> <td style="padding: 0in 5.4pt; width: 11.2%;"> <div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,048*</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,095*</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: center;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">0,000**</span></div></td> </tr></tbody> </table><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in -4.65pt 0.0001pt 0in; line-height: normal; text-align: left; text-indent: -45pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Tabel 4. Sebaran analisis statistik dan pengujian taksiran berat badan lahir menurut rumus Johnson dan modifikasi rumus Johnson-Syahrir untuk berat lahir keseluruhan (n=</span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">263)</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in -4.65pt 0.0001pt 0in; line-height: 150%; text-align: justify;"> </div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin: 0in 2.45pt 6pt 0in; text-indent: -0.75in;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"><span style="line-height: 200%;">IV. </span></span></strong><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">DISKUSI</span></strong></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 3pt 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Sebaran kasus berdasarkan TFU Johsonterletak pada rentang 28 sampai 40 cm dengan rata-rata 31,63 </span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"> 2,22 cm sedangkan TFU Johnson-Syahrir terletak pada rentang 21 – 34 dengan rata-rata 25,16 </span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">±</span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;"> 2,55 cm . Berat badan bayi lahir terletak pada rentang 2300 grsampai 4200 gr dengan rata-rata 3061,98 ± 350,87 gr. </span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 3pt 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Dari hubungan tinggi fundus uteri Johnson dengan berat badan bayi lahir didapatkan koefisien korelasi (r) adalah 0,678 dan koefisien determinasi (r2) adalah 0,460 dengan kemaknaan <em>p</em> = 0,000. Sedangkan koefisien korelasi (r) dari hubungan tinggi fundus uteri dengan berat badan bayi lahir Johson-Syahrir adalah 0,536 dengan koefisien determinasi (r2) adalah 0,288 dengan kemaknaan p = 0,000. </span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 3pt 2.45pt 0.0001pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Akurasi taksiran berat badan janin dengan rumus Johnson mencapai 70,70% sedangkan dengan menggunakan modifikasi rumus Johnson-Syahrir hanya 65,0% yang akurat. Apabila dihitung secara statistik ditemukan perbedaan bermakna dimana <em>p </em>= 0,000.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 3pt 2.45pt 10pt 0in; line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 0.25in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 200%;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">Rumus Johnson memiliki hubungan positif yang sangat kuat antara tinggi fundus uteri dengan berat badan bayi lahir dibandingkan dengan modifikasi rumus Johnson-Syahrir dimana nilaikoefisien korelasi (r) sebesar 0,678 dan koefisien determinasi-nya 0,460 sedangkan modifikasi rumus Johnson-Syahrir, nilaikoefisien korelasi (r) sebesar 0,536 dan koefisien determinasi-nya 0,288.Nilai sensitivitas yang diperoleh sebesar 86,02%, nilai spesifisitas sebesar 85,71% serta nilai perkiraan positif dan negative sebesar 93,57% dan 71,74%. Nilai kappa yang diberikan sebesar 67,9%, nilai ini dapat menerangkan kesesuaian penghitungan taksiran berat badan bayi lahir dengan menggunakan rumus Johnson dibandingkan dengan modifikasi rumus Johnson Syahrir.</span></span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 200%; margin-right: 2.45pt; text-align: justify; text-indent: -17.85pt;"><strong><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial;">RUJUKAN</span></strong></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">1.</span><span style="font-size: 10pt;">Niswander KR. Capraro VJ, Coevering RJ. Estimation of birth weight by quantitied external uterine measurements. Obstet Gynecol 1970; 36:204-8.</span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">2.</span><span style="font-size: 10pt;">Cuningham FG, Mac Donald C, Gant NF. Manajemen kehamilan normal. Dalam : Ronardy DH editor. Obstetri Williams. Edisi 18 Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995 p 295-3143.</span></span></div><div class="MsoBodyText" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">3.</span><span style="font-size: 10pt;">Wan CW, Woo JSK. An evaluation of ultrasonic fetal weight prediction in a Chinese population using established charts on abdominal circumference and biparietal diameter. Obstet Gynecol 1984; 10:173-6.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">4.</span><span style="font-size: 10pt;">Robson SC, Gallivan S, Walkinshaw SA, Vaughan J, Rodeck CH, Ultrasonic estimation of fetal weight use of targeted formulas in small for gestational age fetuses. Obstet Gynecol 1993; 82: 359-64.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-indent: -14.2pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">5.</span><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 10pt;">Wiknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. </span></span><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Perubahan anatomic dan pada wanita hamil. Ilmu Kebidanan FKUI, Edisi kedua, cetakan kedua, YBP Sarwono Prawiroharjo 1984: 81-93.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-indent: -14.2pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">6.Turner MJ, Roasmussen MJ,Boylan PC, Mac Donald D, Strong JM. The influence of birth weight on labor in nulliparas. Obstetric and Gynecology 1990;76: 159-63.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-indent: -14.2pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">7.Ment LR, Oh W, Ehrenkranz RA, Philip AGS, Duncan CC, Makuch RW. Antenatal steroid, delivery mode, and intraventricular hemorrage in preterm infants. Am J Obstet Gynecol 1995;172:795-800.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: normal; margin-right: 2.45pt; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">8.</span><span style="font-size: 10pt;">Tejani N, Mann LI, Weiss RR. Antenatal diagnosis and management of the small-for-gestational-age fetus Obstet Gynecol 1976;47: 31-6.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">9.</span><span style="font-size: 10pt;">Boyd ME, Usher RH, MecLean FL. Fetal Macrosomia Prediction, Risk, proposed management. Obstet Gyencol 1983;63: 715-22.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">10.</span><span style="font-size: 10pt;">Pschera H, Sodenberg G. estimation of fetal weight by external abdominal measurement. Acta Obstet Gyencol Scand 1984;63: 175-9.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">11.</span><span style="font-size: 10pt;">Arrianto M, Dirjowioto AN. Perbandingan hasil antara taksasi berat janin secara palpatoir dan taksasi berat janin menurut Paulos-Langstadt terhadap berat lahir bayi sesungguhnya. Naskah lengkap KOGI III Medan 1976;589-593.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">12.</span><span style="font-size: 10pt;">Warsof SL, Wolf P, Coulehan J, Queenan JT. Comparison of fetal weight estimation formulas with and without head measurements. Obstet Gyencol 1986;67:569-73. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">13.</span><span style="font-size: 10pt;">Field NT, Piper JM, Langer O. The effect of maternal obesity on the accuracy of fetal weight estimation. Obstet Gyencol 1995;56: 102-7.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">14.</span><span style="font-size: 10pt;">Chauhan SP et al. Lomitation of clinical an sonographic astimates of birth weight 1034 parturients. Obstet Gyencol 1998;91: 72-7.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">15.</span><span style="font-size: 10pt;">Peterson RM. Estimation of fetal weight during labor. Obstet Gyencol 1985;65330-2.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">16.</span><span style="font-size: 10pt;">Rosenberg K, Gram JM, Aitchison T. Measurement of fundal height as ascreening test for fetal growth retard. Br J Obstet Gyencol 1982; 89:447-50.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">17.</span><span style="font-size: 10pt;">Mathai M, Jairaj P Muthurathnam S. Screening of light-for gestational age infants: a comparison of three measurement 1987; 94:217-21.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; line-height: normal; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="font-size: 10pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">18.</span><span style="font-size: 10pt;">Mc. Fee JG. Comprehensive prenatal care. In:Frederickson HL, Haug LW. Ob/Gyn secrets. Boston, Massachustts:BookPromotion & Service CO, Ltd. 1997;156-164.</span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent3" style="margin: 0in 2.45pt 0.0001pt 14.2pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;"><span style="color: rgb(204, 153, 255); font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">19.Walraven GER etal. Single pre-delivery symphysis-fundal height measurement as a predictor of birth weight and multiple pregnancy. British Journal of Obstetries and Gynecology 1995;102: 525-529.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-67960339319357550302009-09-14T19:25:00.000-07:002009-09-14T19:27:16.277-07:00Askeb Kehamilan Ektopik<h3 style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="color: purple; font-family: Arial; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span style="color: purple;">ASUHAN KEBIDANAN ASKEB KEHAMILAN EKTOPIK</span></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: purple; font-family: Arial;" lang="sv">KATA PENGANTAR</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: purple; font-family: Arial;" lang="sv"><br />Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan kasih sayang bagi alam semesta dan nabi yang telah membawa umat manusia untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.<br />Kami bersyukur kepada Allah karena makalah kami dapat selesai pada waktunya. Judul makalah yang kami buat adalah “KEHAMILAN EKTOPIK yang kami harap dihari mendatang dapat bermanfaat bagi pembaca serta membangun semangat pembaca.<br />Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca agar kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan pada makalah kami ini. Lebih dan kurang kami mohon maaf, terima kasih.</span></div><div style="text-align: justify;">BAB I<br />PENDAHULUAN</div><div style="text-align: justify;">A.Latar belakang<br />Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang paling tinggi. Beberapa tahun yang lalu pendidikan bidan hanya sebatas DI saja, yang disebut dengan Program Pendidikan Bidan (PBB), dimana bidan D1 belum memahami dan menerapkan secara professional manajemen kebidanan yang baik dan benar. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, maka pendidikan bidan dibuka pada tahun 1996 menjadi Akademi Kebidanan (DIII), SK MENKES RI No. 4118 1987 dan SK MENDIKBUD RI No: 009/4/1996 untuk memenuhi tuntutan profesionalisme guna meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.<br /><span style="color: purple; font-family: Arial;">Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.<br />(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)</span></div><div style="text-align: justify;">B.Tujuan</div><div style="text-align: justify;">1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik<br />2. dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik.<br />3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.</div><div style="text-align: justify;">C.Manfaat<br />Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan ektopik.</div><div style="text-align: justify;">BAB II<br />TINJAUAN TEORITIS</div><div style="text-align: justify;">1.KONSEP DASAR<br />A.pengertian<br />Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus ,tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.<br />Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara<br />20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.<br />(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)<br />Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.<br />(kapita selekta kedokteran,2001)<br />Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.<br />Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.<br />(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)<br />B.etiologi<br />Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.<br />faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut :<br />• Faktor tuba,yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.<br />• Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.<br />• Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.<br />• Penggunaan hormone eksogen.<br />• Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD<br />( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).</div><div style="text-align: justify;">C.tanda dan gejala<br />Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.<br />Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-grjala sebagai berikut:<br />Amenorhoe<span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Nyeri perut bagian bawah</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Gejala kehamilan muda</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Level HCG rendah</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ø</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Digoyangkan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.<br />(Kapita selekta kedokteran, 2001)</span></div><div style="text-align: justify;">Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas ,sehingga sukar membuat diagnosisnya,gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,abortus atau<br />rupture tuba,tuanya kehamilan,derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.<br />(Dr.rustam mochtar,synopsis obstetri,2000)</div><div style="text-align: justify;">D.patofisiologi<br />Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.<br />Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan,<br />Yaitu:<br />1.Hasil kosepsi mati dan diresorbsi<br />pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.<br />2.abortus ke dalam lumen tuba<br />Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.<br />3.ruptur dinding tuba<br />Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda,sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.<br />Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.<br />(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan, 2005)<br />E.Penanganan<br />Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi,dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu,keinginn penderita akan fungsi reproduksinya,lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomic organ pelvic,kemampuan teknik bedah mikro,dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba,atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.<br />Apabila keadaan penderita buruk,misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi.pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.<br />Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :<br />• Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah<br />• Diameter kantong gestasi ≤ 4cm;<br />• Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml<br />• Tanda vital baik dan stabil</div><div style="text-align: justify;">Obat yang digunakan ialah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum factor 0,1 mg/kg 1 M berselang seling setiap hari selama 8 hari.dari seluruh 6 kasus yang di obati,satu kasus dilakukan salpingektomia pada hari ke-12 karena gejala abdomen akut,sedangkan 5 kasus berhasil diobati dengan baik.</div><div style="text-align: justify;">2APLIKASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN<br />I. pengumpulan data<br />Data subjektif<span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ä</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Mengalami mual dan muntah</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Nyeri perut bagian bawah</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Terjadi perdarahan berwarna coklat tua</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />haid tidak teratur</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;">Data objektif<span style="color: purple; font-family: Symbol;">Ä</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemia</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />tanda vital dapat baik sampai buruk</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio).</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;">II. Diagnosa/masalah<br />Kehamilan ektopik.</div><div style="text-align: justify;">III. Masalah potensial</div><div style="text-align: justify;">IV. Tindakan segera</div><div style="text-align: justify;">V. Perencanaan</div><div style="text-align: justify;">Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,<span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.</span><span style="color: purple; font-family: Symbol;">v</span><span style="color: purple; font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;">VI.Pelaksanaan<br />• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit<br />• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370<br />• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :<br />a. Laparatomi<br />b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba<br />c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.</div><div style="text-align: justify;">VII.Evaluasi<br />a. Keadaan umum ibu sudah mulai membaik<br />b. TTV ibu masih dalam batas normal<br />c. Ibu mengerti dengan pejelasan dokter<br />d. Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter<br />e. Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter</div><div style="text-align: justify;">BAB III<br />TINJAUAN KASUS</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: purple; font-family: Arial;"></span></div><div style="text-align: justify;">A. Anamnesa<br />Tanggal anamnesa : 10 juni 2007<br />Nama : Ny. Rahma<br />Umur : 33 tahun<br />Suku : minang<br />Agama : islam<br />Pendidikan : SMA<br />Pekerjaan : IRT<br />1. Alasan kunjungan : ada keluhan<br />2. Keluhan-keluhan :- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan<br />- Haid tidak teratur<br />- Nyeri pada perut bagian bawah<br />HPHT : 25 maret 2007<br />B.Pemeriksaan fisik</div><div style="text-align: justify;">1. Kesadaran : Samolen<br />2. TTV :<br />-TD : 120/ 80 mmHg<br />-DN : 78 kali/I<br />-R : 24 kali/I<br />-S : 370 C<br />3.Muka : pucat<br />4.Abdomen :<br />1. Inspeksi<br />Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan<br />Acites : tidak ada</div><div style="text-align: justify;">2. Palpasi :<br />a. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri<br />b. Uterus diraba maka teraba sedikit membesar<br />c. Kavum douglas yang menonjol.<br />3. Auskultasi :<br />-Tidak terdengar DJJ</div><div style="text-align: justify;">C. Askeb dalam SOAP<br />a.Data Sujektif<br />- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan<br />- Haid tidak teratur<br />- Nyeri pada perut bagian bawah<br />-HPHT : 25 maret 2007.</div><div style="text-align: justify;">b.Data objektif<br />- pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri<br />- suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun<br />- tanda vital dapat baik sampai buruk<br />- Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan<br />- Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),<br />- kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG</div><div style="text-align: justify;">c.Assesment<br />Kehamilan ektopik</div><div style="text-align: justify;">d.planning<br />- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,<br />- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali<br />- Beri ibu makanan yang bergizi<br />- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi<br />- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu<br />- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: purple; font-family: Arial;"><br />BAB IV<br />PEMBAHASAN</span></div><div style="text-align: justify;">Pembahasan yang dimaksud disini adalah kesenjangan dan kesamaan yang ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini penulis menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara lain :</div><div style="text-align: justify;">A.Pengkajian<br />Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan muda seperti mual dan muntah. </div><div style="text-align: justify;">B.identifikasi masalah/diagnosa<br />Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.Rahma kemudian data itu dapat di interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah<br />A.diagnosa<br />Kehamilan ektopik<br />B.Masalah<br />- cemas<br />- kurang nafsu makan dikarenakan mual dan muntah</div><div style="text-align: justify;">C.masalah potensial<br />Penulis tidak menemukan masalah potensial</div><div style="text-align: justify;">D.tindakan segera<br />Tidak perlu ada tindakan segera</div><div style="text-align: justify;">E.menyusun rencana tindakan<br />- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,<br />- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali<br />- Beri ibu makanan yang bergizi<br />- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi<br />- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu<br />- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.</div><div style="text-align: justify;">F.pelaksanaan tindakan<br />• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit<br />• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370<br />• Memberi ibu makanan yang bergizi<br />• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :<br />a. Laparatomi<br />b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba<br />c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.</div><div style="text-align: justify;">G.evaluasi<br />• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik<br />• TTV ibu masih dalam batas normal<br />• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter<br />• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter<br />• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.</div><div style="text-align: justify;">BAB V<br />KESIMPULAN DAN SARAN</div><div style="text-align: justify;">A. KESIMPULAN<br />Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.</div><div style="text-align: justify;">B. SARAN<br />1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena dapat menimbulkan resiko tinggi.<br />2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-63370497071477356402009-09-14T19:24:00.001-07:002009-09-14T19:24:31.208-07:00Materi Kesehatan: 58 Langkah APN<span><span style="font-size: large;"><b><span style="color: red;">58 Langkah APN</span></b></span><br /></span><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>3. Memakai celemek plastik.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>8. Melakukan pemeriksaan dalam - pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 - 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>25. Melakukan penilaian selintas :</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>b. Apakah bayi bergerak aktif ?</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.</span></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><span>58. Melengkapi partograf.</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-13696850626617460982009-09-14T19:22:00.000-07:002009-09-14T19:23:11.020-07:00Materi Kesehatan: Ketuban Pecah Dini (KPD)<span style="font-family: Arial;"><span style="background-color: white; color: red; font-size: large;"><b>Ketuban Pecah Dini (KPD)</b></span><br /></span><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Ada</span><span style="font-family: Arial;"> teori yang menghitung berapa jam sebelum in partu, misalnya 2 atau 4 atau 6 jam sebelum in partu.<br />Ada juga yang menyatakan dalam ukuran pembukaan serviks pada kala I, misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan serviks 3 cm atau 5 cm, dan sebagainya.</span> </div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Prinsipnya adalah ketuban yang pecah “sebelum waktunya”.</span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family: Arial;">Masalahnya : Kapan selaput ketuban pecah (spontan) pada persalinan normal ?</span></strong><strong><span style="font-family: Arial;"></span></strong><span style="font-family: Arial;"><br />Normal selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).</span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family: Arial;">KETUBAN PECAH DINI BERHUBUNGAN ERAT DENGAN</span></strong><strong><span style="font-family: Arial;"><br /><strong><span style="font-family: Arial;">PERSALINAN PRETERM DAN INFEKSI INTRAPARTUM</span></strong></span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Patofisiologi</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />Banyak teori, mulai dari defek kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi.<br />Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%).<br />High virulence : bacteroides. Low virulence : lactobacillus.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblas, jaringan retikuler korion dan trofoblas.<br />Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh sistem aktifitas dan inhibisi interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin.<br />Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas IL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerisasi kolagen pada selaput korion / amnion, menyebabkan selaput ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan. </span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Faktor risiko / predisposisi ketuban pecah dini / persalinan preterm</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)<br />2. riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2 - 4x<br />3. tindakan sanggama : TIDAK berpengaruh kepada risiko, KECUALI jika higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi<br />4. perdarahan pervaginam : trimester pertama (risiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x)<br />5. bakteriuria : risiko 2x (prevalensi 7%)<br />6. pH vagina di atas 4.5 : risiko 32% (vs. 16%)<br />7. servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% (vs. 7%)<br />8. flora vagina abnormal : risiko 2-3x<br />9. fibronectin > 50 ng/ml : risiko 83% (vs. 19%)<br />10. kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Strategi pada perawatan antenatal</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />- deteksi faktor risiko<br />- deteksi infeksi secara dini<br />- USG : biometri dan funelisasi<br />Trimester pertama : deteksi faktor risiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan Gram, darah rutin, urine.<br />Trimester kedua dan ketiga : hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen, punggung, kram di daerah pelvis seperti sedang haid, perdarahan per vaginam, lendir merah muda, discharge vagina, poliuria, diare, rasa menekan di pelvis.</span><span style="font-family: Arial;"></span> </div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Jika ketuban pecah : jangan sering periksa dalam !! Awasi tanda-tanda komplikasi.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Komplikasi ketuban pecah dini</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterin.<br />2. persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.<br />3. prolaps tali pusat, bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong atau letak lintang).<br />4. oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Keadaan / faktor-faktor yang dihubungkan dengan partus preterm</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. iatrogenik : hygiene kurang (terutama), tindakan traumatik<br />2. maternal : penyakit sistemik, patologi organ reproduksi atau pelvis, pre-eklampsia, trauma, konsumsi alkohol atau obat2 terlarang, infeksi intraamnion subklinik, korioamnionitis klinik, inkompetensia serviks, servisitis/vaginitis akut, KETUBAN PECAH pada usia kehamilan preterm.<br />3. fetal : malformasi janin, kehamilan multipel, hidrops fetalis, pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, kematian janin.<br />4. cairan amnion : oligohidramnion dengan selaput ketuban utuh, ketuban pecah pada preterm, infeksi intraamnion, korioamnionitis klinik.<br />5. placenta : solutio placenta, placenta praevia (kehamilan 35 minggu atau lebih), sinus maginalis, chorioangioma, vasa praevia.<br />6. uterus : malformasi uterus, overdistensi akut, mioma besar, desiduositis, aktifitas uterus idiopatik.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family: Arial;">Persalinan preterm (partus prematurus) : persalinan yang terjadi pada usia kehamilan antara 20-37 minggu.</span></strong><strong><span style="font-family: Arial;"></span></strong><span style="font-family: Arial;">Tanda : kontraksi dengan interval kurang dari 5-8’, disertai dengan perubahan serviks progresif, dilatasi serviks nyata 2 cm atau lebih, serta penipisan serviks berlanjut sampai lebih dari 80%.<br />Insidens rata-rata di rumahsakit2 besar di Indonesia : 13.3% (10-15%) </span> </div><div style="line-height: 150%;"><em><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">(persalinan preterm - ada kuliahnya sendiri)</span></em><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">INFEKSI INTRAPARTUM</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />Infeksi intrapartum adalah infeksi yang terjadi dalam masa persalinan / in partu.</span><span style="font-family: Arial;"></span> </div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Disebut juga <strong><span style="font-family: Arial;">korioamnionitis</span></strong>, karena infeksi ini melibatkan selaput janin.</span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Pada ketuban pecah 6 jam, risiko infeksi meningkat 1 kali. Ketuban pecah 24 jam, risiko infeksi meningkat sampai 2 kali lipat.</span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="font-family: Arial;">Protokol : paling lama 2 x 24 jam setelah ketuban pecah, harus sudah partus.</span></strong><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Patofisiologi</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.<br />2. infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.<br />3. mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).<br />4. tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi.</span><span style="font-family: Arial;"></span> </div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Arial;">Kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Staphylococcus (gram positif), E.coli (gram negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob). </span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Diagnosis infeksi intrapartum</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. febris di atas 38oC (kepustakaan lain 37.8oC)<br />2. ibu takikardia (>100 denyut per menit)<br />3. fetal takikardia (>160 denyut per menit)<br />4. nyeri abdomen, nyeri tekan uterus<br />5. cairan amnion berwarna keruh atau hijau dan berbau<br />6. leukositosis pada pemeriksaan darah tepi (>15000-20000/mm3)<br />7. pemeriksaan penunjang lain : leukosit esterase (+) (hasil degradasi leukosit, normal negatif), pemeriksaan Gram, kultur darah.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><div style="line-height: 150%;"><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Komplikasi infeksi intrapartum</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia), sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.<br />2. komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin.</span><span style="font-family: Arial;"></span></div><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;">Prinsip penatalaksanaan</span></span></strong><strong><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-family: Arial;"></span></span></strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />1. pada ketuban pecah, terminasi kehamilan, batas waktu 2 x 24 jam<br />2. jika ada tanda infeksi intrapartum, terminasi kehamilan / persalinan batas waktu 2 jam.<br />3. JANGAN TERLALU SERING PERIKSA DALAM<br />4. bila perlu, induksi persalinan<br />5. observasi dan optimalisasi keadaan ibu : oksigen !!<br />6. antibiotika spektrum luas : gentamicin iv 2 x 80 mg, ampicillin iv 4 x 1 mg, amoxicillin iv 3 x 1 mg, penicillin iv 3 x 1.2 juta IU, metronidazol drip.<br />7. uterotonika : methergin 3 x 1 ampul drip<br />8. pemberian kortikosteroid : kontroversi. Di satu pihak dapat memperburuk keadaan ibu karena menurunkan imunitas, di lain pihak dapat menstimulasi pematangan paru janin (surfaktan). Di RSCM diberikan, bersama dengan antibiotika spektrum luas. Hasil cukup baik.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-39686917644538796782009-09-14T19:20:00.000-07:002009-09-14T19:21:51.164-07:00Materi Kesehatan: Perkembangan Janin Trimester 2<span style="color: blue;"><strong><span><span style="font-size: large;">Perkembangan Janin Trimester 2</span><br /></span></strong></span><br /><span style="color: blue;"><strong><span>MINGGU KE-13 </span></strong></span><span></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjang janin (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm dengan berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar. Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung terus, hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira tinggal </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">sepertiga panjang tubuhnya. </span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Kedua cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah terlihat jelas di bawah kulitnya. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga tulangnya jadi lebih keras. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-14 </span></strong></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjangnya mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm dengan berat sekitar 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala. Demikian pula mata mengarah ke posisi sebenarnya. Leher pun </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">terus memanjang sementara dagu tak lagi menyatu ke dada. Sedangkan alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Bahkan, di rumah-rumah sakit besar atau rumah sakit pendidikan dengan alat-alat bantu yang serba canggih, seluruh perkembangannya bisa dipantau. Semisal bagaimana perkembangan otak, mata dan ginjalnya. Juga bisa diketahui apakah ada anusnya atau tidak, paru-parunya berkembang baik atau tidak, saluran pencernaannya mengalami penyempitan atau tidak, serta adakah kebocoran pada klep atau bagian </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">lain dari jantung. Termasuk jika terlihat kecacatan berupa bibir sumbing atau kelainan jemari, seumpama jari dempet. Sayangnya, meski bisa diketahui sejak masa janin, kelainan/gangguan tadi tak bisa ditangani selagi masih di rahim seperti halnya di negara-negara maju. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-15 </span></strong></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjang janin sekitar 10-11 cm dengan berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin terlihat, hingga demi kenyamanan si ibu maupun janinnya, amat dianjurkan mulai mengenakan baju hamil. Sebab, kulit dan otot-otot, terutama di sekitar perut akan melar karena mengalami peregangan luar biasa guna mengakomodasi pembesaran rahim. Garis-garis regangan yang disebut striae umumnya muncul di daerah perut, payudara, bokong dan panggul. Boleh-boleh saja memakai lotion/losion khusus sekadar untuk menyamarkannya karena memang tak mungkin hilang. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: blue;"><br /><strong><span>MINGGU KE-16 </span></strong></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm dengan berat kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku. Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">belakangan, kini lebih panjang daripada lengan. </span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina bifida, yakni kelainan kongenital yang berkaitan dengan saraf tulang belakang. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan Sindrom Down. Sementara jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat dinding perut ibu. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Sistem pencernaan janin pun mulai menjalankan fungsinya. Dalam waktu 24 jam janin menelan air ketuban sekitar 450-500 ml. Hati yang berfungsi membentuk darah, melakukan metabolisme hemoglobin dan bilirubin, lalu mengubahnya jadi biliverdin yang disalurkan ke usus sebagai bahan sisa metabolisme. Bila terjadi asfiksia (gangguan oksigenasi) akan muncul rangsangan yang membuat gerak peristaltik usus janin meningkat sekaligus terbukanya sfingter ani (”klep” anus). Akibatnya, janin mengeluarkan mekoneum yang membuat air ketuban jadi kehijauan. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Di usia ini, janin juga mulai mampu mengenali dan mendengar suara-suara dari luar kantong ketuban. Termasuk detak jantung ibu bahkan suara-suara di luar diri si ibu, seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-17</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm dengan berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah kulit bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan metabolisme tubuh. Sementara pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa dirasakan pada minggu ke-20. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-18</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Rahim dapat diraba tepat di bawah pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu. Sementara peningkatan mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan berat badan tak terkendali. Untuk mengatasinya, biasakan berbaring miring ke kiri, hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban berat. Selain itu, sempatkan sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan mengangkat/mengganjalnya pakai bantal. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan hal lain, janin pun merasakan hal sama. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-19</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjang janin diperkirakan 13-15 cm dengan taksiran berat 200 gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan. Nah, jika lubang yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apa pun, kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di otak. Jumlah cairan yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500 ml, namun bisa mencapai 5 liter! Penumpukan ini jelas berdampak fatal mengingat betapa banyak jumlah jaringan otak janin yang tertekan oleh cairan tadi. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-20 </span></strong></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-21</span></strong><span class="htmltypewriter2"><span></span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Beratnya sekitar 350 gram dengan panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong><span><br /><span class="htmltypewriter2" style="color: blue;">MINGGU KE-22</span></span></strong><span class="htmltypewriter2"><span></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Dengan berat mencapai taksiran 400-500 gram dan panjang sekitar 19 cm, si ibu kian mampu beradaptasi dengan kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus. Tak heran bila ibu amat menikmatinya karena keluhan mual-muntah sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu, hingga ia mesti berhati-hati agar tak terjadi pertambahan berat badan yang berlebih. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir. Di usia ini pula kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup dan membuka. Jantung janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami “modifikasi” sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya memompa darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-23</span></strong><span class="htmltypewriter2"><span></span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok dengan berat hampir mencapai 550 gram dan panjang sekitar 20 cm. Kendati begitu, kulitnya masih tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan kelak. Namun wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Hanya saja rambut lanugo yang menutup </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">sekujur tubuhnya kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-24</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram dan panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi bulu mata. Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya. Begitu juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tak disukainya. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-25</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram dengan panjang dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm. Sementara jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu atau tidak. Yang termasuk indikasi medis di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">pembuluh darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya, terjadi IUGR (Intra Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu juga bila semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Jika dari hasil pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan untuk membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Tentu saja harus ada sejumlah syarat ketat yang mengikuti. Di antaranya, rumah sakit yang merawat bayi-bayi prematur haruslah rumah sakit bersalin khusus yang lengkap dengan ahli-ahli neonatologi (ahli anak yang mengkhususkan diri pada </span></span><span><br /><span class="htmltypewriter2">spesialisasi perawatan bayi baru lahir sampai usia 40 hari). Selain fasilitas NICU (neonatal intensive Care Unit). </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /><strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-26</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram dengan panjang dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut jantung harus dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan serius. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan si ibu. Begitu juga keluhan nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua organ tubuh. Termasuk usus kecil, kantung kemih dan rektum. Tak jarang ibu hamil jadi terkena sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena beser. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span><br /> <strong style="color: blue;"><span>MINGGU KE-27</span></strong><span class="htmltypewriter2"></span></span><span></span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak. </span></span><span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="htmltypewriter2"><span>Jika terjadi “kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan inilah yang kelak memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi berkabut atau keputihan. Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang terserang rubella pada usia kehamilan di minggu-minggu akhir trimester dua.</span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-59918327965960194352009-09-14T19:18:00.000-07:002009-09-14T19:19:04.868-07:00Materi Kesehatan: Manfaat Kacang Kedelai Lainnya<div style="text-align: justify;">Hingga detik ini masyarakat cuma mengenal susu sapi. Dari susu murni, susu kaleng, hingga susu sapi bentuk bubuk. Pada hal di luar itu, banyak produk susu lain yang tidak kalah hebatnya dengan susu sapi, seperti susu kambing juga memiliki kelebihan. Contoh susu produk lain yang tidak kalah kualitasnya di banding susu sapi yaitu susu kedelai. Bagi mereka yang alergi susu sapi, susu kedelai merupakan alternative untuk di konsumsi.<br />Komposisi susu kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu susu kedelai dapat di gunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu kedelai baik di konsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang – orang yang tidak punya atau kurang enzim laktosa dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi.<br />Laktosa susu sapi yang lolos usus besar akan di cerna oleh jasad renik yang ada di sana. Akibatnya, orang yang tidak toleran terhadap laktosa akan menderita diare tiap kali minum susu sapi.<br />Wawasan, tanggal 13 Juli 2001<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">MANFAAT SUSU KEDELAI</span><br /><br />Berdasarkan penelitian dan berbagai sumber yang salah satunya dari “Buku Sehat dan Bugar dengan Kacang Kedelai” oleh Dr. Paul E, Matulessy, dkk. Susu jenis ini bisa di manfaatkan sebagai alternative untuk anak – anak yang sakit lactose intolerance (tidak tahan terhadap susu sapi akibatnya diare dan bisa menurunkan kadar kolesterol.<br />Kacang kedelai mengandung antara lain, vitamin A, B, B1, B2, Vitamin D, mineral hidrokarbon, zat besi, nicotinic acid, lecitin, lineloic, niacin, kalsium, sodium, pospor, asam asparat, asam glutamate, fatty acid dll.<br />Menurut Hembing, ketua umum Himpunan Pengobatan Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia susu kedelai selain menyehatkan juga dapat mencegah penyakit jantung, kanker, lever, radang lambung kronis, Hipertensi, Anemia, Rematoid Artritis, Arteriosklerosis, mencegah kerusakan gigi, meningkatkan stamina, dll. Bahkan kedelai ini dapat di konsumsi oleh berbagai kalangan usia, dari anak - anak hingga orang tua lanjut usia.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Berikut ini perbandingan susu kedelai dan susu sapi :</span><br />Energi<br />Susu kedelai : 37 kalori<br />Susu sapi : 61 kalori<br />Protein<br />Susu kedelai : 4,10 gr<br />Susu sapi : 3,50 gr<br />Lemak<br />Susu kedelai : 1,50 gr<br />Susu sapi : 3,50 gr<br />Karboidrat<br />Susu kedelai : 3,10 gr<br />Susu sapi : 4,90 gr<br />Air<br />Susu kedelai : 87,50 gr<br />Susu sapi : 87,40 gr<br />Kalsium<br />Susu kedelai : 154,00 mgr<br />Susu sapi : 144,00 mgr<br />Natrium<br />Susu kedelai : 74,00 mgr<br />Susu sapi : 50,00 mgr<br />Phospor<br />Susu kedelai : 66,00 mgr<br />Susu sapi : 93,00 mgr<br />Besi<br />Susu kedelai : 1,30 mgr<br />Susu sapi : 1,70 mgr<br />Vitamin A<br />Susu kedelai : 217,00 IU<br />Susu sapi : 140,00 IU<br />Vitamin B1<br />Susu kedelai : 0,30 mgr<br />Susu sapi : 0,40 mgr<br />Vitamin B3<br />Susu kedelai : 1,10 mgr<br />Susu sapi : 0,10 mgr</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue; font-weight: bold;">SUSU KEDELAI SEHATKAN BAYI</span><br />Mengandung phytoestrogen untuk atasi penyakit-penyakit hormonal.<br />Makanan terbaik bayi adalah ASI, itu disepakati para ahli makanan dan gizi. Dan hal itu tempaknya juga tetap berlaku. Namun sebuah study menemukan bayi yang di beri susu formula berdasar bahan kedelai di katakana memiliki phytoestrogen sejenis kimia mirip estrogen jauh lebih tinggi dalam darah mereka di bandingkan bayi yang di beri susu susu formula sapi maupun ASI. Begitu temuan para peneliti di Children”s Hospital Medical Center di Cicncinnati, Ohio, AS.<br />Kadar phytoestrogen ini 6 - 11 kali lebih tinggi dari pada kadar estrogen yang di ketahui memiliki efek hormonal pada orang dewasa, termasuk efek atas siklus menstruasi pada wanita. Phytoestrogen termasuksenyawa kimia kelas insoflavone yang diketahui memiliki aktifitas – aktifitas hormonal maupun nonhormonal di dalam tubuh. Bahkan, dengan mempertimbangkan aktivitas estrogenic mereka yang lemah, diet isoflavone pasti memiliki beberapa aktivitas biologis pada bayi.<br /><br /><br /><span style="color: blue; font-weight: bold;">KEDELAI UNTUK AWET MUDA DAN PANJANG UMUR</span><br />Beberapa hasi penelitian kedelai cukup kaya dengan berbagai zat gizi, kedelai mengandung banyak zat “LEZITIN” yang meremajakan kembali tubuh kita. Protein yang terkandung dalam kedelai terdiri dari unit-unit sederhana yang di sebut asam amino. Beberapa asam amino ini berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.<br />Mengapa lesitin kedelai mengawetkan serta meningkatkan vitalitas ? Memang terdapat beberapa factor yang menjadi penyebab utamanya. Dan hal tersebut berkaitan dengan hasil-hasil penelitian tentang fungsi zat lesitin itu sendiri, yaitu :<br />1.Bekerja dalam motorik tubuh untuk menciptakan kesegaran dan keremajaan hingga tubuh menjadi fleksibel, kuat dan memiliki daya tahan.<br />2.Membuat proses metabolisme menjadi lebih baik, meningkatkan kemampuan distribusi asam amino dan meningkatkan daya tahan lignen terhadap kekakuan.<br />3.Menguatkan daya tahan tulang punggung, tulang bahu dan lutut yang merupakan organ tubuh yang vital dalam kehidupan sehari-hari.<br />4.Memperkuat kapasitas konsumsi oksigen untuk memungkinkan tubuh bekerja lebih baik dan memiliki energi yang besar. Membantu memperbaiki jaringan otot yang sedang bergenerasi dan menambah kekuatan otot.<br />5.Menguatkan cadangan pernafasan untuk membantu kapasitas pernafasan tubuh. Membantu mengatur system metabolisme yang normal melalui sirkulasi kelenjar buntu dan saraf.<br />6.Memperbaiki penyerapan mineral untuk membantu menguatkan tulang dan rangka tubuh dalam mencegah kerapuhan dan kerusakan tulang.</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue; font-weight: bold;">KACANG KEDELAI TURUNKAN KOLESTEROL</span><br />Kedelai tidak hanya kaya protein tapi juga isoflavones. Zat inilah yang membantu manusia menurunkan total kolesterol dan mencegah penyakit kanker.<br />Isoflavones juga mengatur produksi hormone estrogen tubuh. Itulah sebabnya mengapa wanita menopause yang makan kedelai lambat terkena tulang keropos. Mereka juga tidak mengalami sindroma pasca menopause yang hebat, seperti keluar keringat dingin terus-menerus dan perasaan berubah-ubah.<br /><br /><br /><span style="color: blue; font-weight: bold;">KEDELAI BISA SEMBUHKAN DIABETES</span><br />Zuheid Noor, seorang peneliti dan dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM mengindikasikan senyawa bioaktif anti-tripsin dalam biji kedelai ebagai obat karena komoditi ini mudah di dapat dimana-mana,” kata Zuheid Noor.<br />Menurut, senyawa anti-tripsin yang di kandung kedelai dapat menghambat metabolisme protein di dalam tubuh menghambat metabolisme protein di dalam tubuh sebagai akibat terbentuknya tripsin anti-tripsin kompleks. Terbentuknya komplek semacam ini dapat memacu pangkreas untuk memproduksi banyak enzim tripsin untuk memenuhi kebutuhan.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><span style="color: blue; font-weight: bold;">SUSU KEDELAI RINGANKAN MENOPOUSE</span><br />Kedelai rupanya tak hanya menawarkan makanan yang lezat dan murah, tetapi para ahli gizi sejak lama sudah menempatkan produk-produk yang di olah dari bahan kedelai itu dalam daftar A. Dengan kandungan lemak rendah tetapi tinggi protein nabati.<br />Bahkan kedelai ini tampaknya juga di sebut kabar gembira bagi wanita. Sebab ini di duga bisa membantu juga mengurangi bercak-bercak panas, salah satu gejala menopause yang mengganggu. Bercak-bercak ini yang di sebabkan pelebaran pembuluh darah terasa ruam-ruam merah kuat di seluruh tubuh.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="color: blue; font-weight: bold;">KEDELAI MUJIKZAT PEMBEBAS BERBAGAI KANKER</span><br />Kedelai mengandung zat-zat oksigen yang melindungi sel dari kerusakan akibat molekul oksigen yang tidak stabil dikenal sebagai radikal bebas. Radikal bebas ini di anggap bertanggung jawab dalam memulai berbagai jenis kanker dan juga orang lebih cepat tua. Apabila kolesterol huruf yang di sebut LDL Teoksidasi, kolesterol ini menyulut pembentukan plak. Dan kedelai karena mempunyai anti-oksidan bisa mencegahnya.<br />Kita tahu, kedelai mengandung Isoflavones salah satunya yang tampaknya menggugah arus darah ke tumor. Menurut para ahli protein kedelai senjata sangat ampuh untuk membinasakan kolesterol zat lemak penyumbat arteri yang dapat mengakibatkan serangan jantung dan stroke.<br />Setelah kanker kulit, kanker prostate merupakan kanker yang paling banyak mengakibatkan kematian. Tapi ada anggapan bahwa kedelai bisa melindungi prian dari kanker prostate.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;"><span style="color: blue;">KEDELAI BANTU MELINDUNGI OTAK DARI SERANGAN KANKER</span><br /></span> Banyak mengkonsumsi kedelai ternyata dapat membatu mengatasi gangguan Alzeimer (salah satu penyakit otak yang mematikan) yang telah menyerang lebih dari setengah penduduk Amerika usia di atas 85 tahun. Demikian di laporkan kata peneliti Helen Kim, professor dari University of Albama Birmingham, sekaligus pemimpin study tersebut.<br />Kedelai yang mengandung bahan phytoestrogen dan bisa menurunkan penyakit jantung dan osteoporosis, kemuingkinan membantu melindungi atau melawan Alzeimer. Kelainan fungsi pada protein tersebut juga terdapat pada otak manusia yang terkena Alzeimer dan dapat mengakibatkan struktur skeletal pada sel saraf otak menjadi kolap.<br />Wanita yang kehilangan estrogen setelah berhenti menopause sangat beresiko terkena Alzeimer, namun laki-laki juga tidak bebas begitu saja dari penyakit mematikan ini.<br /><br /><br /><br /><span style="color: blue; font-weight: bold;">PROTEIN KEDELAI MENCEGAH KANKER PAYUDARA</span><br />Washington, peneliti ini di danai oleh Departemen Pertanian AS, berbagai uji coba terhadap tikus menunjukan protein kedelai dapat membantu mencegah kanker payudara.<br />Kedelai kaya akan protein isoflavon yang kadang berperan marangsang produksi hormone estrogen dan kadang mencampuri efeknya, sehingga zat anti kanker payudara yang terkenal tamoxijen dapat bekerja.<br />Sejumlah peneliti independent pada kelompok kecil wanita telah menunjukan, wanita yang meminum susu kedelai memiliki tingkat estrogen yang rendah dalam darah mereka.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-66258528192599112442009-09-14T19:16:00.000-07:002009-09-14T19:17:07.364-07:00Materi Kesehatan: Anak Tunggal atau Kembar<p><b><span style="color: red;">Tanda Anak Kembar adalah :</span></b><br /></p><ul><li>perut lebih besar dari pada yang sesuai dengan tuanya kehamilan.</li><li>meraba 3 bagian besar atau lebih (yang di maksud bagian besar adalah kepala dan bokong sedangkan yang kecil adalah kaki dan tangan.</li><li>meraba 2 bagian besar berdampingan.</li><li>meraba banyak bagian-bagian kecil.</li><li>mendengar bunyi jantung anak pada dua tempat dengan sama jelasnya dan memiliki perbedaan frekwensi 10 denyut atau lebih dalam 1 menit.</li><li>pemeriksaan elektrokardiografi, ultrasound.</li><li>pada hydramnion selalu harus diingat kemungkinan kehamilan kembar.</li><li>pada RO foto ultrasonogram nampak 2 kerangka janin.</li></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-15106607221844619932009-09-14T19:15:00.001-07:002009-09-14T19:15:47.704-07:00Materi Kesehatan: Perbedaan Primigravida dan Multigravida<span style="font-size: large;"><b style="color: blue;"><span style="color: red;">Perbedaan </span></b><b style="color: blue;">Primigravida dan </b><b style="color: blue;">Multigravida </b></span><br /><b style="color: blue;">Primigravida </b>:<br /><ul><li>buah dada tegang</li><li>puting susu runcing</li><li>perut tegang dan menonjol kedepan</li><li>striae lividae</li><li>perineum utuh</li><li>vulva tertutup</li>hymen perforatus<li>vagina sempit dan teraba rugae</li><li>portio runcing, ost. ext. tertutup</li></ul><br /><br /><b style="color: blue;">Multigravida </b>: <ul><li>lembek, menggantung</li><li>puting susu tumpul</li><li>perut lembek dan tergantug</li><li>striae lividae dan striae albicans</li><li>perineum berparut</li><li>vulva mengangah</li><li>carunculae myrtiformis</li><li>vagina longgar, selaput lendir licin</li><li>portio timpul dan terbagi dalam bibir depan dan bibir belakang.</li></ul>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-76314984998874267572009-09-14T19:12:00.001-07:002009-09-14T19:12:59.046-07:00Materi Kesehatan: Pemeriksaan Umum Kehamilan<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="color: red; font-weight: bold;">Apa sajakah Pemeriksaan Umum Kehamilan ?</span><br /></div><ol style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><li>Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bantuk badan, kesadaran.</li><li>Adakah anemia, cyanosis, icterus, atau dyspnoe.</li><li>Keadaan jantung dan paru-paru.</li><li>Adakah oedem :<br />Oedema dalah kehamilan dapat disebabkan oleh toxemia gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinaemia dan penyakit jantung.</li><li>Refleks :<br />terutama refleks lutut. Refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.</li><li>Tensi :<br />Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 systolis atau 90 diastolis.<br />Juga perubahan 30 systolis dan 15 diastolis di atas tensi sebelum hamil menandakan toxemia gravidarum.</li><li>Berat badan :<br />walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk kurang baik di bandingkan dengan orang yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu memeriksakan diri.<br />Berat badan dalam triwulan ke III tidak boleh tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan.<br />Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan di sebut praoedema.</li><li>Pemeriksaan Laboratorium<ul><li>Air kencing :<br />- terutama diperiksa atas glukose, zat putih telur dan sedimen.<br />Adanya glukose dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya.<br />-Dalam akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif adanya laktose dalam air kencing. Zat putih telur positsf dalam air kencing pada nefritis, toxemia gravidarum dan radang dari saluran kencing.</li><li>Darah :<br />- dari darah perlu ditentukan Hb, sekali 3 bulan karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.<br />- Selanjutnya perlu di periksa reaksi seroogis (WR) dan golongan darah. Juga pemeriksaan kadar gula darah. Reaksi Wasserman positif dan lues, tetapi juga pada fraimboesia.<br />Golongan darah ditentukan supaya kita cepat dapat mencairkan darah yang cocok jika penderita memerlukannya. Kalau ibu golongan O maka mungkin timbul ABO antagonisme.</li><li>Faeces diperiksa atas telur-telur cacing.</li></ul></li></ol>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3535373301469245747.post-52854634633006533462009-09-14T19:10:00.000-07:002009-09-14T19:11:36.450-07:00Materi Kesehatan: Keluhan Normal Ibu Hamil<div style="color: rgb(51, 0, 153); font-weight: bold; text-align: center;"><span style="font-family: webdings;">Keluhan Normal yang Biasa terjadi pada Kehamilan</span><br /></div><ul><li>Mual-mual ringan pada 3-4 bulan pertama kehamilan<br /></li><li>Sering mengantuk pada 3-4 bulan pertama kehamilan dan pada minggu terakhir kehamilan<br /></li><li>Rasa nyeri anggota tubuh yang akan hilang bila beristirahat, dipijat,atau berolahraga<br /></li><li>Napas sedikit sesak pada kehamilan 8-9 bulan karena desakan janin.</li></ul>Unknownnoreply@blogger.com0