Beberapa bentuk penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat antara lain:
1. Pedofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak dibawah usia pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadisme organik, atau gangguan kepribadian organik.
2. Eksibisionisme. Kepuasan seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak dikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.
3. Fetisisme. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian alat kelamin.
4. Transvestisme. Kepuasan seksual dicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme. Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti kelamin.
6. Voyerisme/Skopofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktivitas seksual yang dilakukan orang lain.
7. Masokisme. Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme. Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksual dicapai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiksa pasangan). Hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan Lesbianisme. Penyimpangan seksual yang ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama.
10. Zoofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi. Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.
12. Nekropilia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek mayat.
13. Koprofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek feses.
14. Urolagnia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum.
15. Oral Seks/Kunilingus. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita.
16. Felaksio. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin laki-laki.
17. Froterisme/Friksionisme. Kepuasan seksual dicapai dengan cara menggosokkan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.
18. Goronto. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan lansia.
19. Frottage. Kepuasan seksual dicapai dengan cara meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis.
20. Pornografi. Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual (Maramis WF, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar